VII

538 54 1
                                    

Suasana temaram menghiasi kamar megah. Seorang pria dengan stelan jas hitamnya duduk dan bersandar pada sofa mahal miliknya. Kepala yang menengadah dengan kedua mata terpejam itu terlihat sangat menikmati alunan musik klasik.

Tidak ada yang bisa mengganggu pria tersebut ketika sedang menikmati waktu sendirinya. Kecuali seorang wanita dengan sebuah mahkota indah di atas kepalanya melangkah anggun memasukki ruangannya. Wanita itu terlihat cantik meski usianya sudah tidak lagi muda.

Sang anak mengetahui jika wanita nomor 1 dalam hidupnya itu masuk. Maka dia beranjak dari duduknya untuk menyambut sang ibu disertai senyuman.

“ Selalu tampan seperti biasa, “ tangan wanita itu terangkat untuk mengelus surai milik anaknya.

Pria tampan itu tersenyum mendengar pujian yang terlontar. Menampilkan dimple menawan di kedua pipinya.

“ Tentu. Mom mengurusku dengan sangat baik, “ tangannya menuntun sang ibu untuk menempati sofa yang tadi dia dudukki.

Lengan sofa sebelah kanan menjadi tempatnya untuk duduk. Sepasang ibu dan anak itu menikmati waktu kebersamaan mereka. Namun semuanya menjadi begitu serius saat penguasa kedua di mansion itu mulai membuka percakapan kembali.

“ Bagaimana? Apa kau sudah mulai melakukan rencananya? “

Darah dagingnya tersenyum mengetahui sang ibu sudah merasa tidak sabar. Perbincangan tersebut adalah tentang suatu hal yang menyangkut keselamatan anaknya, dan demi masa depan keluarga mereka.

Mom, aku harus memulainya dengan sebaik mungkin. “

Wanita paruh baya itu berdecak, “ Dengan memberi perintah utusanmu untuk memantaunya? Sampai kapan? Kalau kau tidak memulainya, dia akan dengan cepat menjadi pendamping musuh kita! “

Pria itu terkekeh sejenak. Menghadapi ibunya yang sedang emosi harus disikapi dengan kesabaran penuh. Kedua tangannya mengusap lembut bahu sang ibu. Berusaha menenangkan.

“ Suatu rencana akan memilikki hasil yang baik jika dijalankan dengan matang mom. Maka dari itu aku tidak ingin sembarangan memulai. Lagipula, anak itu seperti dijaga dengan ketat. “

“ Apa kau perlu bantuan? “

Anaknya menggeleng, “ Tidak mom. Aku akan menjalankannya sendiri. Lebih baik mom duduk dengan tenang dan melihat bagaimana aku bisa berhasil mendapatkannya. “

Wanita itu hanya bisa menghela nafas dan menganggukkan kepalanya. Segala rencana yang sedang mereka jalankan saat ini akan diserahkan sepenuhnya pada sang anak. Ia percaya jika penerus suaminya itu akan melaksanakan semuanya dengan sebaik mungkin.

“ Baiklah. Tapi kalau kau butuh bantuan, mommy dengan senang hati akan membantu. “

“ Terima kasih mom. “

“ Kau harus berhasil anakku. “

XxX

Hawa dingin menusuk hingga ke tulang saat Ming Hao berjalan menyusuri trotoar sendirian pada malam itu. Tangan kirinya menggenggam sekantung plastik berisi beberapa macam snack dan minuman dingin. Sedangkan tangan kirinya mengeratkan mantel yang membungkus tubuh kecilnya. Berusaha mencari kehatangan walau hanya sedikit.

[JunHao] The Darkness WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang