Chapter 03 : Perjuangan 1

17 4 2
                                    

Pagi hari

Pagi ini Raina sangat siap dengan kotak bekal yang ia bawa untuknya dan untuk Reyhan dia juga meyakinkan hatinya jika Reyhan pasti akan mau berkenalan dengannya. Karena, ia berfikir jika kemarin kenapa Reyhan memberikan isi kotak bekalnya kepada temannya, ya karena dia tidak memberikan langsung kepada Reyhan makanya Reyhan tak memakannya. Jujur sebenarnya Raina tak percaya diri saat ini.

Plis jangan katakana jika Raina seorang pengecut! Dia hanya malu saja berhadapan dengan cowok yang ia sukai.

***

Kringgg...kringgg

Bell istirahatpun tiba siswa/siswi berhamburan ada yang tujuannya kekantin dan ada juga yang ke perpustakaan. Berbeda dengan Raina ketika Bell istiraha berdering ia langsung ke kelas Reyhan buat memastikan jika Reyhan sudah keluar dari kelasnya. Dan iya, benar saja jika Reyhan sudah keluar dari bel berdering pertama karena jarak kelas mereka berjauhan maka Raina sudah keduluan oleh Reyhan. Akhirnya dalam perjalanan ke kantin Raina selalu mengkondisikan jantungnya berdetak dua kali lebih cepat dari yang biasanya.

"Aduhh..kok gue jadi deg-degan gini sih?"

Raina masih tetap melangkahkan kakinya ke kantin untuk bertemu Reyhan sampai pada akhirnya Raina sudah tiba di kantin dan berdiri di samping sebuah meja yang terletak di ujung kantin yaitu, meja dimana Reyhan dan bala kurawanya makan.

"Hai se--semua" Sapa Raina dengan gugup

"Iya, hai juga, ada apa ya?" Tanya Faiz yang duduknya sangat dekat dari Raina diri.

"Emm.. gue mau ngasih ini ke Reyhan" Jawab Raina sambil mengulurkan tangan yang berisikan bekal nasi goreng dengan telur mata sapi salah satu makanan yang paling favorit buat Reyhan.

"Dalam rangka apa lo kasih gue kaya gini?" Tanya Reyhan dengan ketus tanpa melihat ke arah Raina.

"Dalam rangka.." Raina menggantungkan kalimatnya karena dia bingung harus jawab apa, hingga akhirnya dia jawab kembali.

"Dalam Rangka Hari Berbagi Nasional" Jawab Raina asal sambil menyengir kuda.

"Berbagi Nasional? Lo gak salah orangkan?" jawab Radit

"Enggak kok. Kenapa emangnya?"

"Kalo hari Berbagi kenapa nasi gorengnya cuma buat Reyhan doang?" Tanya Ridwan lagi ke Raina.

"Ya--ya emang kenapa? Gak boleh?" jawab Raina gugup

Pertanyaan yang di ajukan teman-teman Reyhan membuat Raina kehabisan kehabisan akal untuk beralasan. Hingga membuatnya selelu saja terpotong dan menggantugkan kalimatnya untuk menjawab.

"Boleh tapi, aneh aja gitu masa iya hari berbagi nasional tapi lo ngasih makanannya hanya ke Reyhan?" Jawab Indra yang lebih tepatnya bertanya karena masih merasa aneh dengan obrolan yang sedari tadi berjalan.

"Ya gak apa-apa emang kebetulan ada satu porsi, terus Reyhan juga suka sama nasi goreng telor mata sapi, dan kebetulan gue juga lagi pengen berbagi" jawab Raina asal dengan menahan rasa geroginya di depan Reyhan dan teman-temannya.

Teman-teman Reyhan saling bertatapan karena merasa bingung sekaligus kaget dengan jawaban yang diajukan perempuan yang ada di depannya ini. Namun tidak dengan Reyhan yang hanya masih diam dengan wajah dinginnya tanpa melirik atau melihat perempuan yang berdiri di mejanya.

"Tapi gak apa-apa kalau misalnya Reyhan gak mau makan buat kalian aja hehe" Jawab Raina canggung.

Kemudian Raina meninggalkan kotak bekal itu dan berjalan cepat dengan jantung yang deg-degan seperti habis lari maraton. Ia pergi tanpa menghiraukan panggilan teman-teman Reyhan. Ketika sudah keluar dari kantin akhirnya ia bisa bernafas lega meski jantungnya masih deg-degan tapi ia senang karena bisa melihat Reyhan dari dekat.

Bel tanda masukpun memanggil siswa dan siswi untuk masuk ke kelas masing-masing hingga pelajaranpun di mulai. Selama pelajaran berlangsung Raina tidak bisa berkonsentrasi karena fikirannya masih saja berkelana pada pertemuan di jam istirahat tadi siang, hingga sahabatnya mengagetkannya dari lamunan.

"DORR.." Siren mengagetkan Raina

"Astagfirallah halazim, Siren lo kenapa sih suka baget ngagetin gue anjir lo?" Kata Raina dengan nada kesal.

"Hehe ya maap ya abis lo dari tadi gue perhatiin bengong mulu sambil senyum-senyum pula makin bikin bikin gue ngeri aja njir" Jawab Siren sambil tertawa

"Lo mah gak bisa gitu liat temen lagi bahagia" kata Raina sambil cemberut

"Ya ampun lo bahagia kenapa sih hah? Bahagia kok gak cerita-cerita sama gue" Tanya Siren penasaran.

"Iya, gue seneng aja karena akhirnya gue bisa bicara langsung sama Reyhann" Kata Raina dengan nada bahagianya.

Wajar sih Raina bisa sebahagia itu karena sebelumnya ia hanya bisa menyukai dan mentapnya dari kejauhan. Dan tadi untuk pertama kalinya ia menatap Rayhan secara dekat, dan hal sekecil itu bisa membuat Raina sebahagia itu.

Dan sejak saat itu lah Raina lebih sering memberika kotak bekal kepada Reyhan secara langsung, meski ia selalu saja menerima penolakan tapi ia tak ingin menyerah begitu saja, dan terkadang yang menerima kotak bekalnya bukan Reyhan melainkan teman-teman Reyhan dan terkadang mereka juga memuji masakan Raina hanya untuk memanas-manaskan Reyhan agar mau mencoba makanan yang di buatkan Raina.

Memang sejak melihat Reyhan sedari awal MOS di SMA 4 membuat Raina jadi begitu ingin mengejar sosok Reyhan yang Cool dan banyak di kagumi banyak siswi. Dia sangat menyukai si Most wanted yang suka mencari perhatian lewat pesonanya tailennya dalam bermain basket.

Tapi anehnya Raina tidak menyukai olah raga yang berbau basket katanya karena ia tidak suka keramaian.

Bersambung..

---

Maaf ya di part ini sedikit singkat hehe

Tapi tenang aja guys gue bakal cepet-cepet update

Jangan lupa tinggalkan vote and commen

Find me on ig : @diary.brokenheart

see you guys 😘💚

MelupakanmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang