VI

483 57 11
                                    

Semenjak hari dimana Jun Hui memberi penjelasan pada Ming Hao, pemuda manis itu seakan menjadi tidak bersemangat untuk melakukan apapun. Pikirannya masih terpenuhi dengan segala macam kemungkinan yang terjadi. Apakah hidupnya tidak akan sama lagi? Apa dia akan menjadi sama seperti Jun Hui dan teman-temannya? Belum lagi apakah benar yang dikatakan para sekumpulan vampire itu tentang nyawanya akan terancam bila semua tidak berjalan?

Ming Hao ingat jika pemuda vampire yang terlihat gempal saat itu mengatakan masih ada waktu 3 tahun agar dirinya siap. Tapi Ming Hao rasa jika dirinya tidak akan pernah siap. Dalam bentuk apapun itu. Sepertinya ia akan gila akan semua hal ini.

Kedua matanya tak sengaja melihat Won Woo dari pinggir lapangan. Sahabatnya itu sedang berdiam diri di sisi lapangan lainnya. Melihat para siswa club basket sedang latihan untuk mengikuti perlombaan antar sekolah bulan depan.

Ah iya melihat Won Woo, ada 1 hal lain lagi yang mengganggu pikirannya. Hubungan persabatan mereka jadi merenggang. Pemuda itu sangat jelas menjauhinya. Entah ketika berada di sekolah, atau saat Ming Hao dengan sengaja berkunjung ke rumahnya. Untuk memastikan jika keadaan Won Woo baik-baik saja.

Tatapan Ming Hao menyendu. Ia sangat merindukan sahabatnya itu. Meski Ming Hao tahu jika Won Woo tidak lagi sama sepertinya, tapi pemuda berkulit pucat itu tetaplah sahabat baiknya. Pernah satu kali Ming Hao mendekatinya yang sedang duduk sendirian di bangku taman sekolah, ingin berbicara. Tapi ketika Won Woo melihatnya, pemuda itu langsung beranjak meninggalkan dirinya yang bahkan belum mengeluarkan sepatah katapun.
Ming Hao juga pernah menghubungi Won Woo, namun panggilannya selalu dialihkan atau yang paling parah nomornya tidak aktif. Berpuluh-puluh pesan ia kirim, tak satupun di balas oleh pemuda itu.

Ia jadi ingin menangis –lagi- mengingat itu semua. Kedua matanya bahkan sudah terlihat bengkak karena terlalu sering menangis. Ingin marah dan menyalahkan takdir Tuhan padanya, tapi itu tak akan merubah apapun.

Sementara di sisi lainnya. Won Woo sendiri tahu sekuat apa usaha Ming Hao untuk membuat persahabatan mereka kembali seperti semula. Bukan ia tak ingin, tapi semua dilakukan hanya untuk melindungi Ming Hao.

Melihat kedua mata sembab itu juga membuatnya sedih. Entah, mungkin karena perubahan yang dia alami hanya baru beberapa hari, jadi sisi kemanusiaannya masih terasa. Terlebih untuk Ming Hao.

‘ Aku tahu kau hanya ingin melindunginya. Tapi menjauh bukanlah hal yang benar sayang.. ‘

Suara itu membuatnya terkejut di tempat. Won Woo memang sudah sepenuhnya berubah, tapi bukan berarti ia akan langsung terbiasa dengan semuanya. Terutama meminum cairan berwarna merah pekat. Won Woo sempat merasa frustrasi dibuatnya.

“ Aku bahkan tidak tahu bagaimana cara memperbaikki semuanya setelah apa yang terjadi, “ Won Woo bergumam. Kedua matanya menatap Ming Hao yang sedang menunduk di seberang sana. Bisa dia tebak jika sahabat manisnya itu kembali menangis.

‘ Pertama, bangun dari dudukmu. Kedua, langkahkan kakimu menuju tempatnya sekarang. Ketiga, duduk disampingnya. Keempat, bicarakan semua yang menjadi alasanmu. Kelima, minta maaf! ‘

Won Woo memutar kedua bola matanya malas. Tapi tak urung membuatnya untuk berpikir demikian. Jadi dengan keberanian Won Woo melakukan apa yang diucapkan Min Gyu tadi.

‘ Nah itu baru kekasihku! ‘

Ucapan penuh rasa bangga itu membuat Won Woo mendecih kesal. Min Gyu memang memutuskan jika mereka adalah sepasang kekasih. Tapi itu semua hanya keputusan sepihak pria berkulit tan tersebut. Sementara Won Woo bahkan tidak menerima ataupun menolak.

[JunHao] The Darkness WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang