CATHLEEN'S POV
Hari ini, Rabu 4 September 2015, Aku mengendarai mobilku dengan kecepatan tinggi. Kenapa? AKU TELAT. Aku bahkan memakan roti coklatku sambil membawa mobil, untunglah aku tiba dengan selamat di sekolah hehe, tapi gerbang sekolah perlahan ditutup oleh seorang anak laki-laki, aku tak tahu siapa namanya tapi orang-orang memanggilnya KETOS, yap dia adalah ketua OSIS. Aku yang melihat gerbang sekolah sedang ditutup buru-buru lari menerobos.
" woi, mau ke mana lo?" katanya
"eum.. mau masuk.." kataku dengan sedikit gugup
"ga bisa lah, orang udah bel juga.." katanya dengan nada soknya yang membuatku kesal. Aku tahu aku memang salah, setidaknya tak bisakah dia menggunakan Bahasa yang lebih sopan dari itu?.
"hhh trus gue harus ngapain" jawabku malas
"berdiri di situ setengah jam"
"hah?!"
"hah heh hoh, lo mau berdiri di situ setengah jam ato lo gue suruh pulang" jawabnya dengan tatapan dan nada yang dingin. Aku bertanya-tanya kenapa orang seperti ini bisa jadi ketua OSIS.
"iya iya" jawabku pasrah
***********************************************************************************************
tok tok
Dengan gugup ku ketuk pintu kelasku dan mempersiapkan diriku untuk mendengar amukan pacea a.k.a pak Donny yang terkenal sebagai pemegang piagam guru killer di sekolahku. Setelah itu aku masuk secara perlahan dan disambut dengan tatapan penuh belas kasih dari seisi kelas, kecuali....pacea yang menatapku dengan tatapan yang siap melahapku sebagai sarapannya.
"telat lagi cath?" Tanya pacea sinis
"maaf pak..." kataku sambil cengengesan
"maaf maaf ! kau pikir ini sekolah bapak kau?!"
kata pacea dengan logat Bataknya yang kental, sehingga memecah tawa para siswa ditengah keheningan kelas.
Kriiiiiiiiiiiiiiiiiiiing
Suara yang sangat indah hanya saat pulang sekolah. Aku singgah di kantin untuk menyantap makan siangku dengan makanan yang paling kusukai "bakso bang Marten". Tiba – tiba sang KETOS sialan itu lewat dan berhenti tepat didepanku
"lo kan yang ambil jam gue !"
"ih apaan sih.... Datang-datang nyolot, mau lu apaan" kataku sinis.
"gausah bohong lo, lo ngga pernah diajar orang tua lo ya?" jawabnya membuat amarahku melonjak seketika.
"LO KALO MARAH GAUSAH BAWA – BAWA ORTU GUE! LO TAU APA TENTANG MEREKA?!" teriakku kesal sambil pergi meniggalkannya.
Melihat reaksiku yang tak terduga dia pun hanya menatap punggungku yang menjauh darinya. Rasanya ada air mata yang tertahan di ujung mata ku, bersiap turun membasahi pipiku. Mengapa belakangan ini rasanya kesialan selalu menimpaku, dosa apa yang sudah ku buat yalurd.
Di tengah kejengkelan yang tengah melanda itu hp ku pun berdering, aku memeriksanya "nomor pribadi", itu yang tertulis di layar HP ku. Karena suasana hatiku sedang buruk, aku menghiraukan panggilan tidak jelas itu. Hahh hari ini juga tidak ada yang berjalan dengan baik, pikir ku dengan putus asa.
butterfly... like a butterflyyyyy
HP ku berdering, aku pun memeriksanya dan yang benar saja hal yang sama tertera di layar HP Ku, karena sedang mengemudi aku pun mengabaikanya,
butterfly... like a butterflyyyyy
lagi-lagi HP ku berdering "GILA NI ORANG, GAK ADA KERJAAN KALI AH DARI TADI NELPONIN MULU" Umpatku kesal. Akhirnya aku mengalah dan menepikan "meidi" dan menjawabnya
"...." tidak ada jawaban dari nomor pribadi itu,
"Halo?" hasilnya masih nihil,
"lah kok serem yah?" tanyaku dalam hati.
Sebelum aku mengakhiri panggilan itu terdengar suara yang familiar
"Cath...?" jawab seorang dari ujung telepon, dia pun mulai menangis dengan suaranya yang sedikit serak
"maaf...cath" dengan nada terisak dia berkali-kali mengucapkannya,
"MAMA! Mama kenapa?!" tanya ku panik,
"Lalu aku pun berjalan mendekati tempat yang penuh dengan bunga yang bermekaran,ada pohon besar di tengahnya kami menuliskan janji kami, Ayah bilang kami akan segera kembali ke sini lagi, tapi kapan?? Aku yakin ayah akan menepati janjinya. Cath 10 Agt 2005" katanya
"...." Aku terdiam membeku, itu bukan suara ibuku,
Suaranya dalam dan serak dia berbicara dengan nada yang sangat tenang hingga membuat ku merinding
"Datanglah" kata orang itu dan diakhiri dengan gelak tawa.
Setelah telepon diakhiri tanpa pikir panjang aku langsung melaju dengan meidi-ku menuju tempat yang di beritahukan...Tapi tunggu, tempatnya di mana yahh??? Aku memperlambat laju meidi sembari memeras otakku,
"Duhh...tadi tempat yang dimaksud tuh orang dimana yah?" Aku bertanya-tanya sambil mengembalikan memori lama ku, hingga keringat dingin bercucuran di. ,ku Aku sangat gelisah. Coba ku ingat
"Ayah bilang kami akan segera kembali ke sini, tapi kapan? 10 Agt 2005?? Tunggu... 2005? Ayah??" Sebuah tempat terbesit di pikiran ku. TIDAK MUNGKIN!
YOU ARE READING
DECALCOMANIE
De TodoDi usia tertentu manusia sadar mereka memiliki tanggung jawab atas segala masalah hidup, begitupun aku. Aku yang baru menginjak masa akil balik mengalami banyak hal di luar kendali seperti KEHILANGAN ORANG YANG AKU SAYANGI. Aku tidak bisa menerimany...