AKU BERJANJI AKAN VOTE CERITA INI. (UDAH JANJI YA HEHE).°•°•°
"Rel? Gak ada Orang tua yang akan menyesatkan anaknya! Kau sudah dewasa harus bisa berpikir!"
°•°•°
"Aku malah tidak suka ketika hujan turun. Apalagi ketika sore hari."
"Lho? Kenapa? Bukankah hujan menyenangkan?"
Aku menggeleng. "Menurutku tidak."
"Mengapa Memangnya?"
"..."
Aku terdiam. Sebenarnya ini adalah alasan yang mudah ditebak.
"Aku tak bisa melihat senja Karena awan hitam yang menutupi."
"Kamu suka senja?"
Sekali anggukan kecil yang ku lakukan. "Aku sangat menyukai senja. Senja juga teman ku. Bukan yang satu-satunya tetapi salah satunya. Meskipun sekarang aku sedikit membencinya."
"Membenci? Kenapa? Bukankah kamu menyukai nya?"
Aku mengangguk lemah. Ah mengapa wajah ayahku sangat terlihat jelas sekarang! Suasana dingin menambah hati yang terasa membeku.
"Ya senja sangat indah. Sangking indahnya, sangking banyak orang yang memuji keindahan nya, ia menjadi sombong. Ia merebut ayahku."
Aku menoleh kesamping. Nadine kini berhenti memainkan tetes air hujan. Ia membalikkan badannya dan menghadap ku yang tak sedang menghadap nya. "Maksudnya?"
Tid tid tid!
Suara klakson mobil berwarna putih mengagetkan kami berdua. Kami sama-sama menoleh ke arah mobil mewah itu. Apa itu... Mobil yang menjemput Nadine?
"Za? Aku pulang duluan yah, papah aku udah datang," ucapnya. "Lain kali ingin sekali aku banyak waktu dengan mu."
Mungkin Nadine masih ingin menyambung pertanyaan yang belum sempat aku jelaskan. Aku sadar, bahwa Nadine orang yang baru untukku, tapi aku bisa langsung menilai bahwa dia adalah gadis yang baik, dan tidak masalah jika tau sedikit tentang kisah ku. Lagipula untuk kisah mengapa aku membenci senja, itu bukanlah sebuah rahasia.
"Ya sudah hati-hati, yah."
Nadine masuk kedalam mobil mewah berwarna putih itu. Lalu mobil itu melaju dengan sangat cepat nya, memberikan efek cipratan air yang menggenang di jalanan.
Aku menatap awan di atas langit yang masih menumpahkan isinya. Aku melakukan hal yg sama seperti Nadine tadi. Memainkan air yang mengalir diatap halte.
Sepertinya aku juga harus menyukai hujan. Ketika matahari senja membuat bumi semakin memanas, tetapi hujan dengan airnya membuat bumi menjadi tenang. Tapi tenang saja. Aku tak akan melupakan mu senja. Sampai kapanpun, meskipun aku membenci mu, aku selalu setia menunggu mu disetiap harinya. Tapi untuk hari ini, Sepertinya aku tak bisa menyapamu. Hujan menguasai langit saat ini. Hujan mewakili perasaan rindu ku yang tiba-tiba saja Kembali teringat pada kejadian dulu. Saat senja berubah menjadi sendu.
***
Farel hari ini masih menginap dirumah ku. Kedua orang tuanya masih berada di luar kota, mengurusi pekerjaan nya. Orang tua Farel memang sangat-sangat sibuk, hingga melupakan kenyataan bahwa mereka mempunyai putra. Farel pernah cerita padaku, kalau dia sangat ingin orang tuanya berhenti bekerja sejenak. Ia ingin merasakan perhatian dari kedua orang tuanya. Sama-sama memiliki perusahaan besar, hingga mereka menutup mata pada keluarga kecilnya. Tak jarang Farel selalu menginap dirumah ku atau menghabiskan waktu bersama ku, untuk mengobati rasa bosannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja
Teen FictionIni tentang seseorang yang sama cantiknya Seperti senja. Ini tentang dia yang selalu aku tunggu setiap harinya. Ini juga tentang bagaimana cinta itu tumbuh kembali. Dia adalah manusia yang terlalu sempurna untuk diriku yang tak luar biasa. Cinta tu...