HappyReading!
"Selamat pagii." sapa Asila dengan ceria. Ia mencium pipi lembut Papa Dan Mamanya serta tos ala-ala dengan Kakaknya. Asila menarik kursi meja makan lalu memoleskan rotinya dengan selai kacang.
"Tumben ceria banget hari ini, ada apa Sil?" tanya Mama sambil memasukkan bekal ke tas anak-anaknya. Asila yang ditanya hanya senyam senyum tidak jelas bagai orang sinting.
"Balikan lagi kali sama si Nando." Asila langsung menoleh kearah Kakaknya. Kakaknya selalu berbicara asal. Asila langsung memukul lengan Kakaknya "Sembarangan lo,gue gk bakal balik lagi sama dia. Playboy gitu."
"Tapi cakep kan?"
"Dih nggak ada cakep cakepan." Asila langsung meminum susu seduhan Mamanya dan mengelap mulutnya dengan tisu yang sudah ada dimejanya. Asila merogoh sakunya dan melihat notifications dari sosial medianya.
"Tuh Ma liat Sila,abis sarapan aja langsung liat ponselnya." Asila langsung menaruh kembali ponselnya dan mengambil buah apel didepannya.
"Kok balikkan Sil? Bukannya masih pacaran ya?" Sila hanya menaikkan bahunya sebagai jawaban. Sila sangat malas kalau sudah membahas Nando!
"Sudah selesai semua belum,kalau sudah kita berangkat." ucap Papa. Sila langsung mengangguk dan mengambil ranselnya di sofa panjang. Ia menyalimi Mamanya dan mencium pipinya seperti biasa.
"Farrel sama Sila berangkat dulu Ma,Mama hati-hati dirumah." mereka menyalimi satu satu tangan Mamanya. Mereka langsung menaiki mobil Papanya dan melambaikan tangannya kearah Mamanya yang masih berdiri didepan pintu utama "Bye Maaa." teriak mereka dan Mamanya hanya tersenyum sambil mengangguk kecil.
Setelah dilihat mereka sudah pergi dari perkarangan rumah, Mama langsung masuk ke dalam rumah dan membereskan barang barang bekas sarapan tadi.
¦¦¦
"Untung aja kan Kakak lo gk tau si Devan."
"Iya,kalo tau Kakak gue pasti bilang ke Papa lagi." Nadya hanya manggut manggut saja. Nadya tahu betul dengan kelakuan kakaknya Asila.
"Lo gk liat Devan,Nad?" Nadya hanya menggeleng sebagai jawaban. Asila selalu menanya tentang Devan ke Nadya karena mereka tetanggaan dan orang tua mereka cukup dekat.
"Paling dia lagi ngecharge hpnya di warung Mang Ujang."
Asila menghela nafas berat "Huh,game lagi."
Tidak sadar ternyata mereka sudah sampai didepan kelas mereka. Nadya langsung berjalan kearah tempat duduknya. Asila menyusul Nadya dari belakang tapi sebelum sampai dibangkunya Asila ditarik oleh Nando.
Asila menepis kasar lalu mendorong Nando keluar kelas "Lo ngapain lagi sih?!"
"Gue mau minta maaf."
"Maaf apa? Perbuatan lo yang kemarin kemarin? Itu udah gue maafin kok." Asila langsung pergi setelah berucap seperti itu,tapi sebelum pergi pergelangan tangannya ditahan oleh Nando.
"Kasih gue kesempatan buat jelasin semuanya Sil."
"Lo udah jelasin semuanya dengan tindakan lo kemarin." Asila sudah kesal dengan perbuatan Nando. Kemarin ia bersikap dingin dengan Asila didepan para cewek ceweknya dan sekarang berubah menjadi pria yang murahan.
"Gue ngelakuin itu karena gue gk mau lo jadi sasaran musuh gue."
"Musuh yang mana?"
Nando diam tak menjawab pertanyaan Asila. Ia dibuat bingung dengan pertanyaannya. Asila yang melihatnya hanya tertawa renyah lalu melepaskan pergelangan tangannya. "Sekarang lo pergi! Gk usah ganggu gue lagi."
"Inget satu hal Sil, gue akan terus minta kesempatan buat jelasin semuanya. Gue akan minta maaf untuk lo. Terserah lo mau maafin gue atau nggak tapi gue akan tetap minta maaf sama lo." teriaknya kencang hingga terdengar sampai beberapa kelas. Semua orang yang mendengar teriak tersebut langsung memberhentikan aktivitas mereka. Asila pun juga ikut berhenti ia menghela nafas kasar. Ia pun lelah dengan kondisi ini.
"Terserah lo Do." ucapnya lirih tanpa membalikkan badannya. Ia melanjutkan jalannya sampai kekelasnya tadi.
Sampai dikelas, Asila langsung menenggelamkan kepalanya ditengah tengah lipatan tangannya. Nadya yang melihatnya hanya geleng geleng saja. Nadya pasti sudah paham betuk dengan kondisi ini.
TBC
Jangan lupa vote n comment
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Considered
Teen Fiction"Kalau boleh tau kamu kenapa putus dengan mantan mantan kamu?" "Bosan." Sejak percakapan singkat itu aku langsung berpikir dengan hubunganku,apakah nanti aku akan senasib dengan mantan mantannya yang lain? Atau nanti nasibku akan lebih parah dari ma...