ZefanyaHampir setiap sore, gue selalu mendapati diri gue melangkahkan kaki dan berhenti tepat didepan pintu lemari pendingin. Mengambil enam kotak susu Ultra mimi warna biru dengan gambar sapi dipojok kanannya. Tapi, akhir-akhir ini –entah sejak kapan seluruh susu kesukaan gue ini terdapat wajah elsa dan kawan-kawan seper-gakjelasaanya, Maybe. Karna gue semakin gak paham dengan alur cerita Frozen 2, dan Kiran-adik perempuan gue selalu terobsesi dengan Elsa dan membuat gue berkali-kali menyuruhnya menonton Teori konspirasi dari Frozen 2 yang berhasil membuat gue merinding dan berfikiran yang enggak-enggak kalau saja gue dan Kiran mengalaminya. Iiih, amit-amit.
Kebiasaan gue ini hanya diri gue sendiri yang tahu. Kiran selalu mempermasalahkan kehilangan gue yang tiba-tiba setelah pulang sekolah. Dan ketika gue kembali ke rumah, gue gak pernah membawa satu barang apapun, dan dengan jujur gue akan bilang "Aku dari Indomaret".
Ayah juga sering kebingungan pada keputusan gue yang gak pernah mau menyetok susu kesukaan gue, walaupun gue harus rela jalan dari rumah dan keluar dari kompleks di pertigaan jalan raya. Mungkin, gue gak sengaja menjadikannya sebuah kebiasaan karena sebelum gue melakukan ritual –datang ke Indomaret hanya untuk beli susu gue terbiasa mengelilingi kompleks untuk lari sore, sebagai tambahan olahraga.
Erina –teman sebangku gue hanya menggelengkan kepala heran dengan lipatan tangan dibawah dada. Dan dengan sangat baik hati, dia yang akan repot-repot membayar seluruh tagihan susu gue dan gue gak pernah memintanya.
Dan seseorang.
Seseorang yang gak pernah gue kasih tahu, kalau gue punya kebiasaan yang cukup aneh.
Seseorang yang gue tahu keberadaannya, tapi gue gak pernah menyapanya. Seseorang yang tanpa sengaja selalu gue lihat saat dia tertawa bahagia. Seseorang yang gue tahu betul berharga untuk Erina, karna mereka sudah bersahabat sejak lama. Seseorang yang berhasil membuat gue selalu bertanya-tanya bagaimana cara dia melihat dunia.
Gue selalu menanamkan dalam diri gue, bahwa setiap manusia itu pasti punya beban dan masalah dalam hidupnya. Dan gue juga percaya kalau dia termasuk salah satunya.
Tapi, kenapa ya?
Kenapa dia bisa selalu terlihat bahagia walau dalam hidup, semua orang pasti pernah merasa untuk gak bisa jadi baik-baik saja?
Tanpa sadar, rasa penasaran gue membawa manic gue untuk selalu mempelajari dan terkunci atas segala hal yang dia lakukan.
Penasaran untuk tahu bagaimana dia selalu mendatangi meja disebelah gue, hanya untuk mengajaknya pulang dan makan Nasi Padang dengan rending. Padahal dia tahu pasti, orang yang diajaknya ini gak suka makan Nasi Padang dan gak akan pernah mau menemaninya.
Penasaran untuk tahu bagaimana dia hanya menyeringai asal, disaat Erina marah dan memukulinya dengan tas, dan gue tetap mendengar suaranya dengan jelas "Besok jangan marah lagi, ya, Rin! Dadaah, gue ke kelas!"
Dan gue akan mendengar Erina akan marah karna dia selalu menerima apapun yang Erina lakukan dan gak mempermasalahkannya. "Kapan, sih, Arga bisa marah sama gue?! Gue lagi bête sama dia, gak mau baik-baikan sama dia! Lo tau kan, Fan, gimana susahnya gue bantuin dia pacaran sama si belo!! Malah putus cuman karna dia cemburu sama gue!! Kalau masih deket sama gue, mana bisa gue jahat-jahat sama kucing garong itu. Lo, ngertikan maksud gue apa?"
Gue juga penasaran, apa dia pernah punya tatapan yang enggak mengenakkan hati.
3 tahun.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fella
FanfictionKadang manusia suka gak sadar diri, punya rasa untuk siapa tapi bilangnya malah apa. Kadang manusia suka kurang ajar, berani-berani memberi hati tapi takut untuk patah hati. Kamu, yang lalu menjadi kita. Kita, yang ternyata menjadi kenangan.