SETELAH susah payah membuka pintu gudang yang terkunci, akhirnya usahaku tak nihil juga.
Aku membuka pintu gudang berukuran 4x4 m. Aroma debu dan kapur barus menyeruak keseluruhan ruangan hingga membuat hidung pengat. Sarang laba-laba terlihat di beberapa sudut ruangan, juga barang-barang rusak yang tampaknya sudah tidak bisa berfungsi.
Aku berhenti melirik sekitar setelah menangkap sebuah peti tua yang hampir tertutupi oleh kain putih lusuh di ujung sana. Lalu menghampirinya dan membuka peti yang tak terkunci itu.
Debu yang mengepul membuatku ingin batuk-batuk. Sekitar belasan buku yang telah dimakan usia terlihat didalamnya meski dengan lembaran-lembaran yang mulai kecoklatan karena berjamur.
Sejak delapan puluh tahun terakhir, orang-orang telah dikejutkan dengan berita tentang ras yang punah. Dikarenakan suatu sebab yang logis. Ras itu memiliki rambut berwarna merah sehingga orang-orang berpikir bahwa mereka takkan pernah bisa lagi melihat seseorang yang memiliki rambut merah sebab ras itu satu-satunya manusia yang memiliki rambut berwarna merah. Tapi jika berita ini menyebar, kupikir media massa seiring waktu akan dihebohkan dengan hal itu. Dan itu membuatku terpikir akan ide bagus.
Aku mengambil salah satu diantara buku-buku tebal lainnya. Sejarah Manusia. Kurasa ini buku yang dimaksudkan Gwen.
Tak lama kemudian mengunci kembali pintu gudang dan mengambil chips kentang dan susu kotakan di kulkas.
"Kau sudah menemukannya, Ethan?" suara Gwen samar-samar dari ruangan sebelah. "Ya, ya kau tak perlu cemas!" Sahutku. Lalu duduk di kursi kayu dan meletakkan buku itu di meja.
"Kita mulai dari mana, ya?" ujarku sebelum menusuk sedotan pada susu kotakan milikku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mankind's World
FantasyBerita yang telah kupublikasikan seminggu lalu seakan mengundang 'orang gila' yang saat ini menmengusik hidupku. Wanita itu gila dan dapat merubah karakternya. Katanya semakin sering berubah wujud, pigmen kulitnya semakin berkurang. "Apa kau gila?" ...