Di tengah kesibukannya merawat pasien di rumah sakit, Fahmi masih bisa membagi waktunya dengan mengikuti kajian. Kalaupun dia tertinggal materi karena merawat pasien, maka segera dia cari vidio kajian lain untuk menambah-nambah ilmu. Kalaupun tidak, biasanya dia menyuruh Alif, sahabatnya, untuk merekam atau memidio kajiannya.
Belum lama memang dia sering mengikuti kajian. Pertama kali ikut, yaitu ketika ia pertama kali menyadari kesalahan terbesarnya.
Zaman kuliah adalah zaman jahiliyahnya. Dia lelaki tak baik yang sering mengganti pacar. Mengetahui anaknya pacaran, Zaid, Sang Ayah terkejut hebat. Selama ini ia sadar, bahwa ia tak pernah mengajari anak-anaknya berbuat demikian. Saat itu dia kecewa hebat hingga sesak jantungnya bertambah parah. Fahmi tau, bahwa Zaid pasti sangat terpukul.
Beberapa minggu Zaid dirawat di rumah sakit karena syok saat mengetahui anaknya berduaan dengan wanita.
Dijodohkan orang tua. Ah, itu seperti cerita di novel-novel. Bahkan rasanya membosankan. Apalagi Fahmi mau tak mau harus menuruti perintah Sang Ayah menerima perjodohan ini. Biar bagaimanapun, selama ini dia sudah sering mengecewakan Ayahnya. Membuat Sang Ayah marah-marah, hingga penyakit jantungnya bertambah parah. Itu karena ulahnya dulu. Dulu saat ia masih berada di zaman jahiliyah.
Sekarang, ia sudah berubah menjadi setidaknya lebih baik dari sebelumnya. Namun masalah ego, mungkin masih sama seperti dulu.
Dia adalah seorang perawat yang baru diangkat di Rumah Sakit Umum Daerah. Ia bertugas di IGD. Instalasi Gawat Darurat.
Dia akan dijodohkan dengan seorang gadis yang sama sekali tidak ia kenal. Yang pasti itu adalah pilihan orang tuanya. Entahlah ada perjanjian apa di antara kedua orang tua mereka, hingga berakhir pada perjodohan ini.
Apa mungkin Fahmi harus menyetujui ini karena orang tuanya pun terlihat lebih ridho jika ia terima perjodohan ini. Sedangkan Ridho Allah itu berada pada Ridhonya orangtua.
Dari Abdullah bin ’Amru radhiallahu ‘anhuma, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
رِضَى الرَّبِّ فِي رِضَى الوَالِدِ، وَسَخَطُ الرَّبِّ فِي سَخَطِ الْوَالِدِ“Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua dan murka Allah tergantung pada murka orang tua”
(Hasan. at-Tirmidzi : 1899, HR. al-Hakim : 7249, ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabiir : 14368, al-Bazzar : 2394)___________________________________________________
Suatu hari, Fahmi dipertemukan dengan gadis yang akan dijodohkan dengannya secara sengaja oleh kedua orang tua mereka. Saat orang tua mereka sibuk mengobrol, Fahmi justru mengajak gadis itu ke luar dari ruangan dengan beralasan ingin mengatakan hal penting.
"Ada apa sih?" tanya gadis yang akan dijodohkan dengan Fahmi itu.
"Pokoknya, gimana caranya biar perjodohan kita ini dibatalin! Bantuin aku mikir dong!" ucap Fahmi yang saat itu terlihat frustasi.
Fira yang dijodohkan dengan Fahmi memutar bola matanya malas. "Pikirin aja sendiri! Yang mau perjodohan ini batal kan kamu."
"Emang kamu mau, nikah sama aku?" tanya Fahmi.
"Ya kalo udah takdirnya, kenapa juga harus gak mau coba? Ya aku sih ayo-ayo aja kita nikah karena dijodohin juga. Gak keberatan kok," jawab Fira santai.
"Emang kamu cinta apa sama aku? Kita ini belum terlalu kenal, bahkan aku gak kenal siapa kamu."
"Hey, Pak Perawat! Aku gak peduli masalah cinta atau engga! Karena cinta itu bakal tumbuh seiring berjalannya waktu. Dengan pernikahan, mau gak mau ya harus ada cinta dan cinta itu pasti ada walaupun hadirnya lama. Cepetan tentuin keputusan kamu. Kalo mau batal, batalin sekarang! Biar hati akunya juga gak terlanjur berharap."
Fahmi terdiam sejenak, merenungi kata-kata Fira, seorang gadis yang baru ia kenal semenjak mereka dipertemukan oleh orang tuanya.
"Kalo kamu nolak perjodohan ini, batalin sekarang juga, sebelum aku cinta sama kamu!"
"Tapi, gimana kalo aku gak bisa cinta sama kamu?"
Fira kali ini terdiam mendengar perkataan Fahmi.
"Ya udah batalin perjodohannya!"
"Tapi aku gak mau ngecewain Ayah lagi. Selama ini aku udah cukup bikin serangan jantung Ayah parah."
"Ya udah berarti lanjutin perjodohannya! Ribet amat sih!"
__________________________________________________
Apa pendapatmu tentang cerita ini?
Aku tunggu komentarnya:)Salam,
Saifa Hunafa ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Baik Bersamamu
Spirituale⚠️HATI-HATI BAPER! SIAPIN HATI!⚠️ "Pokoknya, gimana caranya biar perjodohan kita ini dibatalin! Bantuin aku mikir dong!" ucap Fahmi yang saat itu terlihat frustasi. Fira yang dijodohkan dengan Fahmi memutar bola matanya malas. "Pikirin aja sendiri...