Chapter 2 : ketulusan yang diabaikan

23 4 0
                                    

Kirngg..kringg..

Bel istirahat pun tiba para murid sudah berhamburan kekantin untuk mengisi perut mereka yang dari jam sekolah selalu saja minta di isi, termasuk Raina dia segera pergi kekantin sekolah untuk membeli makanan yang bisa mengenyangkan perutnya, tapi dia juga ingin melihat pangeran es batunya yang selalu ia dambakan.

"Na, lo mau beli apa?" Tanya Siren dengan melihat kesana kemari untuk mencari meja kosong yang untuk dia dan Raina tempati.

"Gue kayanya makan Cilok aja deh."

"Emang lo udah sarapan tadi di rumah?" Tanya Siren perhatian

"Emm...udah kok" Raina bingung untuk berkata jujur pada Siren karena ia pasti akan kena omelannya.

"Gak lo pasti boong kan, lo belom sarapan tadi pagi kan? Gue tau ya kalo lo gak biasa sarapan di rumah alasannya pasti klasik karena kesiangan dan buru-buru atau males makan di rumah, gue tuh tau lo ya Rei" cercah Siren.

"hehe iya, susah sih kalo kenal dan tau segalanya dari kecil jadi gak bisa boong deh hehe" tawa Raina

"ya udah ayo sarapan dulu"

"hmm.." jawab Raina sambil tersenyum

Sejak kecil memang sudah menjadi kebiasaan Raina tidak sarapan dan sampai sekarang masih menjadi pembiasaan untuknya.

Kemudian Raina dan Siren pergi ke kantin, ketika sudah sampai di kantin Siren mencari tempat untuk dia berdua duduk dan Raina pergi membeli makanan

"Ren lo mau makan apa? Biar gue aja yang beliin" Tanya Raina

"Gue beli siomay aja deh"

"Ok, terus minumnya?"

"Gue minum air mineral aja. Nih duitnya"

"Ok tuan putri" Raina sambil menyengir

Siren mencari tempat duduk yang masih kosong terdapat dipojokan yang kursinya tersedia untuk dua orang. Kemudian tak lama kemudian Raina datang dengan nampan yang berisikan satu piring siomay dan satu mangkok soto beserta satu piring nasi untuk Siren. Kemudian Reyhan dan para bala kurawanya masuk kedalam kantin dan membuat mata para kaum hawa tertuju padanya termasuk Raina. Namun Reyhan tak memperdulikan itu dia hanya terus berjalan menyusuri kantin dan mencari tempat duduk yang kosong, dan tempat yang kosong adalah di meja terakhir yang letaknya di sampung meja Siren dan Raina.

Lalu para bala kurawanya Rayhan pun duduk di meja belakan sebelah meja Siren dan Raina. Yakinlah jika yang Raina rasakan saat itu adalah jantungnya yang berdegub cepat seperti abis lari maraton, ia hanya tidak menyangka jika ia bersebelahan dengan Reyhan pria yang ia sukai dari awal ia masuk SMA 4 bahkan sampai sekarang.

"Ren kok gue deg-degan sih?"kata Raina berkeluh

"ya mungkin itu efek dari bahagia lo karena dia duduknya bersebrangan sama kita."

"hehe iya kali ya. Soalnya kan meja lain udah keisi Cuma meja ini doang yang kosong dan kemungkinan besar dia akan duduk disini bersama kawan-kawannya hehe" tawa bahagia Raina karena melihat bala kurawanya Reyhan menuju meja sampingnya. Iya benar dan tepat sekali mereka duduk di samping meja Raina dan Siren.

"Ren, kok kotak bekel yang gue taro di meja dia kok gak di bawa ya?" kata Raina sambil berbisik

"Mungkin udah habis kali"

"ah masa kok gue gak yakin ya"

"Gue punya ide bagus na. gimana nanti abis dari sini kita ke kelasnya Reyhan gue punya kenalan baik kok di kelasnya dia" usul Siren yang bisa membuat Raina tersenyum lebar.

MelupakanmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang