Hanya berselang selama kurang dari satu minggu semenjak berita itu dipublikasikan. Sudah kuduga akan mendapat tanggapan serius dari para pemegang android diluar sana.
Kabar itu meledak dan telah dibagikan lebih dari lima puluh juta kali di internet. Lalu menyebar dan membuat kegemparan dahsyat di dunia maya, hingga situs kami dipenuhi oleh para pengunjung dan berhasil menyita perhatian orang-orang sampai berita tentang kedatangan putri negeri seberang tak lagi laku dan hilang ditelan masa.
Semenjak hari itu, beberapa reporter dari stasiun televisi datang ke tempat kerja kami dan ingin mewawancaraiku. Dan juga aku pernah diundang ke studio untuk membicarakan yang berkaitan dengan masalah ini. Lebih menguntungkannya, aku mendapat uang dari mereka maupun para pemasang iklan di situs kami. Dan jika boleh tahu itu adalah uang yang cukup banyak jika upahnya dibagi dua bersama Gwen.
"Breaking News! Dunia digemparkan setelah seorang pria kucing menangkap gambar wanita berambut merah di wilayah barat Brownsville. Pria itu merupakan seorang pemilik situs berita online yang sedang merekap kejadian di dekat wisma sekitar St. Hellington. Diduga pria ini tak sengaja menangkap sesosok wanita berambut merah yang tersagka adalah segolongan dari ras yang telah hilang beberapa tahun silam. Hingga kini, berita itu dihebohkan dengan tanggapan masyarakat dan sosok wanita berambut merah, kini dicari-cari keberadaannya oleh pihak yang berwajib..."
St.Frostwell-Brownsville 09.45 am
"Selamat siang!" sapa penjaga kasir yang melihatku memasuki minimarket. Orang itu menggunakan seragam ala karyawan minimarket pada umumnya. Dilengkapi senyuman yang mengembang menghiasi wajah cerahnya. Tampak ramah bahkan dengan tanduk dan telinga rusa diatas kepalanya.
"Crhriss. Oh, sobat, lama tak jumpa." Sahutku kepada pria murah hati yang sekarang berhadapan denganku. Spontan, orang itu tampak girang dan meninggalkan meja kasir. Lalu menjabat tangan khas 'lelaki sejati'. Hal itu sudah umum dikalangan penduduk sini. Ia lupa bahwa sekarang harus melayani para costumer dalam posisinya sebagai penjaga kasir.
"Oh, hai Ethan! Kupikir kau menghabiskan waktumu di apartemen dengan hibernasi," Chriss membuat leleucon yang sama sekali tak lucu, tapi aku tertawa dibuat-buat.
"Maaf, sayangnya sekarang bukan musim dingin. Dan aku datang kesini hanya untuk membeli beberapa soda kalengan untuk temanku karena stoknya habis." Ucapku, kemudian hendak meninggalkan Crhiss di meja kasir dan menuju letak lemari pendingin.
"Oh, ya? Bukannya temanmu itu juga pacarmu," kata Chriss bercanda sekaligus sedikit mengejek. Aku menahan mual. "Sejak kapan wanita menjengkelkan itu menjadi pacarku, ha?!" aku menggerutu tak menghiraukan meskipun pandangan beberapa orang diruangan ini tertuju kearah aku dan Chriss.
Chriss tertawa, lalu melanjutkan pekerjaannya.
Tak lama kemudian aku kembali ke kasir dengan keranjang yang dipenuhi oleh segunung soda kalengan.
"Wah, rupanya cewekmu ini seorang 'Big Eater', ya?" lanjutnya sambil mengambil satu-persatu kaleng soda dan menghitung berapa totalya.
"Bukan 'Big Eater' tapi 'Super Drinker'. Asal kau tahu saking gilanya menkonsumsi soda hingga setiap kali mengetikkan kata dengan kedua jarinya di keyboard itu membuatnya bersendawa. Sudahnya menatapku dan tertawa geli setelah melihat wajahku yang dipenuhi amarah."
Chriss terkekeh mendengar ceritaku.
"Totalnya 99Y,"
Aku menyerahkan sejumlah uang kertas kepadanya. Tak lupa mengucapkan "Sampai jumpa" sebelum meninggalkan minimarket itu. Dan Chriss meresponsnya dengan senyuman lebar serta berkata, "Wajahmu tak begitu buruk di televisi,"
Aku berjalan diantara bangunan-bangunan kuno yang meghalangi terik matahari, ditambah angin yang menari-nari sehingga rambutku dimainkan oleh mereka. Itu membuat sudut ini terasa sejuk walaupun nyatanya suhu ruangan semakin meninggi.
Seorang anak kecil yang berjalan bersama orang tuanya berlalu. Sesekali melirik kearahku, lalu bergumam, "Bu, itu 'kan pria yang ada di televisi!" Ah, apa pun yang dikatakan anak itu aku takkan peduli.
Gemerincing bel seperti biasanya membuat Gwen terloncat dari duduknya, lalu tersenyum lebar. "Aku kembali," aku menutup pintu masuk rapat-rapat dan membiarkan Gwen menerjang kearahku. Tidak lain adalah sekaleng soda yang ia inginkan. Maksudku, ia butuhkan.
"He-! Padahal aku baru membelinya, lho!" seruku dengan ketus sementara Gwen memberikan pelukan hangat untuk kaleng soda kesayangannya.
"Makasih banyak, Bocah Imut!" serunya riang. Lalu berjalan menuju komputer bututnya lagi. Aku memandangnya kesal, karena soda kalengan sekarang Gwen menjadi orang bodoh.
"Perlu kuingatkan sekali lagi, kalau kebanyakan minum soda sendawamu bau lho!" ucapku sedikit kasar.
Dan tampaknya tidak membuat Gwen senang.
BUM!
Satu kepalan tangan yang tepat mendarat dipipi kanan membuatku meringis kesakitan. Sekarang wajah 'Penyihir Tua' itu seakan banteng yang keluar dari kandang. "Sudah lama aku tidak menggunakan sihirku. Terakhir kali saat aku menjadi mafia di Sans Ell." Sudah kukatakan bahwa wanita itu 'Penyihir Tua'.
Aku berdecak sebal melihat tingkah lakunya yang berubah drastis.
"Yaya, aku tahu dan wajahmu semakin menua karena minuman soda dan amarahmu, khan?" satu langkah mendekat kearahnya membuat Gwen mengambil posisi mundur setengah meter. Dan wanita itu kehabisan kata-kata karena tidak tahu lagi bagaimana mencerminkan perasaan jengkelnya yang amat-amat.
Aku mendekat kearahnya, lalu kini muncul di depan wajah mungilnya. Memberikan sentuhan pada hidungnya dengan jari telunjuk, lalu berucap, "Bodoh,"
Aku meninggalkannya, menaruh plastik berukuran besar berisi segunung soda kaleng, dan ia berdiri mematung dengan pipi memerah. Merahnya semakin terang oleh lampu gantung yang menyorotkan cahaya dibawah perawakannya.
Gemerincing bel lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mankind's World
FantasíaBerita yang telah kupublikasikan seminggu lalu seakan mengundang 'orang gila' yang saat ini menmengusik hidupku. Wanita itu gila dan dapat merubah karakternya. Katanya semakin sering berubah wujud, pigmen kulitnya semakin berkurang. "Apa kau gila?" ...