Happy reading
*****
"Ice cream.. ice cream.. yey ice cream" Jela bersenandung ria. Ia sibuk memindahlah ice cream rasa coklat miliknya pada mangkuk berukuran sedang.
Minggu siang kali ini matahari sangat percaya diri menampakkan dirinya sehingga membuat orang-orang akan malas untuk sekedar keluar begitu juga dengan Alaric.
Pria itu memilih rebahan pada sofa empuk sambil memainkan game di ponselnya. Alaric tidak menghiraukan kedatangan Jela yang memilih duduk di single sofa.
Jela melahap hingga setengah ice cream miliknya. Sesekali ia melirik pada Alaric, sedikit penasaran dengan cowo itu. Merasa haus, Jela beranjak dari duduk nya untuk mengambil air mineral.
Kosong. Air di dalam dispenser kosong ia beralih pada lemari pendingin, kosong. Haus, Jela adalah salah satu manusia yang tipikalnya tidak dapat memakan yang terlalu terlalu manis tanpa air mineral karena ia akan muntah. Itu adalah salah satu fakta dari Jela.
Menggigit kuku jempolnya, ia tidak memiliki pilihan lain kecuali berbicara dengan Alaric.
"Gimana ini? gue takut Alaric marah" Batin Jela begemuruh. Karena tau sifat Alaric yang sensitif terhadapnya membuat dia menjadi lebih takut jika harus menganggu pria itu.
Oke Hel lo bisa. Batinnya.
"Ehem! Al" Jela berdiri di dekat Alaric.
"Alaric bagiin duit buat beli minum dong" Alaric tidak bergeming.
"Al" Kini Jela itu mulai mengguncang tubuh Alaric.
"Lepas" Ucap Alaric tapi Jela tidak berhenti, mulutnya mulai tidak enak. Rasa eneg itu mulai mendominasi mulutnya apalagi ia memakan banyak ice cream.
"Tolong bagi duit, minum abis" Jela berhenti mengguncang tubuh Alaric sebab cowo itu sudah berdiri.
Jela menengadah menatap mata Alaric. Menelan ludah dengan susah payah karena melihat air muka Alaric yang tidak bersahabat. "Duit gue abis, boleh bagi duit lo ga?" Bukannya mendapatkan uang ia malah mendapatkan kata-kata pedas.
"Dasar cewe murahan".
Hah?! Jela membelalak.
Salah Jela dimana? Ia hanya meminta uang untuk membeli Air bukan untuk menjual diri.
Sakit.
Jela merasa kesal, sedih, emosi bercampur aduk.
"M-maksud lo?" Jela mulai terbata-bata.
"Lo senangan tangan lo dipegang sama cowo lain?" Alaric mulai tersenyum meremehkan.
"M-maksud lo apa sih? Gue enggak mengerti" setumpuk air mulai bergenang di pelupuk matanya.
"Udah deh lo tuh gak usah banyak sandiwara. Di lapangan tadi tangan lo dipegang sama Adrian senangkan lo?! Dasar murah---"
Plak
Satu tamparan lolos mengenai pipi Alaric bersamaan juga sebening air yang jatuh dari bendungannya. Rahel marah ia tidak Terima diperlakukan seperti ini. Alaric mulai memancarkan kilatan amarah melalui sorot matanya.
"Lo jahat" Setelah mengucapkan hal itu Jela berlari masuk pada kamarnya dan menutup pintu dengan cukup kuat. Rasa sesak terasa pada dada kanannya.
Merasa aneh ia lari pada kamar mandi dan memuntahkan segala isi perutnya.
"Huekk"
Alaric yang memijat pelipisnya sambil berjalan menuju kamarnya berhenti karena mendengar suara dari kamar Jela.
Ia menempelkan telinganya dan suara itu tetap terdengar. Merasa ada yang tidak beres ia membuka pintu tersebut dan tidak menemuka Jela, kemudian matanya beralih pada kamar mandi. Alaric masuk kedalam kamar mandi dan melihat Jela sedang bersimpuh pada kloset.
Terkejut? pasti. Kenapa Jela bisa muntah padahal Jela tidak sakit. Apa jangan-jangan Jela hamil. Tidak, tidak mungkin ia bahkan belum melakukan 'itu dengan Jela. Lalu apa yang terjadi? Kenapa Jela muntah.
"Al" Panggil Jela sukses membuyarkan lamunan Alaric. Pria itu dengan segera mendekati Jela dan mengambil seluruh rambut Jela agar tidak mengenai muntahan Jela.
"Udah?" Ucap Alaric sambil memijat pelan punggung Jela.
Jela mengangguk pelan sambil memejamkan matanya. Tanpa berlama-lama Alaric mengangkat tubuh Jela.
"Gue butuh minum Al" Ucap Jela setelah Alaric menidudrkan seluruh tubuh Jela. Alaric terkejut apa mungkin ini sebabnya Jela muntah?
"Lo tunggu, gue ambil bentar" Alaric dengan cekatan mengambil jaket bomber miliknya lalu bergegas turun.
Sedangkan Jela masih menahan gejolak didalam perutnya. Ia salah tidak menyiapkan minum terlebih dahulu sebelum memakan yang terlalu manis. Kepalanya mulai pusing dan ia memutuskan untuk berbaring, berusaha menahan rasa mualnya.
Sejujurnya ia bahkan belum makan siang.
*****
Haiii gaesss. Selamat hari raya idul fitri
Gaiss. Kalau ada salah ku sebagai author aku minta maaf ya. Mohon maaf lahir dan batin. Love you all.
Double up lo😌😬😎
(VERSI REVISI)
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Muda
RomanceGimana perasaan kalian kalau kalian nikah muda. Mungkin masalah besar mungkin tidak. Gak masalah sih kalau kita nikah sama yang masuk kriteria kita. Kan masih bisa saling pendekatan atau saling menerima takdir. Tapi gimana kalau kalian nikah sama m...