ArgaKalau diingat-ingat gue selalu melihat kalimat 'welcome' dimana pun gue berada. Entah di warung makan, di setiap toko -yang Mami datangi hanya untuk sekadar melihat-lihat tanpa ada niat sama sekali untuk membelinya, di bandara, di kelas, di rumah teman, dan bahkan di depan kamar gue sendiri ada keset bertuliskan 'welcome' dengan warna merah –warna kesukaan Mami.
Tanpa sadar gue yang seharian ini membaca kata 'welcome' dimana-mana, menatap langit-langit kamar gue yang berwarna Azure cukup lama. Dan berakhir untuk membuang waktu gak berguna gue tadi dengan beranjak dari kasur dan duduk di depan meja belajar gue. Mencari buku tebal berwarna biru cukup gelap dengan tulisan Oxford di halaman sampulnya.
Welcome
Noun : An instance or manner of greeting someone.
'you will receive a warm welcome'
Dan mungkin kata tadi exclam used as a greeting to a person who is arriving.
Untuk seseorang yang datang.
Honestly, gue gak begitu yakin dengan makna dari kata datang-tinggal-pergi. Gue gak pernah repot-repot untuk memikirkan orang lain, apakah dia datang, tinggal, atau bahkan pergi. Karena gue gak memaksakan apa yang gue mau. Kalau dia datang, ya, silahkan, kalau dia tinggal, Alhamdulillah. Dan kalau dia pergi...
Entahlah, gue juga rada gak ngerti sama diri gue sendiri. Mungkin bahasa kerennya, anything forced is just not worth fighting for, whatever flow flows, what crashes crashes, it is what it is.
Widiih,
jago juga Bahasa Inggris gue. Udah bisa ke Old Trafford buat nonton Manchester United belum, nih?
Yah, alih-alih tentang seseorang yang datang. Antara menjadi seseorang yang di-datangi atau men-datangi, gue akan memilih opsi kedua.
Bukan tentang sekadar pilihan yang random, sih. Gue memang terbiasa untuk mendatangi tempat-tempat tertentu dan pastinya dengan orang lain. Karna gue ini termasuk tipe orang yang gak peduli kemana pun gue pergi, asalkan gue enggak pergi seorang diri. Yang membuat sesuatu spesial itu karna kita menghabiskan waktu dengan seseorang, kan? Bukan hanya tempat yang keren dan kekinian. Menurut gue, punya seseorang yang bisa lo ajak pergi kemanapun, itu baru special.
Dan pergi kemanapun itu, mungkin termasuk pergi ke Kafe kesukaan Juan-teman sebangku gue, ke Rumah makan sederhana yang sering gue kunjungi dengan sepupu-sepupu jauh gue, atau ke toko-toko yang gak terhitung berapa kali gue keluar-masuk dan mendapati diri gue yang selalu membercandakan kalimat 'welcome' yang tertempel di dinding toko atau keset-keset yang siap menyambut dengan senang hati.
"Welcome, " ucap gue. Tepat saat gue dan teman sekelas lainnya karyawisata mini ke Museum, seolah-olah gue-lah si Pemilik tempat itu.
"Welcome, silahkan..." kata gue lagi, saat kami sekeluarga -sepersepupuan berkeliling Mall dan mendapati ada salah satu Mbak SPG parfume yang kewalahan membagikan kertas tester-nya.
"Welcome, Selamat Sore di Indomaret..." ucap gue, saat membukaan pintu Indomaret untuk seseorang yang tanpa sengaja selalu gue dapati pergi kesana hanya untuk membeli 6 kotak susu ultra mimi warna biru muda dengan gambar sapi, yang akan langsung dia habiskan di kursi khusus pelanggan Indomaret.
Dan untuk seseorang yang datang di rumah gue.
"Welcome," gue menunjuk keset di depan pintu rumah sambil membeberkan senyuman jahil gue yang membuat Theo -teman gue yang galak menonjok bahu gue keras. "Muka lo kaya maho. Geli, sat."

KAMU SEDANG MEMBACA
Fella
FanfictionKadang manusia suka gak sadar diri, punya rasa untuk siapa tapi bilangnya malah apa. Kadang manusia suka kurang ajar, berani-berani memberi hati tapi takut untuk patah hati. Kamu, yang lalu menjadi kita. Kita, yang ternyata menjadi kenangan.