Bagian 4

324 21 2
                                    

"Bangunlah lalu minum ini" Lee sun memberikan secangkir teh yang di bawa oleh Mohan Ensang yang masih setengah sadar itu mengambil cangkir teh dengan ragu namun ketika teh itu mulai masuk ke mulutnya ia merasakan bahwa kini dirinya sudah sadar seratus persen walau sedikit menerka dan kebingungan Ensang bisa menebak laki-laki ini sangat mencintainya wajahnya yang tampak panik telapak tangannya yang menghangat saat memegang tangan Ensang serta gesturnya yang tampak khawatir satu hal yang bisa ia syukuri sekarang adalah di dunia ini dia berhasil mendapatkan cinta tulus Tampa pamrih dan seorang Han Jian versi joseon.

Ensang masih mengingat jelas sebelum Jian pergi dari Korea mereka pernah berjanji untuk saling setia dan menjaga walau umur mereka yang masih kecil kala itu tapi dia dan Jian sudah seperti belahan jiwa yang sulit terpisahkan namun beberapa tahun kemudian minkyu mendatanginya dengan muka gusar ia memberitahu pada ensang bahwa kakanya itu telah mendua bahkan rumor menyebutkan bahwa dia membuat kekasih italinya hamil dan mereka berencana untuk segera menikah,saat itu juga hati Ensang merasa hancur matanya tak bisa menahan air mata yang mulai menetes Ensang merasa bodoh kenapa ia selalu mempercayai perkataan Jian yang palsu itu? Ia bahkan menutup dirinya dari semua pria yang ingin mendekatinya dan terus berharap Jian melakukan hal yang sama namun nyatanya itu semua hanya ilusi dan jika orang-orang bertanya padanya kenapa sikapnya tetap sama pada Jian walau tetap di khianati Ensang pun tidak mengetahui alasannya dengan pasti yang ia tau ketika Jian kembali tanpa sepengetahuannya hati nya merasa bahagia dan semua kebencian dan rasa sakit itu menghilang walau sedikit canggung yang ia rasakan.

"Hei Baek Ensang kau tidak baik-baik saja?" Lee sun mencubit pipi Ensang perlahan ia merasa heran kenapa wanita pujaan hatinya selalu melamun dalam keadaan penting "ahh tidak buruk aku sudah bisa bangun sekarang" Ensang sadar hatinya merasa bahagia karena ia sangat paham bahwa putra mahkota yang mirip Jian ini mencintainya dengan tulus bahkan Ensang berani menjamin jika putra mahkota akan selalu melindunginya karena itu tanpa sadar senyuman mengembang dari pipinya melihat senyuman Ensang Lee sun hanya tersenyum lega ia membantu Ensang kembali ke posisi duduk.

"Kenapa kau pingsan saat melihat ku?" Lee sun bertanya dengan hati-hati,sejak tadi siang dia terus memikirkan hal yang sama dia bukanlah hantu atau monster yang patut ditakuti tapi entah kenapa Ensang langsung pingsan melihatnya dipikiran Lee sun saat di Medan perang pun Ensang akan sangat senang dan berlari kepelukan ya ketika melihat Lee sun kembali dengan selamat,namun Lee sun mengingat satu hal Ensang memang berlari kepelukan nya namun ia menyebut nama orang lain? Hal itu jelas membuat Lee sun kesal tapi kekesalannya hilang ketika melihat Ensang pingsan justru kini ia merasa bersalah sekaligus iba. "Ahh kepala ku pusing" Ensang memegangi kepalanya iseng ia ingin melihat reaksi Lee sun ketika melihatnya kesakitan dan seperti dugaan Lee sun segera berteriak kepada Mohan untuk memanggilkan tabib,Ensang tersenyum puas setidaknya walau disini sedikit aneh dan asing ia bisa mendapatkan cinta dan kasih sayang tulus dari orang sekitar.

"Haha aku bercanda yang mulia" Ensang tertawa puas melihat wajah Lee sun yang memerah "hei jangan seperti itu aku menderita ketika melihat mu seperti ini" Lee sun mengeratkan pegangan tangannya ia seperti memastikan jika Ensang adalah miliknya dan akan selalu ia jaga sampai kapan pun. "Yang mulia tidak pulang sudah larut? Tidak takut jadi bahan gosip?" Tanya Ensang lembut melihat ekspresi Lee sun yang berubah dingin Ensang sedikit paham bahwa Lee sun merasa tersiksa dengan statusnya sebagai putra mahkota mungkin dalam hati kecilnya Lee sun lebih memilih terlahir sebagai bangsawan atau bahkan rakyat biasa. "Apa aku tidak bisa terus disini?" Melihat raut muka Lee sun yang tampak sedih Ensang merasa sedih dan turut tersiksa di satu sisi ia ingin melindungi Lee sun dengan berada disisinya karena entah kenapa Ensang bisa merasakan Lee sun tidak sekuat yang orang lihat. "Yang mulia bisa berkunjung lagi besok" balas Ensang sembari memeluk laki-laki itu erat,melihat kelakuan nonanya itu Mohan hanya menunduk malu ia merasa seperti nyamuk penggangu diantara dua orang yang sedang jatuh hati itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Queen (On Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang