Part 5💐

52 7 1
                                    

Celamat membaca
.
.
.
.
.
.
.

   Pagi ini Jela berjalan di Koridor sekolah. Koridor lantai 3 sudah mulai ramai dipenuhi oleh siswa/i mereka berlalu lalang menunggu bel sekolah berbunyi. Melihat pemandangan sekolah barunya membuat ia merindukan sahabat SMA lamanya di bandung. Meskipun sudah sebulan bersekolah di sekolah barunya, ia tetap belum memiliki sahabat perempuan yang asik di ajak untuk bergosip ria layaknya perempuan. 

  "Woi" Kejut sesorang yang tak lain adalah Indra.

   "Apaan sih Dra" Jela mengusap dadanya. Hanya Indra satu-satunya yang menjadi teman dekatnya saat ini, ia juga sedikit bingung kenapa tidak ada yang perempuan mau mengajaknya untuk bermain bersama?

   "Hehe, eh lo udah sarapan belom Jel" Tanya Indra berjalan disamping Jela. Meskipun begitu ia tetap senang berteaman dengan Indra. 

   "Udah dong"

  "Jel nanti istirahat di kantin atau perpus?" Indra sedikit bingung ingin basa-basi apa. Pertanyaan yang satu ini s eharusnya bisa ditanya nanti tapi pertanyaan itu yang melintas di pikiran nya jadi itu yang dia tanya.

  "Hum gue mau kantin deh" Jela tersenyum.

  Pagi ini Rahel seperti agak berbeda. Biasanya Rahel itu semangat tapi kenapa seperti lesuditambah bengkak di bagian matanya.

  "Jel lo digigit lebah ya? Mata lo bengkak"  Tanya Indra penasaran.

   "Eh itu enggak tadi malam gue main HP ia main hp sampai jam tiga hehe" Ucap Jela mulai membuang pandangannya, ia takut Indra tau kalau dia menangis. Jela menangis karena merindukan zico, anjing lucunya yang ia tinggalkan di bandung (jenis doberman) 
 
    "Hmm masa sih bisa bengkak" Indra memandang Jela penuh curiga masa iya bisa bengkak kalau hanya bermain HP saja.

   "Serius?" Tanya nya penuh slidik.

   "Ia ah, ck bawel deh lo Dra" Indra terkekeh melihat Jela sepertinya kesal dengan dirinya.

   "Udah ah nanti masuk dihukum lagi sama Buk Ria" Jela berjalan lebih cepat mendahului Indra.

****

   Bel istirahat sudah berbunyi sekitar lima menit yang lalu dan Jela masih sibuk membaca novel romance miliknya sehingga tidak menghiraukan Indra yang kesal melihat dirinya.

   "Jel kata lo ke kantin tapi ini malah baca buku gimana sih lo?" Fiks Indra tidak dapat menahan rasa kesalnya.

    "Eh ia kok gue lupa ya" Dasar Jela, ia menepuk dahinya.

   "Dasar nenek-nenek pikun lo"  Jela hanya terkekeh lalu menyimpan novel romance nya dan berjalan beriringan dengan Indra menuju kantin.

   Pandangan Jela beredar keseluruh kantin, ramai. Oke untung ada dua kursi  tersisa meskipun sudah ada yang duduk di meja itu tapi di kursi sisi lain tidak ada yang isi.

  "Misi bole duduk disini enggak?" Indra tersenyum penuh arti dan kedua perempuan itu melongo.

  "Halo boleh?" Tanya Indra sekali lagi. 

   Keduanya berpandang sebelum mengangguk cepat. Mana mau mereka menolak duduk bersama Indra dan temannya. Teman? Mereka belum bisa memastikan hal itu tapi dilihat-lihat mereka cocok meskipun tidak iklhas

   "Jel lo pesan?"

  "Biasa, lo kan udah tau" Kedua perempuan di depan merekan mulai terkejut. Ha?! Jela dan temannya udah deket bahkan sudah saling tau kebiasaan.

   "Tunggu ya" Indra pergi ikut memesan makanan bersama rombongan siswa/i lainnya.

   "Hai kenalin gue raisa dan ini Angel" Jela yang sebelumnya memainkan ponselnya menatap kedua perempuan yang tersenyum padanya.

   Ia ikut tersenyum. "Gue Jela".

  "Kalau boleh tau Indra siapa nya lo?" Mereka mulai kepo karena sebelum nya Indra belum memiliki teman perempuan bahkan mereka tidak pernah sekali pun melihat Indra sedekat ini dengan perempuan.

   "Teman" Raisa dan Angel bernafas lega, mereasa beruntung populasi cogan mereka tidak berkurang. Mereka mulai sibuk dengan kegiatan masing-masing. Kedua perempuan itu sibuk ketawa-ketiwi sambil makan bakso.

   "Nih" Indra meletakkan tepat di atas meja depan Jela.

  "Makasih" Jela menerima nya penuh semangat. Indra mendekat kan saus, kecap bahkan menuangkan nya. Ia bahkan tidak segan, rasanya mereka sudah lama berteman.

  "Gue buatin ntar lo ga sesuai porsi lagi" Jela terkekeh.
 
    "Makasih Indra anak sok tau"

    "Apaan sih lo"

    "Kan emang ia lo sok tau"

   "Mag lo kambuh baru tau rasa lo"

  "Enak aja" Ucap Jela.

    "Iya ia makan tuh bakso lo, ngomong mulu" Jela langsung melahap Bakso nya dengan tidak sabaran.

    Perlu ditekankan bahwa Jela bukan tipe sok jaim, dulu iya dulu Jjela adalah tipe kalem-kalem lembut bahkan anggun. Oh ayo lah itu dulu kenangan Jela dengan seseorang yang meninggalkan dirinya hanya karena tanpa alasan tidak jelas. jadi Jela benci sifat jaim karena sifat jaimnya hanya untuk masa lalu yang paling ia sayang tapi itu tidak akan kembali terulang bahkan rasanya mustahil.

   Indra mengambil  rambut Jela untuk diikat dengan tangannya agar tidak menganggu Jela makan. Jela makan dengan lahap sanking lahapnya Ia tidak mengetahui bahwasanya Indra melakukan hal itu padanya. 

   Angel dan Raisa tertegun sekaligus terkejut. Teman dari segi mana jika sedekat ini? bahkan ini mah layak disebut pacaran, huhu.

    Mereka berdua hanya saksi mata melihat Taka dan Rahel terus bercanda gurau.

   "Ehem Jel kalian berdua sebenarnya punya hubungan enggak sih?" Raisa mulai tidak tahan mulut nya gatal ingin bertanya.

  "Ia kita punya hubungan" Raisa Angel bahkan Indra terkejut. Indra menoleh pada Jela meminta kepastian dengan tatapan.

    "Sebaga Teman".

    Jleb!

******

Hai woiii apa kabar
Baek ye kan?

Aku minta maap yo karna aku itu penulis amatir banget hehehe

Tapi ai lop yu hehheeh

Tingalin coment dan vote dong.

Mau di spam next la hehe😋😋😋


(Versi Revisi)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Nikah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang