"Kehadiran kalian adalah kesialan bagiku." -Gun
.
.
.
Hari ini Gun, Off, dan Mild berencana mengunjungi apartemen Mek. Gun sangat senang Mek sudah kembali. Karena Mek sering sekali membelikannya oleh-oleh setiap kali ia bekerja di luar kota maupun luar negeri. Mungkin Mek sudah ketularan Mild yang selalu memanjakan Gun.Gun merasa kehadiran mereka bertiga adalah obat dari rasa kesepian yang sering menderanya karena tinggal jauh dari orang tuanya. Orang tua Gun harus rela meninggalkan Gun di Thailand karena bocah itu bahkan menolak pindah ke New York. Mereka pun mempercayakan Gun pada Mild. Mild memang sudah seperti bagian dari keluarga Gun.
.
.
.
Gun baru saja keluar kelas dan menuju parkiran yang berada di lantai underground gedung fakultasnya. Waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore, ia harus segera berangkat ke apartemen Mek. Ia melarang Off untuk menjemputnya karena Off sedang tidak ada kelas, akan merepotkan jika Off harus ke kampus dulu untuk menjemput Gun. Untunglah mobil Gun sudah keluar dari bengkel.Srek..
Seseorang tidak sengaja menginjak sampah plastik di lantai parkiran dan membuat Gun menolehkan kepalanya.
"Orang itu..."
Entah kenapa sudah beberapa hari ini Gun merasa sering diikuti seseorang. Dan lagi-lagi orang itu...
"Siapa dia? Kenapa dia seperti sedang mengikutiku?"
Gun pun mempercepat langkahnya menuju mobilnya dengan langkah takut dan was-was. Ia sudah menghubungi Off untuk memberitahukan bahwa kelasnya sudah selesai dan ia akan pergi ke rumah Mek sekarang.
Belum sempat ia membuka pintu mobilnya, seseorang muncul dari bagian belakang mobilnya dan memukul kepalanya dengan tongkat kayu.
Kejadiannya begitu cepat hingga Gun tidak sempat menghindar.
"Aarghh...." Jeritan kesakitan terdengar dari mulut Gun. Ia sudah tersungkur di lantai dan masih mencoba membuka matanya untuk melihat dua orang yang menyeringai di hadapannya. Dan salah satunya..
"P'Joss..."
Flashback
Joss kembali ke parkiran setelah meninggalkan Off dan Mild. Ia masih emosi dengan kelakuan Off yang selalu menghalanginya.
Saat ia menuju ke mobilnya, tanpa sengaja ia melihat sesosok pria di dalam mobil yang ia kenal.
"Itu mobil Off, kan? Dan pria itu...?" Joss menyeringai ketika ia merasa sudah menemukan jawaban yang tepat untuk pertanyaannya.
Joss sudah tahu tentang Off yang menjalin hubungan dengan seorang pria. Namun baru kali ini ia mengetahui rupa pria tersebut.
"Menarik" ucap Joss dalam hati.
Flashback end
Gun sudah tahu rupa Joss ketika pertama kali Mild menunjukan fotonya saat bercerita soal pria yang sering mengejar-ngejarnya.
"Senang bertemu denganmu, sayang." Ucap Joss dengan seringainya.
Hal terakhir yang Gun lihat adalah Joss yang membungkuk ke arahnya sebelum kegelapan menyergapnya.
.
.
.
Sedangkan itu di apartemen Mek, Off baru saja sampai."Hai bro, apa kabar?" Tanya Off sembari memeluk sahabatnya itu.
"Baik, kau sendiri?" Balas Mek.
"Selalu baik."
Off dan Mek masuk ke dalam apartemen mewah tersebut dan mendapati Mild sedang menonton TV sembari memakan snack.
"Off, dimana Gun?" Kali ini Mild yang bertanya.
"Dia bilang dia akan kesini setelah kelasnya selesai. Dia membawa mobilnya sendiri dan tidak ingin dijemput."
"Dan kau menurutinya?" Tanya Mild kali ini dengan nada sedikit tinggi.
"Gun yang memaksa ingin pergi sendiri. Aku sudah mengatakan ingin menjemputnya, tapi kau tahu sendiri sifat adikmu Mild. Dia keras kepala."
"Ya sudah, lebih baik kalian hubungi Gun. Tanya dia sudah sampai mana." Mek menengahi.
Belum sempat Off membuka handphonenya, Mild sudah lebih dulu berkata..
"Aku yang akan menghubunginya."
Tuut..
Tuutt..
Tuuttt.."Ayolah Gun, angkat teleponmu!" Mild kelihatan gelisah.
"Mild, sebenarnya ada apa denganmu? Kenapa khawatir sekali dengan Gun?" Off bertanya ketika menangkap raut wajah gelisah Mild.
Mild masih mencoba menghubungi Gun dan menghela napas kasar.
"Gun melarangku mengatakan ini karena tidak ingin membuatmu khawatir Off. Seperti yang kau bilang, Gun itu keras kepala tapi juga naif. Sebenarnya kemarin malam dia bercerita bahwa ia merasa ada yang mengikutinya sejak tiga hari yang lalu. Entah kenapa aku merasa risau saat mendengarnya. Lalu aku teringat ancaman Joss untukmu Off. Aku takut Joss berbuat buruk terhadap Gun karena kau selalu menghalanginya." Jelas Mild panjang, ia rasa ini sudah yang paling benar dengan mengatakannya pada Off. Mild akan merasa sangat bersalah jika Gun sampai ikut terlibat dalam masalahnya dengan Joss.
"Kenapa kau baru mengatakannya sekarang Mild?! Aishhh!" Sekarang Off menjadi sangat-sangat khawatir.
"Kau coba hubungi Gun lagi, Off. Aku akan coba hubungi teman-teman kuliahnya." Perintah Mild.
"Aku akan mencoba menghubungi orang-orangku (bodyguard) untuk mencari Gun." Kali ini Mek ikut turun tangan. Biar bagaimanapun Gun juga sudah seperti adiknya sendiri.
.
.
.
.
Gun mengerjapkan matanya mencoba mengumpulkan kesadarannya.
Hal pertama yang ia lihat adalah Joss yang sedang duduk sembari menyilangkan kakinya, dan beberapa anak buahnya berdiri di belakangnya, salah satu orang itu adalah pria yang mengikutinya sejak beberapa hari yang lalu."Akhirnya kau bangun juga." Ucap Joss.
Gun kini sadar sepenuhnya. Ia melihat dirinya yang diikat di sebuah kursi besi. Ikatan di lengannya bahkan terlalu ketat hingga melukai tangannya saat ia mencoba melepaskan diri.
"Apa mau mu brengsek?!" Gun bersuara dan menatap tajam ke arah Joss.
"Mauku? Aku hanya ingin bermain denganmu." Seringai Joss yang kini memajukan wajahnya ke arah Gun.
"Lepaskan aku!"
"Tidak semudah itu sayang. Kekasihmu itu berani mengganggu perburuanku. Sekarang giliranku mengganggu mangsanya." Joss bahkan kini berani mengelus pipi Gun.
"Apa yang kau lakukan bangsat?! Lepaskan! Jangan sentuh aku!"
"Diam!!" Jos menampar pipi Gun dengan keras, rasa sakit di kepalanya kembali menyerang. Gun menggelengkan kepalanya berharap sakitnya berkurang.
"Jangan berteriak padaku! Kau sama saja dengan kekasih bodohmu itu! Mengganggu sekali!" Joss kini mencengkram rahang Gun erat.
"Tolong lepaskan aku.." ucap Gun lirih karena kesadarannya mulai menghilang.
Joss tidak menanggapi ucapan Gun. Ia memundurkan tubuhnya dan memerhatikan tubuh lemah Gun.
"Ini akibatnya jika kau berani menggangguku, Off. Jika aku tidak bisa mendapatkan Mild. Maka kau juga tidak akan pernah bisa bahagia dengan kekasih jalangmu ini." Bisik Joss menyeringai.
"Luke, urus jalang ini. Lakukan seperti rencana. Buat dia membenci dirinya sendiri. Jika perlu buat saja dia cacat seumur hidup."
Kalian pasti tahu rencana keji macam apa yang Joss rencanakan untuk membuat Gun membenci dirinya sendiri. Ketakutan memenuhi pikiran Gun. Ia berteriak dalam hati berharap Off datang menyelamatkannya.
Tapi semuanya sia-sia.
Dan pada malam itu, dunia Gun hancur sepenuhnya. Semua kesempurnaan yang ia rasakan bersama Off, bahkan kehadiran Mild yang seperti kakak kandungnya itu, entah kenapa kini terasa seperti hukuman baginya.
.
.
.
.
Next chapter-->
KAMU SEDANG MEMBACA
Losing the Spark [OffGun]
FanfictionCOMPLETED 💚 [Short fanfic] Semuanya terasa sempurna dalam hidup Gun. Kekasihnya yang tampan, sahabatnya yang sudah seperti kakaknya sendiri, lalu bagaimana semuanya kini terasa salah? "Maafkan aku, Gun." Off & Mild. Bukan. Ini bukan sebuah kisah ci...