Keramaian. Wisma setinggi tiga ratus meter itu terlihat kokoh di terpa terik matahari pagi. Individu-individu bermacam kepribadian yang sedang berlalu-lalang di jalanan, sebagian besarnya teralihkan oleh seseorang yang sekarang berdiri limapuluh meter di depan mereka. Tampak elok diatas karpet merah yang melintang. Melambai-lambaikan kedua tangannya serta memasang senyuman khas diwajahnya. Semakin menawan dengan gaun putih yang roknya mengembang ditambah dengan mahkota yang terbuat dari berlian.
Hari ini hari senin. Sebagian besar orang berpikir bahwa hari ini adalah hari yang begitu istimewa dikarenakan kehadiran tuan putri dari kerajaan di negeri seberang. Rencananya ia sedang megunjungi kota ini sehingga beberapa masyarakat membuat kericuhan di awal hari.
Tapi kupikir itu tidak merepotkan karena aku tak perlu terselip di dalam keramaian reporter-reporter yang sedang saling memperebutkan tempat di garda terdepan sebelum para petugas keamanan yang berwenang mengusir mereka dari bawah sana. Dan satu lagi, kau perlu tahu bahwa aku adalah pria setengah kucing.
Tak pikir panjang, hanyalah perlu menunggu di atas Menara Waktu hingga mendapatkan momen terbaik lalu mempotretnya dan mempublikasi berita ini di laman situsku.
Aku mengarahkan lensa kamera kearah tuan putri yang sekarang tampak sedang berjalan diiringi prajurit kerajaan. Sepertinya ia ingin menaiki kereta kuda untuk berkeliling kota, kudengar sih begitu.
Masa bodoh, lagi pula, media masa pasti akan menampilkan jutaan foto tentang kejadian yang sama pada hari ini. Bodohnya mereka tidak bisa mencari berita menarik lainnya yang tak sama dengan kebanyakan berita-berita seluruh dunia. Dan malasnya aku harus terjun kedalam sini, bercucuran keringat hanya untuk mencetak foto seorang bangsawan yang tak berarti dalam hidupku dan mempublikasikannya ke situs berita online. Ini satu-satunya pekerjaan yang bisa kulakukan.
Janggal. Seseorang berhoodie hitam terlihat berjalan diantara keramaian. Tampang gelisahnya begitu mencurigakan dan memuakkan. Wanita itu tampaknya sedang berusaha menghindari keramaian atau sedang dikejar-kejar? Aku meng-shoot wajahnya dan mengalihkan kamera dari tuan putri yang berdiri puluhan meter jauh disana. Wanita itu memiliki rambut merah sebahu dilengkapi iris biru langit yang diterpa oleh cahaya matahari. Itu membuat orang yang melihatnya teralihkan dari hal lain.
Janggal.
Siapa?
Kenapa?
Rasanya seperti baru menemukan fosil yang selama jutaan tahun terkubur di tanah, wanita itu tampak janggal. Dari sekian ras manusia yang ada di muka bumi, ini pertama kalinya melihat orang berambut merah dengan iris semacam itu. Ras baru kah? Berpikir keras.
JPRET!
Satu tembakan ada sudut yang tepat telah mencuri identitas berharga miliknya. Sempurna di dalam cetakan 2x3 cm kertas polaroid, dalam genggaman tanganku. Aku menyungging senyum,
"maaf telah mencuri identitasmu sobat," sesekali bergumam dalam hati sambil memandang wajahnya dalam foto itu. Sekarang, apakah aku bisa membuat berita baru yang tak terlihat membosankan lagi. Kupikir ini lebih baik daripada bangsawan sialan yang menjual murah identitasnya untuk para rakyat jelata.
Aku akan segera menemui Gwen
Holla gesst. Ini enyaw...
Sorry, gw emang penulis amatiran ya jadi gini. Awokawokawok. Yang uda baca nyok komentar kalo bisa vote XD, mala maksain niyee. Bantu support dong, ato kasih kritik saran juga bolee...
-With Luv
KAMU SEDANG MEMBACA
Mankind's World
FantasyBerita yang telah kupublikasikan seminggu lalu seakan mengundang 'orang gila' yang saat ini menmengusik hidupku. Wanita itu gila dan dapat merubah karakternya. Katanya semakin sering berubah wujud, pigmen kulitnya semakin berkurang. "Apa kau gila?" ...