One

10 3 0
                                    

Saat ini aku sedang berada diperjalanan ke sekolah, dengan diantar Papa dan memakai seragam putih serta kotak-kotak yang menjadi ciri khas sekolah. Hari ini adalah hari pertamaku di sekolah baru, Papa baru saja dipindahtugaskan dari Jakarta dan mau tidak mau aku dan Mama harus ikut Papa pindah. Dan sejujurnya ini adalah pengalaman baruku pindah sekolah, dan juga aku sangat takut tidak memiliki teman.

"Sayang, kok bengong?"

Suara Papa menghentikan lamunanku, "Mikirin apa? Ini kita udah sampai sekolah kamu lho"

"Ehh iya Pa, aku cuma degdegan aja soalnya kan sekolahnya baru. Yaudah ya Pa aku turun dulu, takut gerbangnya keburu ditutup."

Aku mencium tangan Papa dan membuka pintu, "Papa hati-hati ya"

"Kamu juga yang semangat ya sekolahnya"

Begitu mobil sudah pergi, aku bisa melihat sekolahku yang baru. Sekolah yang sangat luas dengan bangunan yang mengingatkanku tentang bangunan pada masa kolonial. Saat masuk gerbang akan terdapat tulisan SMA BROEDER yang sangat mencolok. Akupun bergegas untuk menuju ruang tata usaha untuk mengurus kepindahanku, namun bodohnya aku tidak tahu dimana letak ruang tata usaha. Aku juga tidak menemukan satu orangpun yang berlalu lalang di sekolah, padahal waktu sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Aku membuka ponselku dan mencoba mencari denah sekolah lewat internet. Aku pintar kan?

"Kenapa tadi gak nanya satpam aja si? Bodoh banget deh. Sekarang kan jadi ribet sen—"

Kepalaku menabrak sesuatu, lebih tepatnya menabrak punggung seseorang. Orang yang kutabrak membalikan badannya dan menatapku sinis. Bukannya takut, aku malah takjub.

Ternyata masih pagi aku sudah menabrak orang ganteng. Memang rezeki gak kemana

"Aduh maaf gak sengaja" ucapku

"Lain kali itu kalau jalan pake mata"

"Iya maaf ini juga udah pake mata kok, oh iya boleh tau gak ruang tata usaha dimana?"

Ia kembali menatapku, "Anak baru? Tinggal lurus terus nanti belok kanan"

Aku menggangguk dan hendak mengucapkan terima kasih, namun ia sudah berjalan berlawanan arah denganku. "Makasih" gumamku

Sesuai dengan instruksinya, aku sampai dengan selamat ke ruang tata usaha. Dan setelah mengurus kepindahan aku langsung diantar oleh Pak Ardi yang merupakan wali kelas dari kelasku nanti, kelas 11 IPA 1. Sebenarnya daritadi Pak Ardi sudah banyak bertanya kepadaku, mulai dari darimana asalku, dimana aku tinggal sekarang, dan beliau juga berharap semoga aku dapat menyesuaikan diri dengan cepat di sekolah.

"Nah ini kelas kamu"

Aku berada diambang pintu dengan tulisan 11 IPA 1, rasa gugup menghampiriku kembali. Bagaimana jika nanti aku tidak memiliki teman? Atau bisakah aku beradaptasi dengan baik?

"Kok bengong? Ayo masuk"

Suara Pak Ardi menyeretku kembali pada kenyataan, "Eh iya Pak, maaf"

Aku pun masuk bersama Pak Ardi, kelas yang tadinya hening berubah menjadi sedikit berisik. Ada beberapa siswa yang berbisik-bisik bahkan menatapku terang-terangan.

"Selamat pagi semua"

"Selamat pagi pak"

"Bagaimana kabar kalian pagi ini? Semoga baik, dan sekarang kalian memiliki satu teman baru.Silahkan kamu perkenalkan diri kamu."

Kelas menjadi hening, aku meremas ujung rokku dan mulai memberanikan diri untuk berbicara. "Nama saya Teduh Baruna, kalian bisa panggil Teduh."

"Nah Teduh, kamu bisa duduk disebelah Mada ya disana" Pak Ardi menunjuk bangku yang kosong dan segera mengisi bangku tersebut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Teduh. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang