Chapter 07: Malu Tapi Mau

3 1 0
                                    

Semenjak kejadian itu ia hanya terdiam seperti layaknya orang yang puasa bicara, bahkan Siren sahabat kecil Raina saja samapai terheran-heran. Namun ia memilih waktu yang tepat untuk bertanaya pada sahabat tercintanya.

Malam harinya Siren main kerumah Raina yang memang kebetulan rumah Raina hanya ada Raina, ART nya dan Pak supri.

"Nana lo kenapa sih?" Tanya Siren to the point

"Kenapa apanya?" Jawab Raina dengan muka yang datar.

"Lo tuh gak kaya biasanya ya, gue tau pasti ada yang lo sembunyiin. Kenapa gak?!!" Tanya Siren sinis.

"Lo mau gue cerita? Lo udh siap denger gw nangis? Emng lo udah bawa es krim coklat?" Berondong pertanyaan yang Raina ajukan hanya untuk menledek Siren. Namun yang di tanya malah mengubah mimik mukanya menjadi jutek seperti orang kesal.

"HAHAHA biasa aja kali Ren liatny gak kalah seremnya lo sama memedi" Tawa Raina yang membuat Siren menjadi makin kesal terhadap Raina.

"Udah kalo gak mau cerita gak usah cengin gue ye setan!" Jawab Siren masih dengan wajahnya yang di tekuk karena menahan kesal karena Raina bukannya selesai malah tambah meledeknya.

"Ya udah iya iya ini gue ceritain, dari mana kemana nih?" Jawab Raina yang masih saja terus mengoda Siren yang sudah terlihat tambah kesal.

"Dari abad ke-19 sampe ke abad 110 Rainaaaa, nih lo masih mau cerita apa masih mau buat gue kesel kalo cuma buat gue kesel doang gue pulang aja dehhh ah" Jawab Siren dengan nada merengek seperti anak kecil yang ingin balon.

"Astaga lo jahat amat sih gw sendiri tauuu. Lo tega liat sahabat tercintahhhhh lo ini sendiri, Hayati takut ambu ya udah iyaaa gue cerita" Rajuk Raina sambil mencontohkan nada yang ada di film kesukaannya.

Akhirnya Raina memberanikan diri untuk bercerita apa yang udah dia liat waktu saat itu. Jujur ia tidak mau di bilang anak manja hanya karena dia selalu menceritakan masalahnya dengan Siren. Ia juga gak mau membuat Siren cemas karena dirinya. Namun ia juga tidak bisa membohongi hatinya jika saat ini ia terlalu terluka dan sangat butuh bahu untuknya bersandar.

Setelah ia bercerita panjang lebar dengan Siren ia menangis, orang yang terlihat paling ceria ketika di depan banyak orangpun saat ini mangis tersedu-sedu di hadapannya.

"Iya gue tau kok rasanya jadi lo itu berat dan gue kalo di posisi lo mungkin gak sekuat lo, bahkan orang yang tadi dengan beraninya meledek gue sekarang malah nangis tersedu-sedu di samping gue, kalo buat cara ya? Gue punya cara! Gimana besok kitabtanya aja sama Talita?! Biar jelas gitu dia siapa" Usul Siren

"Iya boleh juga tuh ide lo" Jawab Raina sambil menahan isakan yang masih tersisa

"Cinta itu harus di perjuangin sebelum janur kuning melengung, gak apa-apa lo cewek kan dulu Siti Khodijah aja dia yang lamar Nabi Muhammad duluan. Gas poolll aja terus sampe lo ada di titik lelah memperjuangkan cinta lo." Jawab Siren

***

Pagi hari pun tiba Raina sosok yang menangis tersedu-sedu malam itu sudah tersenyum kepada banyak orang saat ini lebih tepatnya di pagi hari ini, ia menyapa siswa yang mengampirinya hanya untuk menyapanya.

"Eh Raina Tumben sendirian sahabat lo mana? Biasanya lo sama dia?" Tanya Indra yang kebetulan lewat menghampirinya.

"Oh maksud lo Siren sahabat gue, dia lagi gak bareng sama gue Ndra. Emang ada perlu apa, mungkin ada pesan yang bisa gue sampein ke dia?." Tanya Raina

"Ehe engga Rain gak apa-apa gue cuma nanya aja" Jawab Indra Salting.

"Kok tumben ya lo nanyain Raina, wahhh ada sesuatuuu yaaa" Tanya Raina yang lebih tepatnya sedang meledek Indra.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MelupakanmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang