Part 1💐

128 4 0
                                    

Welcome to my new story.
Hehehe

Heppi riding:)

******

Jela pov

  Demi apa badan gue rasanya mau remuk. Dari jam 04 pagi sampai jam 09 malam gue engga punya waktu untuk istirahat. Jadi gue habis nikah. Iya nikah.

Nikah sama mantan.

Kaya cerita di novel-novel engga sih? Saat ini gue sedang duduk di pinggir ranjang lengkap dengan kebaya resepsi tadi dan menunggu suami gue kelar dari kamar mandi.

  Alaric Perdiano Samudera atau Ayik, dia itu mantan gue waktu SMP kelas 2 hingga kelas 3. Dulu Alaric dekil, pendek, dan botak. Tapi gue suka, yang menjadi daya tariknya adalah sifatnya yang humoris dan hal itu adalah hal yang paling gue cari-cari karena gue adalah anak broken gome. Ayik adalah nama panggilan dari gue dan gue satu-satunya yang boleh manggil dia dengan nama itu. Semua baik-baik aja sampai suatu saat tanpa alasan dia memutuskan gue tepat setelah ujian sekolah selesai. Gue menangis dan bertanya apa yang menjadi alasanya tapi dia pergi tanpa memberikan jawaban apapun.

  Kalau diingat-ingat sedih banget tapi setelah masuk SMA gue mulai terbiasa tanpa dia. Ayik juga menghilang dari dunia media sosial. 

   Mungkin semesta sangat suka mempermainkan kami hingga kami di jodohkan. Rasanya canggung banget. Ayik yang gue kenal sekarang dengan yang dulu berubah total, Alaric yang sekarang sudah berubah total dia ganteng dengan tubuh tinggi berisi tepat porsinya, berbanding seratus delapan puluh derajat menjadi pria idaman para wanita.

  'Ceklek'

   Itu suara pintu kamar mandi terbuka. Dia sudah selesai mandi dan gue langsung masuk buat mandi.

   Oh iya, bukan cuma fisik Alaric yang berubah tapi sifatnya juga.

   Tidak ada Ayik lagi...


***

   Saat ini gue dan Alaric masih di rumah orang tau Alaric. Setelah selesai dengan urusan kamar mandi dan siap untuk merebahkan tubuh yang sudah terasa remuk ini, gue melihat Alaric yang sudah merebahkan dirinya dengan posisi membelakangi gue. Gue menoleh keseluruh penjuru kamar tapi tidak ada sofa yang tersedia.

   Kita tidur satu ranjang?

   "Al en-"

  "Tidur." Tiba-tiba Alaric bicara.

  "B-berdua?" Gue tanya gue.
 
   "Bertiga" Ha? gue jadi bingung perasaan kita berdua doang di kamar. Enggak mungkinkan Bi Rina tidur disini juga?

  "Berdua bego. Cepat tidur! besok lo udah harus pindah sekolah ke sekolah gue. Jangan ngerepotin gue" Gue tersentak.

   Ini sifatnya yang berubah maksud gue. Apa gue merepotkan ya? gue jadi merasa engga enak. Dengan gerakan pelan gue mulai merebahkan badan gue dan memunggungi dia.

*****

   Pagi ini gue sudah siap dengan seragam sekolah baru gue yang samad dengan Alaric. Pagi ini gue berangkat dengan Alaric. Kita pergi menggunakan motor besar milik Alaric. Jarak dari rumah Orang tua Alaric dengan sekolah lumayan jauh. Gue bingung belum sampai sekolah tapi dia berhenti di persimpangan.

   "Turun."

   Gue turun.

   "Mandiri udah besar!" Dia gomong terus ninggalin gue. 

   Hah? Gue jalan gitu? 

   Sialan lo kutub utara.


Nikah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang