Pukul 3 sore lebih Kinasih masih saja berkutat dengan berkas-berkas pengesahan kurikulum yang akan dibawakan nanti saat mengajar semester baru. Perubahan-perubahan bahan ajar dan silabus yang mendetail ia susun dengan seksama setelah berkonsultasi dengan dua dokter anak, seorang psikolog anak dan seorang konsultan bisnis ternama. Mulai dari penggalian bakat, pretest, kuis ringan, kegiatan motorik, bonding, art sensibility, kemandirian dan kemampuan kognitif, social interest, dan komunikasi yang tentunya disesuaikan dengan budget perusahaan.
Butuh lima tahun bagi Kinasih untuk maju sampai sejauh ini. Berbekal background pendidikannya dibidang komunikasi, Kinasih membangun metode penyampaian terbaik agar bisa lebih cepat ditangkap anak didiknya. Itulah mengapa Brainytion Kids cukup menarik minat para orang tua yang ingin menitipkan buah hatinya.
Andra yang melihatnya dari kejauhan berniat menghampiri Kinasih. Sekadar ingin memberikan semangat karena tahun ini mereka akan scale up bisnis mereka. Andra menyadari bahwa Kinasih telah mencurahkan seluruh raganya untuk mimpi kecil Andra menjadi seorang guru anak-anak. Kinasih-lah yang sangat berjasa baginya.
Bagian Kinasih cukup berat sebagai seorang direktur muda yang merintis karirnya dari nol. Kinasih harus mengatur kurikulum sekolah, pengadaan APE (Alat Permainan Edukatif), administrasi dan akutansi, auditing, customer satisfaction, hingga bagian marketing dan penjualan ia kerjakan sendiri. Makanya kapan hari ia bisa jadi berkutat dengan angka dan hutang, lain hari lagi ia corat-coret bermain dengan desain dan warna. Andra sendiri diberi fokus kerja ke bidang HR, kerjasama, dan operasional.
"Na, istirahat dulu lah. Kasihan kamu capek banget pasti."
"Mmmm..." Kinasih hanya bergumam malas sembari sibuk membenamkan wajahnya ke layar monitor laptopnya.
"Na, gue beliin pasta ya. Pasti laper kan lu." Andra mencoba mencari perhatian Kinasih yang terlalu sibuk.
"Eh bu Catherine udah kita jenguk belum Ndra? Atau nunggu setelah lahiran aja? Betewe, tadi list mainan udah gue revisi semuanya. Banyak banget mainan yang masih layak kok digunain buat selingan belajar. Yang gue heran kenapa pembelian puzzle meningkat tajam triwulan ini. Kayaknya anak-anak yang suka cuma satu dua bocah doang, iya nggak sih? masih awet juga. Lagian apasih pak Muhsin kasih rekomendasinya jelek banget. Harganya juga mampus dah, naik lagi gila!!"
"Naa..."
"Giliran bola plastik malah dikit banget. Terus ini apa coba DVD set bahasa indonesia audio linguistik? Kita kan udah punya yang digital interactive based tiga bahasa lagi. Bahasa Indonesia, bahasa Inggris yang kita impor dari Australia, sama bahasa Jepang! Duh, ini RPP dari pak Isa belum ada dong. Kan udah gue kasih waktu dua hari masa belum selesai juga? Pokoknya nggak mau tahu..."
"Kina..."
"Pak Isa gue telpon abis ini. Emang sesusah apasih bikin Rencana Pelaksanaan Pembelajaran? Anak-anak nggak butuh yang ribet-ribet kali. Oh iya, tadi pas meeting bulanan lu juga lupa kan nggak mintain ke pak Isa? Aduuuh amsyong deh. Emang tadi itu ngebahas apa? Ngerumpiin film Avengers?"
"KINAA!"
"APASIH NDRAA! BAWEL BANGET!!"
"Na, dengerin gue dong."
"Iya emang mau ngomong apaa?" Kinasih menjawab sekenanya. Pikirannya masih melayang ke tugas-tugas yang belum kelar. Jemari tangannya tak berhenti mengetik. Sesekali Ia memanyunkan bibirnya karena banyaknya data yang harus diolah.
"......Mandi Na, yuk siap-siap."
"ASTAGA! Goblok lo Ndra! mesum banget lo. Ini di sekolah PAUD begoo!!!" Nada ucapan Kinasih meninggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Preschool Queen
RomanceRatu yang menjatuhkan mahkota hatinya karena cinta. Posisi Kinasih sebagai wanita muda dengan karir cemerlang ternyata tidak melepaskannya dari takdir masa lalu. Ia menjadi direktur sekolah untuk usia dini dan mendapatkan berjuta pengalaman indah da...