Satu

21 2 0
                                    

Happy reading !

Pagi ini, pagi yang tidak ingin ku alami. Ya, hari pertama sekolah di sekolah baru pula. Biasanya, aku berangkat ke sekolah tanpa membawa kedua orang tuaku. Hari ini berbeda, kedua orang tuaku membuntutiku dari rumah hingga melewati gerbang sekolah baruku itu. Semua siswa siswi yang berada di sekitarku langsung memandang ku dengan penuh keseriusan tingkat tinggi. Mungkin, karena ini pertama kali aku menginjakan kaki di gedung megah ini jadi orang tuaku mengantar ku seperti seorang puteri raja. Aku sangat beruntung memiliki orang tua seperti mereka.

"Sekolah yang bener ya sayangku." ucap Papah dengan senyuman yang dibuat buat.

"Iya, jangan mikir kemana mana. Apalagi mikirin dia, eh!" timpal Mamah.

"Hmm, iya." jawabku singkat. Mobil papah sudah mulai tak terlihat setelah aku berpamitan dengan mereka beberapa menit yang lalu.

Aku seperti orang hilang disini, seperti orang yang baru masuk Taman Kanak Kanak. Aku tidak tahu harus pergi kemana.

"Aduh, ini arah kelas XI MIPA 3 dimana ya." gerutuku, sambil memandang tiap sudut sekolah tersebut.

"Ruang BK SMA Dewantara, ah kebetulan nih aku nemu ruang BK, sikat aja cus." ucapku senang setengah mati saat menemukan ruang berkeramat itu. Langkah demi langkah ku lewati hingga akhirnya aku sudah berada di depan pintu.

"Eh, tunggu!" mendadak aksiku untuk membuka pintu terhenti oleh asal suara yang sepertinya mulai mendekat.

"Lo siapa? Dan ada urusan apa lo ke BK?" tanya pria tersebut penuh rasa curiga.

"Bukan urusan lo!" jawabku sinis.

"Lo anak baru ya?" tanya pria itu dengan nada menebak. Entah apa yang pria ini mau, sepertinya dia anak clever sampai sampai baru pertama bertemu saja segudang pertanyaan ia lontarkan.

"Iya, gue mau cari kelas XI MIPA 3, lo tahu?" jawabku dengan malu malu.

"Jelas tahu lah orang itu kelas gue, yuk ikut gue!" Tanpa pikir panjang aku langsung buntutin tuh cowo, jarang ada cowo care kayak dia didunia ini. Idaman.

"Eh, astaghfirullah sadar, Ngel!" tiba tiba saja aku memuja pria tersebut tanpa alasan.

•••

"Selamat pagi everyone!" sapa guru yang tiba tiba masuk tanpa diundang.

"Pagi bu!" jawab kita serempak.

"Anak anaku, hari ini kita kedatangan anak baru." ucapnya dengan penuh semangat.

"Ayo nak sini maju kedepan, perkenalkan dirimu pada teman temanmu!" tambah wanita paruh baya tersebut.

Sudah kuduga, pasti akan seperti ini. Kagak ada cara lain apa? Perkenalan diri tuh seharusnya di lapangan sekalian biar seantero sekolah tahu semua. Dari dulu kebanyakan sekolah kalau ada siswa baru pasti perkenalan di depan kelas, fyuh. Nanti kalau aku udah gede, aku mau bangun sekolah dengan peraturan yang beda.

"Hai, perkenalkan na..ma ku Angeline Katrin Adiyaksa, kalian bi..sa panggil aku Angel." ucap Angel terbata bata.

"Oh, nama dia Angel." bisik salah satu cowo. "Hai!"

"Nah, Angel silahkan duduk kembali!" perintah Bu Rani guru kimia yang akan mengajar pagi ini.

Terdengar, suara bisikan teman teman kelas ku padaku. Cih! Sukanya ngatain orang sendirinya nggak mau dikatain. Sesuai perintah papah, jangan digubris pikiran jelek orang orang tentang aku.

"Hai, nama gue Bella." tiba tiba saja dia menyodorkan tangannya.

"Hai, gue Angel." balas Angel singkat.

"Semoga kita bakal jadi teman sebangku yang kloop sekaligus sahabat ya." celoteh Bella. Sahabat, batin Angel.

"Iya" jawabku dengan nada rendah.

Dentingan jarum jam melesat begitu cepat. Kegiatan belajar mengajar pun sudah berakhir.

"Sampai disini dulu ya, anak anak. Untuk tugas rumah kalian kerjakan buku paket halaman 210." ucap Bu Rani sembari beberes.

"Yaelah bu, tugas mulu dari kemarin, kita lelah bu. Aku.. lelah... aku sungguh lelah..." timpal Revan sambil menyanyi ala ala Utopia. Semua anak dikelas itu pun menertawakan kelakuan Revan. Ada ya, anak yang menentang gurunya seperti itu.

"Eh, Revan tugas minggu lalu aja belum kamu kerjakan, nggak usah bantah perintah ibu!" balas Bu Rani dengan penuh gagah perkasa.

"Anjir!" celetuk Revan pelan. "Baik, bu!" jawab anak anak serempak.

Cacing di perutku sudah mulai merengek. Sepertinya, minta dikasih gaji.

Pluk...

Tiba tiba seuntai kertas jatuh dimejaku.

•••


.
.
.
.

Holla gaiss, semoga kalian suka yah🤗
Jangan lupa tunggu capter selanjutnya!
Jangan bosan bosan dilapak ku yang absurd ini😂

Because Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang