bagian 3

199 10 0
                                    

Pagi hari tiba namun Ensang masih duduk bersandar di futon,sesekali matanya menatap langit-langit kamar ia masih merasa bingung sekaligus tidak percaya namun lagi-lagi sikapnya yang realistis membuatnya menerima semua hal aneh yang terjadi padanya tak lama Mohan datang membawa semangkuk sup untuk Ensang "nona makanlah,nona akan jatuh sakit jika terus seperti ini" Mohan menyadari satu hal nonanya itu sudah tidak makan sejak kemarin Mohan juga mengetahui nonanya yang terus duduk sambil melamun diatas futon merah muda itu,melihat Mohan yang terus memperhatikannya Ensang mulai membuka suara dan menanyakan hal yang sedikit sensitif "aku melupakan satu hal siapa kamu? Yang aku tau sejak beberapa hari ini kamu selalu mengikuti ku dan nama mu itu Mohan?" Mohan yang mendengarnya tampak tidak senang namun ia kembali bersikap tenang dan memasang ekspresi hangat "aku Mohan nona pelayan nona sejak nona berumur 13tahun umurku 2tahun diatas nona" Mohan kembali tersenyum sejujurnya ia menganggap ensang sebagai adiknya sendiri walau dengan status yang jauh lebih tinggi darinya,Mohan menyadari sejak kecil nona nya ini selalu kesepian apalagi semenjak kepergian nyonya besar dan  kedatangan anak haram tuan besar nonanya ini tidak pernah tersenyum tulus lagi.

"Baiklah,lalu bisa tolong jelaskan aku memikirkannya cukup lama Baek Yuna adalah adik tiri ku? Kau bilang dia lahir dari seorang selir?" Ensang menyadari satu hal bahwa seorang selir tidak pernah dianggap sah sebagai istri ataupun anggota keluarga begitupun keturunannya setidaknya itu yang ia lihat dari serial tv favoritnya.

"Benar nona Baek Yuna atau nona muda adalah anak tidak sah Tuan besar ia terlahir dari seorang selir yang dulunya ada seorang kisaeng dan sebagai informasi tambahan kini selir minjo" belum selesai berbicara Baek Yuna telah berada di ambang pintu kamar Ensang melihat hal itu Mohan langsung tertunduk malu dan merasa ketakutan apalagi mengingat trempamen nona muda nya itu sangat buruk.

"Menyebalkan kau seorang pelayan berani beraninya mengungkit masalah ibu ku dan latar belakang ku?" Yuna maju beberapa langkah ia siap menghukum Mohan dengan tamparan di pipinya namun hal itu berhasil di hentikan Ensang yang menahan tangan Yuna yang hanya berjarak 5cm dari pipi Mohan.
"Setau ku kau tidak berhak berlaku seperti itu pada Mohan dan lagi ingat pada posisimu sebagai anak haram!" Yuna menelan salivanya ia merasa kaget sekaligus tidak percaya bahwa kaka tirinya itu menjadi lebih berani dan kuat dari sebelumnya karena merasa malu dan enggan memperpanjang masalah Yuna kembali meninggalkan kamar Ensang.

"Terimakasih nona Ensang" Mohan bersujud pada ensang namun Ensang bergegas membantu Mohan kembali berada dalam posisi duduk tapi ada satu hal yang membuatnya heran kenapa ia bisa berlaku seperti itu pada Yuna? Dan entah kenapa saat ia memarahi dan menghina Yuna ia sama sekali tidak merasa kasihan Ensang merasa bahwa hal itu keluar dari mulutnya secara tiba-tiba.

"Jelaskan lagi lanjutkan jangan takut aku akan melindungi mu dari tangan Yuna" tegas Ensang yang membuat Mohan merasa segan pada nonanya itu "selir minjo telah wafat 2tahun yang lalu dan kini posisi sebagai nyonya di keluarga ini kosong,dan seperti yang nona lihat nona Yuna sangat membenci anda hubungan kalian tidak terlalu baik dan semua orang di kediaman ini tau persis bahwa nona Yuna ingin diangkat sebagai putri sah keluarga Baek namun nona selalu menolaknya dan sepertinya nona tau kelanjutannya" Ensang mengangguk iapun kembali berbicara "dia ingin mendepak ku dari sini? Apa dia pikir bisa mendepak seorang anak sah? Bahkan jika aku keluar dari rumah ini dan menikah dia tidak bisa menjatuhkan ku apalagi sumber keuangan dan armada dagang di pegang olehku?" Mohan mengangguk ia sangat memahami kejeniusan nonanya itu.

Tanpa disadari hari mulai siang Ensang yang merasa lelah dan bosan memutuskan untuk pergi ke halaman belakang Dan berlatih ilmu beladiri ia sangat fokus dan seakan tidak ingin di ganggu ia meminta para pelayan agar  tidak boleh ada yang memasuki halaman belakang tanpa seizin nya.

"Kau berlatih memanah sendirian? Tidak ingin bertaruh dengan ku?" Ensang menghela nafas perlahan ia sedikit kesal ketika mengetahui bahwa para pelayannya tidak patuh dan membiarkan seseorang masuk ke halaman belakang,Ensang segera memasang senyuman dan membalikan badan dengan anggun ia melihat seorang pria yang tampak asing baginya namun entah kenapa ia sangat ingin memeluk pria itu dan sepatah kata tanpa aba-aba keluar dari mulutnya "Kaka?" Pria itu tersenyum dan bergegas memeluk Ensang dengan erat ada perasaan nyaman sekaligus kehangatan yang ia rasakan dan sekali lagi ia merasa bahwa Baek Ensang memang bagian dari Cho Hana namun dengan versi yang sedikit berbeda.

Queen (On Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang