Part 12

91 15 0
                                    

"Keberanian memang sangat diperlukan apa lagi saat kita tertindas."
-Fisya Anastasya-

***

Pagi ini Fisya berangkat sekolah di jemput oleh Yudhis. Seperti biasa saat Fisya keluar rumah Yudhis sudah menunggu di atas motornya itu.

Saat Fisya menghampiri Yudhis, dia sedang memainkan ponselnya.

"Yud." Panggil Fisya.

"Udah?" Dan di angguki oleh Fisya

"Yaudah ayo." Setelah itu Fisya naik ke motornya Yudhis dan motor melaju menuju sekolah.

Saat sampai di parkiran sekolah seperti biasa jika Fisya berangkat atau pulang bersama Yudhis pasti akan mendapat banyak cacian dan juga pujian, walaupun pujian itu lebih di tujukan kepada Yushis sang pangeran sekolah.

'Eh eh mereka sampai tuh'

'Ih jijik banget si Fisya maen nempel nempel kaya gitu'

'Lagian mau aja sih si Yudhisnya sama cewe murahan kaya gitu'

Fisya yang mendapat kata kata cacian seperti itu hanya bisa menundukan kepala. Fisya bukannya takut, bukan. Melainkan hanya mencoba untuk tidak berbuat ulah di sekolah ini mengingat bahwa dia sudah kelas 12 dan itu berarti sebentar lagi akan keluar, apa lagi dia hanya seorang gadis biasa yang sekarang tidak mempunyai apa-apa. Ya sekarang dia memang tidak mempunyai apa-apa berbeda dengan dulu yang hidup berkecukupan, bahkan dia juga dulu cukup di segani oleh banyak orang termasuk siswa SMA Golden.

"Udah ga usah nunduk gitu jalan kaya biasa aja lama-lama mereka juga bakal diem ko." Yudhis menarik dagu Fisya agar gadis itu melihat kedepan dan tidak menunduk terus saat berjalan.

Saat sudah sampai di dalam kelas, Yudhis dan Fisya segera duduk di tempat mereka masing-masing.

"FISYAAAA."

Baru saja Fisya akan duduk dia langsung di kagetkan dengan suara Luna.

"Apasi pagi pagi udah teriak aja lu pikir ini hutan apa." Amuk Arya, baru saja dia memejamkan mata ingin tidur tetapi suara Luna berhasil menggagalkan waktu tidurnya.

"Terserah gua dong mulut mulut gua, lagian molor ko di sekolah sono pulang ke rumah lo kalau gak mau di ganggu." Balas Luna tak kalah nyolot, padahal dia yang salah kenapa dia yang nyolot heran Arya.

Dannis ikutan menimpali pertengkaran mereka berdua. "Udah diem kalian berdua itu salah tau gak."

"Lah gua salah apa Nis?" Tanya Arya

"Lu molor di sekolah udah tau di sskolah itu tempat belajar bukan tempat buat tidur." Luna cikikikan saat mendengar perkataan Dannis yang menurut dia itu Dannis sedang membelanya.

"Ngapain lu ketawa lu juga salah teriak teriak kaya orang utan."

Luna membulatkan mata dia pikir Dannis akan membelanya ternyata sama aja, sontak semua orang yang ada di sana tertawa mendengar perkataan Dannis barusan.

"Udah udah ah kasian Luna nya." Fisya mencoba untuk menghentikan tawa mereka agar Luna tidak terus-terusan cemberut.

"Lu tadi mau ngomong apa Lun?" Tanya Fisya

FISYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang