BAD DAY EVER (2)

23 6 0
                                    

Suaranya dalam dan serak dia berbicara dengan nada yang sangat tenang hingga membuat ku merinding

"Datanglah" kata orang itu dan diakhiri dengan gelak tawa.

Setelah telepon diakhiri tanpa pikir panjang aku langsung tancap gas menuju tempat yang di beritahukan...Tapi tunggu,tempatnya di mana yahh??? Aku memperlambat laju meidi sembari memeras otakku,

"Duhh...tadi tempat yang dimaksud tuh orang dimana yah?" Aku bertanya-tanya sambil mengembalikan memori lama ku, hingga keringat dingin bercucuran di. ,ku Aku sangat gelisah. Coba ku ingat

"Ayah bilang kami akan segera kembali ke sini, tapi kapan? 10 Ags 2005?? Tunggu... 2005? Ayah??" Sebuah tempat terbesit di pikiran ku. TIDAK MUNGKIN!

CATHLEEN'S POV END

*****************************************************************************

ADRIEL'S POV

"Riel....ADRIEL! Ngelamunin cewek yahh, makanya jadi budeg gitu" seru Ilham sembari menepuk punggungku dengan segenap kekuatannya.

"Sakit bego... apaan sih ganggu orang bengong aja," belum selesai aku bicara nih orang satu langsung nyolot dah.

"Nih jam tangan lo," katanya sambil mengulurkan jam tanganku yang hilang

"Lah kok bisa di elu?" tanyaku

"Tadi gue mau minjem tapi lo nya nggak ada jadi langsung gue comot deh" jawabnya santai

"KENAPA NGGAK NGOMONG DARITADI BEGO!" aku menyembar jamku dan langsung berlari menuju gerbang sekolah

"JANGAN NGEGAS LAH!!" Teriak Ilham kesal saat aku meninggalkan nya.

Aku harus minta maaf, tentu saja aku harus melakukannya, padahal bukan tuh cewek yang ngambil jam gue. Itu dia Si cebol tukang terlambat

"Oii Ceboll" teriakku sambil mengejarnya. Tapi terlambat, dia sudah melangkah ke parkiran.

Melihat mobil yang di tumpangi si cebol keluar melintasi gerbang sekolah aku pun bergegas mengejarnya menggunakan motor ku. Saat membuntuti mobilnya tiba-tiba saja panggilan alam menghampiri ku, Sehingga mau tak mau aku harus berhenti di cafe dekat persimpangan.

Hufft...lega rasanya, tapi tunggu kok rasanya gue kelupaan sesuatu deh,

"Oh iya! Dari tadi gue ngejar mobil nya si Cebol" aku berkata dalam hati sambil menepuk jidat, maklum faktor umur.

Karena tidak tahu harus ke arah mana aku pun mengambil jalan tengah, dan yang benar saja tidak lama aku melihat mobil si cebol di depan sana, aku meningkatkan kecepatan motorku.

"Eh..ehh, tuh cebol lagi balapan ato udah bosan idup, tambah lama tambah kenceng aja mobilnya teros jadi lambat habis itu ngebalap lagi, aneh-aneh banget sih jadi cewek." Kataku, bagaimana tidak semua orang juga akan berpikir seperti ini jika melihatnya, bahkan mungkin mereka berpikir dia sedang mabuk.

Aku berusaha mengejarnya, namun semakin lama rasanya semakin aneh, mobilnya terus melaju ke jalan kecil yang jarang dilewati pengemudi mobil pada umumnya, bahkan gue tidak tau kalo ada jalan tikus kek begini. Sepertinya jalan tikus ini mengarah ke tempat yang familiar, tapi dima...

BIIIIIPP

Klakson sebuah truk yang hampir saja mencelakai si cebol, tanpa meminta maaf dia langsung pergi meninggalkan supir truk yang terlihat kesal itu dan entah apa yang merasukiku akhirnya gue yang mewakili dia meminta maaf,

"Mas, mengko pacare, nek bawa kendaraan kudu ati-ati,. " kata supir truk dengan bahasa ngapak yang sangat kental. Tapi tunggu "Pacar" ? Gue aja nggak tau namanya siapa, yang gue tau tuh cewek cebol, tukang telat, baperan, dan pembuat onar yang bikin orang susah.

Setelah mengikuti jalan kecil tadi, gue pun disambut dengan pemandangan yang sangat tentram dan mewah. Rumah-rumah besar nan mewah menyambutku "kira-kira rumah besar kek gitu berapa harganya yah?" tanyaku dalam hati. Ngomong-ngomong soal rumah mewah dulu gue pernah ke rumah holkay sekali dalam hidup dan keknya rumahnya di sekitar sini deh.

Saat berusaha mengingat tempat yang pernah ku kunjungi tiba-tiba terdengar teriakan yang menggelegar di telinga ku dan suara ini, Si Cebol, aku pun menghampiri asal suara tersebut dan yang benar saja aku juga tidak percaya dengan apa yang aku lihat, lutut ku terasa lemas ini adalah pemandangan yang menegangkan sekaligus mengenaskan, ditambah tangisan histeris si cebol yang memenuhi ruangan membuat atmosfer di rumah ini semakin berat, bahkan bernafas pun rasanya sangat sulit.

Seorang lelaki tua dengan baju formal tergeletak tak berdaya dengan menggenggam sebuah kertas, bukan, jika dilihat baik-baik itu bukan kertas biasa, itu adalah foto sebuah keluarga yang terlihat sangat bahagia bermain dengan putri tunggal mereka. Dan yang benar putri keluarga teesebut adalah orang yang kukenal dan orang tersebut tengah tersungkur di depan pria tua itu. Ya, dan pria itu adalah AYAH DARI CATHLEEN MEGHAN CLAIRE.

ADRIEL'S POV END

*****************************************************************************

DECALCOMANIEWhere stories live. Discover now