"Untung hati aku buatan tuhan jadi tidak mudah rapuh, coba kalau buatan cina pasti sekarang udah retak semua."
☆☆☆
Kini Yudhis dkk sedang berada di kantin karena istirahat sudah berlangsung 2 menit yang lalu. Seperti biasa mereka duduk di pojokan dekat tukang siomay.
"Yud lo beneran gak suka sama si Fisya?" Tanya Arya.
"Kenapa emang?" Bukan Yudhis yang bertanya tapi Dannis.
"Nggak sih nanya aja, ko gue kasian ya sama dia." Ujar Arya.
"Kenapa?" Kini Yudhis yang bertanya.
"Ya kasian aja gitu, dia sering di bully sama si Aurel terus keadaan keluarganya aja kaya gitu."
"Bukan urusan gue." Singkat Yudhis.
"Eh maneh tong sok kitu ke mah bogoh we karak nyaho siah." Ucap Arya menggunakan bahasa sunda.
"Lo ngomong apa Ya?" Tanya Dannis.
"Ck bule mah tong sok kepo deuh."
"Tai lo gue bilang kalau lagi ngumpul kaya gini jangan pake bahasa sunda gue gak ngerti." Ujar Dannis.
"Yeuu salah sendiri lo kutil anoa pake lahir di luar negeri segala jadi gitu kan." Ledek Arya.
"Ck masih mending ya gue muka muka bule dari pada elu muka kaya pantat panci nya ema si Lena." Lena adalah cewe gempal berkaca mata yang ada di sekolah SMA Golden.
"Ko lo tau si Nis jangan jangan wahh lo gila ya, lo tinggal serumah sama tu cewe?"
"Bukan bangke gue ngasal aja tadi." Ngeles Dannis padahal emang bener iya dia gak tau.
"Halah ngeles aja lu Nis." Timbal Yudhis.
"Dasar si kutil badak autis emang." Ledek Arya.
"Kutil badak apa kutil anoa nih?" Ucapan Daniel membuat mereka semua tertawa kecuali Dannis yang kini menjadi bahan ledekan mereka.
"Setan emang kalian semua." Dumel Dannis dan lagi lagi mereka semua tertawa.
"Udah udah gue cape ini subhanallah." Memang di antara mereka yang paling ngakak itu Arya.
"Yud jawab dong pertanyaan gue tadi." Ulang Arya karena dia ingin mengetahui perasaan Yudhis pada Fisya.
"Udah jelas kalau Yudhis itu gak suka sama Fisya." Jawab Dannis.
"Ck gue gak nanya sama lo ya monyet ragunan."
"Ehh lo ngeledek gue Ya." Sewot Dannis.
"Ck berantem mulu dengerin Yudhis mau ngomong." Ujar Daniel lalu Arya dan Dannis pun diam.
"Gue sekarang gak suka gak tau kalau nanti." Ucap Yudhis dengan jujur.
"Lah berarti lo mau ada niatan suka sama dia dong." Kata Arya setengah berteriak.
"Gak usah teriak juga bangke." Ucap Dannis sambil memukul kepala Arya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FISYA
Teen FictionKehidupan yang di alami Fisya berbeda dengan kehidupan pada umumnya. Hidup yang sudah mendapatkan banyak siksaan dan kesedihan dari ibu tirinya, kini Fisya harus mendapat kenyatan lagi bahwa kekasihnya pun menghianatinya. Entah salah apa Fisya di ma...