8

19 3 0
                                    

Diana : " Gue udah ngantuk ayo cepetan pulang."

Dini : " Bentar , Deka dimana ?."

Diana : " O iya. Setelah acara selesai gue belum ketemu sama dia."

Dini : " Masa dia pulang duluan ."

Diana : " Mungkin aja. Kyak kemaren."

Dini : " Tapi Deka kan penakut apa berani pulang malam sendiri , apalagi ini udah jam setengah 11 malam."

Diana : " Mungkin dia bareng  sama anak laen . Bisa aja kan."

Dini : " Mungkin. Yaudah kalo gitu"
.
.
.
.
.

" Haduh ngapain paket mules segala nih perut."
Ucap deka dalam hati. Ia sekarang sedang menunggu Dini dan Diana  yang masih di ruang ganti.

Deka : " Ce anterin gue ke toilet mau nggak?"
Ucap Deka ke Cece yang kebetulan sedang berada di dekatnya sedang membereskan kursi kursi pensi tadi bersama anak Osis lainnya. Deka tak berani karena Kamar mandi cukup jauh dari aula dan sepi.

Cece : " Ogah. Lo nggak liatya. Gue lagi sibuk."

Deka : " Bentar aja. Gue mules banget."

Cece : " Ih yaudah yaudah. Ayo cepet."

Dekapun langsung berjalan ke toilet bersama Cece.

Cece : " Cepet jangan lama lama."
Deka langsung masuk kamar mandi.

" Lama banget sih."
Ucap Cece dalam hati yang sudah menunggu 15 menit.

" Balik aja ah. Males juga nunggu lama lama , ngapain juga gue mau nunggu orang BAB."
Cecepun langsung kembali ke aula dan meninggalkan Deka sendiri di kamar mandi.

Deka akhirnya keluar dari kamar mandi dalam keadaan lega. Tapi tiba tiba area kamarmandi lampu mati. Deka langsung ketakutan. Karena saat itu sangat gelap.

Deka : " Ce .. Cece.."
Ucap Deka memanggil manggil Cece tapi tak ada respon dari Cece.

Deka : " Cee lo dimana. Gue takut."
Deka merasa ada yang melihat dia . Seketika diapun langsung menangis dengan posisi jongkok menunduk dekat pintu kamar mandi sambil menyembunyikan wajahnya karena dia ketakutan dan tak berani melihat sekeliling.
.
.
Ditto : " Eh lo denger suara orang nangis nggak Raf."
Ucap Ditto ke Raffa.

Raffa : " Iya . Suaranya kayak arah kamar mandi cewek. Hi  serem Dit, gue jadi merinding."

Ditto : " Tapi nangisnya kok nggak berhenti hentiya. Jangan jangan orang."

Raffa : " Mana mungkin. Disitu gelap banget. Mana mungkin ada yang berani kesana . "

Ditto : " Coba kesana dulu. Gue kepo."

Raffa : " Beneran lo."

Ditto : " Bener. Yuk."
Dittopun menyalakan senternya dan berjalan ke kamar mandi.

Raffa : " Suaranya makin deket Dit."

Ditto : " Kayak nggak asing suaranya."
Tiba tiba Ditto teringat dengan Deka.
Ditto langsung berlari menuju sumber suara.

Raffa : " Dit tungguin gue."

Benar dugaan Ditto. Dari kejauhan iya melihat Deka sedang menangis .
Ditto : " Deka."

Mendengar ada yang memanggilnya Deka pun menoleh . Dan Deka melihat Ditto yang berlari kearah Deka. Dekapun berdiri dan  berlari kerah Diitto sambil menangis.

Deka : " Ditto gue takut."
Sambil memeluk Ditto.

Ditto : " Udah udah jangan takut udah ada gue disini. Jangan nangis jangan nangis."
Dittopun mengajak Deka ke aula untuk menenangkan Deka karena disana masih banyak anak anak yang belum pulang.

 Love And FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang