*
"
*
~***~~| Semakin kau menyembunyikan kebenaran, maka semakin banyak pula beban yang kau tanggung.|~
~***~Hai semua..
Caramella update!
🌸Happy reading 🌸Bagian ini seperti biasa masih santai.
Masalah Kara bekerja, keluarganya tidak ada yang tahu kecuali Zean.
Drttt....Saat Kara melangkah pulang menuju rumah, tiba-tiba ponselnya berdering. Kara yang sedari melamun pun tersadar, langsung menjawab telponnya.
"Halo..
Tunggu, saat membuka layar ponsel. Kara kembali dibuat bingung oleh nomor yang menelponnya itu. Hampir setiap hari sepulang kerja, Kara akan mendapatkan telepon dari nomor yang tak dikenal.
"Jangan lupa istirahat. Cepet pulang! Udah larut."suara berat dari seberang, membuat Kara berpikir. Siapa dia yang selalu mengatakan seperti itu? Ah sudahlah ia pun segera memutuskan sepihak sambungan telepon itu.
Langkah demi langkah, akhirnya gadis itu pun sampai dirumahnya. Tak lama ia segera masuk, pasti orang tuanya khawatir. Dan benar, saat membuka pintu, telah muncul ibu dengan segala tatapan khawatirnya.
"Nak,kenapa sering sekali pulang malam?" tanya Rani, sukses membuat Kara bingung menjelaskannya. Apakah saat ini harus berbohong?
"Itu i-bu. Kara ada latihan soal sekaligus eskul." Bohong! jelas saat ini Kara berbohong, bagaimana bisa ia mengatakan yang sebenarnya. Oke, Kara berbohong terlalu banyak. Hingga membuatnya semakin merasa terbebani.
"Istirahat dulu, lalu bersihkan dirimu nak. Ayah pasti marah jika tau putrinya pulang malam." perkataan Rani sukses membuat dirinya kembali mengingat kebohongannya saat ini. Ia pun langsung mengangguk paham dan segera masuk ke kamarnya.
" Oke,pas ayah pulang. Aku mau jujur tentang pekerjaan di cafe kepada semuanya. Ah tidakk aku terlalu takut mengatakannya. Kara tak henti mengoceh di dalam kamarnya. Hingga tak sadar, adiknya telah menatap sedari tadi dengan tajam ke arahnya.
" Omoo!kakak kaget Zean...." pekik Kara, sukses membuat Zean menutup kupingnya. Memang kakak perempuan satu ini selalu melamun. Terkadang membuat Zean sendiri geram. Tapi mau gimana lagi? Tentu Zean sangat menyayangi Kara, entah cerewet atau lainnya. Zean pastikan ia akan menjaga kakak perempuan itu.
"Biasaan! Ngelamun apaan si Lo?"tanya Zean pada Kara, sukses membuat Kara nyengir kuda. Pasalnya adiknya ternyata memperhatikan sedari tadi. Ah sialan kenapa Kara jadi baper sama adik sendiri sekarang.
" Gue tanya loh kak. Ga denger?
"Heheh, Zean kamu ganteng banget sih. Jadi bikin kakak salting." Zean yang dirinya tengah di puji hanya bisa menggelengkan kepalanya. Ia pun berpikir jika saja Kara bukan kakaknya, sudah ia kencani. "Ah, sial dirinya merasa ingin segera merebus otaknya sekarang juga.
"Ya lah jelas! Gue anak ayah Mehran,jadi ganteng. Kak pertanyaan awal belum Lo jawab."
"Eh it-u, kakak ga ngelamun ko. Cuman kepikiran tugas."bohong Kara lagi.
"Zean adik kakak bukan sih?" Batinnya, walaupun sekuat apapun Kara menyembunyikan sesuatu. Jelas Zean pasti akan tau, yang saat ini Zean butuh penjelasan dan kejujuran kakak nya itu.
Wah.. sepertinya Zean tau deh, kalo Kara bekerja hehehh. Ko bisa?lihat nanti.
Semalaman Kara akhirnya bisa tidur dengan tenang, pasalnya Kara tidak pernah tidur senyenyak itu. Menurutnya menutup mata saja sesuatu hal yang berharga.
KAMU SEDANG MEMBACA
CARAMELLA
Teen FictionAwal nulis: 17/04/2020 Selesai: ~Ada awal dan ada akhirnya ~Ada pahit dan ada pemanis ~Ada sedih dan ada bahagia ~Ada hancur dan ada utuh ~Ada kecewa dan ada kepercayaan Namun semua tak seindah yang diharapkan, Caramell bukankah terbuat dari gula...