Chapter 7:Air Mata Rindu

349 20 21
                                    

Natsu yang sedari membatu melihat senyuman gadis itu langsung menunduk kepalanya sembari menintikan air matanya sehingga Lucy heran melihat pria bersurai sakura tersebut, "Natsu kau kenapa?" Tanya Lucy bingung dengan reaksi pria itu.

"Enyalah dari hadapanku wanita aneh!" Teriak Natsu marah sambil mendorong bahu wanita bersurai blonde itu menyingkir dari hadapannya.

"Brugh!"

"Hiks...hiks sudah kubilang berhenti tersenyum seperti itu kau membuatku menderita" Ucap Natsu dengan sedikit terisak sehingga Igneel yang melihat kejadian itu ingin menampar anaknya tetapi tidak jadi karena dicegat oleh Jude.

"Tidak apa biarkan mereka berdua selesaikan masalahnya sendiri, meskipun anakmu menyakiti anakku" Ujar Jude tegas hingga pria baya itu terdiam dan tetap memperhatikan kejadian itu dari kejauhan.

Sedangkan Lucy yang merasa didorong oleh Natsu secara kasar langsung tersenyum pahit sembari berdiri dengan pelan karena ada luka di lututnya, "Ah...maafkan aku Natsu" Gumam Lucy pelan kemudian ia berbalik pergi meninggalkan pria bersurai sakura itu.

 "Kenapa aku bodoh? memperlakukannya secara kasar di saat dia pulang selama 1 tahun ini membuat hatiku sakit" Batin Natsu disertai air matanya sembari mengepalkan kedua tangannya.

Sementara Lucy yang sedang berjalan menuju ke mansionnya langsung menitikan air matanya, "Kenapa disaat aku pulang ke negara tercinta ini selalu saja dia yang merusak kebahagiaanku, aku benci hiks...hiks!" Gumam Lucy sambil menangis tersedu-sedu. Di saat ia ingin membuka pintu kamar ia langsung disambut oleh sahabatnya yaitu Levy, Erza, Mirajen, Cana dan Juvia.

"OKAERI LUCY KAMI SANGAT MERINDUKANMU!" Seru para sahabatnya sambil memeluk wanita bersurai blonde itu.

"U-uwaahhh....teman-teman aku juga sangat merindukan kalian" Ucap Lucy sembari membalas pelukan mereka lalu Mirajen membawakan sebuah cake strawberry yang sangat besar.

"Lucy kami membuatkan cake yang sangat besar lho semoga kau suka ya" Ujar Mirajen disertai senyuman ramahnya.

"Wah...enak sekali terima kasih semuanya" Ucap Lucy dengan menyeka air matanya.

"Kenapa matamu sembab Lucy?" Tanya Cana khawatir kemudian Erza menyiapkan katana aslinya yang selalu ia bawa.

"Siapa yang membuat sahabatku menangis hah?!" Teriak Erza murka dengan mengeluarkan katana aslinya disertai aura iblisnya.

"Erza tenangkan dirimu" Ucap Juvia dengan bersweatdrop ria.

"Lu-chan apakah ini ulah Natsu lagi?" Tanya Levy dengan berbisik pelan di telinga wanita bersurai blonde itu kemudian diangguk oleh Lucy sehingga Levy menjadi shock.

"Hei Lucy" Panggil Cana dengan nada khawatir.

"A-ah maafkan aku, mataku hanya perih terkena debu kok" Ujar Lucy meskipun dia harus berbohong dengan sahabatnya sendiri karena ia tidak ingin merepotkan para sahabat yang sangat ia sayangi.

"Lucy jika kau ada masalah cerita saja sama kami" Ucap Erza dengan tersenyum lalu diangguk oleh Mirajen.

"Iya, Kami pasti akan membantumu" Ujar Mirajen girang sedangkan Juvia hanya mengangguk pelan karena setuju dengan kedua sahabatnya.

"Benar apa yang dikatakan Erza dan Mirajen jangan dipendam jika kau memiliki beban berbagilah bersama kami Lucy" Ucap Cana sambil mengusap kepala surai blonde sahabatnya.

"Itulah gunanya sahabat Lu-chan" Ujar Levy dengan tersenyum manis sehingga wanita itu menjadi terharu kemudian ia menarik nafas pelan.

"Hah...sepertinya aku tidak perlu memendam beban masalah yang sudah ku tahan selama 1 tahun" Ucap Lucy dengan menghela nafas pelan sehingga Erza dan lainnya menjadi heran terkecuali Levy.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love and RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang