AKU BERJANJI AKAN VOTE DAN KOMENTAR...°•°•°
"Yaa kamu kan pacarnya aku, jadi..."
°•°•°
Sudah beberapa hari aku bersama atau lebih tepatnya mengenal Nadine. Gadis cantik satu ini memang bisa menarik perhatian ku. Tapi tetap saja belum ada rasa lain selain kata kagum. Kagum akan ciptaan Tuhan yang tak pernah main-main. Pasti indah dan tak ada kesalahan sedikitpun. Tapi itu hanya yang terlihat dari luar saja, untuk yang terlihat dari dalam, aku belum tau. Latar belakangnya maksud ku. Dan benar saja perkiraan ku selama ini. Dia orang yang baik, ramah, tidak sombong, dan pintar di kelas. Hanya saja ada satu mata pelajaran yang membuatnya kelimpungan mencari jawabannya. Apalagi jika bukan matematika? Haha ada apa sebenarnya otak manusia dengan matematika? Susah sekali untuk akrab.
Istirahat kali ini aku berada diruang OSIS. Ada proposal pemilihan ketua dan wakil ketua OSIS yang akan segera berlangsung. Aku sendirian saja. Dilla, wakil ku tidak bisa mengurus ini karena dia sibuk tentang demo ekskul teater nya yg akan diselenggarakan seminggu lagi. Sedangkan Farel, Bayu dan Lula sudah ku suruh ke kantin duluan, Karena mungkin saja aku agak membutuhkan waktu lama.
Suara pintu dibuka membuat fokus ku teralihkan kearah pintu. Seorang gadis yang akhir-akhir ini menyibukkan pikiran ku masuk. Nadine Anderson. Ada apa dia kesini? Dia membawa sesuatu ditangannya.
"Hai? Kamu sedang sibuk ya?" Tanya Nadine berdiri dihadapan ku.
Aku langsung melepaskan mouse ku dari tangan. "Nggak kok, aku hanya lagi membuat proposal," jawabku.
"Silahkan duduk," ujar ku.
Nadine lalu duduk dan menaruh plastik... Jajanan yang dia bawa mungkin?
"Kamu pasti belum makan, kan? Ini aku bawakan kamu mie ayam pak Karim kesukaan kamu." Nadine memberikan Styrofoam berbentuk bulat––yang berisikan mie ayam pak Karim yang kebetulan memang kesukaan ku.
"Kamu tau darimana mie ayam ini kesukaan ku?" Tanyaku sambil menerima bungkus mie ayam pak Karim.
"Dari Farel."
Sudah kuduga. Tapi tak apalah lagipula aku memang sedang benar-benar lapar. "Oh ya makasih ya. Nanti uang nya aku ganti."
"Tidak usah. Anggap saja bayaran karena kamu sering membantuku menyelesaikan tugas matematika," katanya.
Aku tersenyum lalu memakan mie ayam yang sangat-sangat enak itu. Nadine pun memakan mie ayamnya. Aku mengambil dua botol air mineral yang berada di kolong meja OSIS. Diruang OSIS ini memang selalu tersedia air mineral.
"Nih," aku memberikan sebotol air untuk Nadine.
"Makasih."
"Kamu tau darimana aku disini?" Tanyaku penasaran juga.
"Tadi soalnya pas bel istirahat aku lihat kamu langsung keruang OSIS. Dan aku baru tau ternyata kamu ketuanya. Mungkin kamu ada urusan keruangan ini dan belum sempat makan. Jadi aku pergi kekantin sama ketiga temen kamu itu dan aku bertanya makanan kesukaan kamu," jelasnya panjang lebar.
Aku hanya membalasnya dengan anggukan. Nadine melakukan itu untuk apa? Ah sepertinya dia memang hanya ingin berbuat baik saja. Sebagai teman, kan? Ya aku rasa sebagai teman. Memangnya sebagai apa? Aduuhh PD kali.
Kami berdua melanjutkan makan mie ayamnya lagi. Sampai tiba-tiba ada seseorang yang membuka pintu ruangan OSIS.
"Haiiiii Rezaaaa," suara teriakkan dari Felly itu mengecil Ketika Melihat Nadine. Jika kalian lupa sama Felly, dia itu yang mau ikut nebeng pulang sekolah tempo hari, ingat?
"Ini anak baru itu kan? Ngapain kamu disini?!" Tanya Felly jutek. "Berduaan lagi," lanjut nya.
"Eum maaf aku temennya Reza
Aku lagi temenin Reza Disini," jawab Nadine. Nadanya terdengar seperti takut. Takut? Sebenarnya untuk apa takut kepada nenek sihir SMA TRIBAKTI?"Tapi aku pacarnya Reza!"
"Ohokk... Ohokk," aku benar-benar langsung tersedak mie ayam pak Karim setelah mendengar ucapan Felly barusan.
"Sayang kamu kenapa?" Felly dengan panik menghampiri ku. Ralat pura-pura panik.
Dia langsung memberikan ku minuman nya, yang padahal aku juga punya itu. Bodo amat lah aku sudah benar-benar sakit tenggorokan ku karena tersedak. Aku langsung minum di susul deheman Nadine. "Ya udah kalau gitu, aku keluar dulu, ya," ujar Nadine. Ada nada tidak enak disana. Nadine tidak enak dengan ucapan Felly barusan. Ia berniat untuk beranjak pergi namun segera aku tahan.
"Mau kemana?" Tanyaku.
Nadine menyelipkan anak rambutnya yang terlepas dari kunciran nya, ke belakang telinga. "Eee... aku keluar aja deh. Aku... Oh ya aku lupa membayar mie nya. Iya lupa membayar mie nya. Aku bayar dulu ya." Felly dengan terburu-buru keluar dari ruangan OSIS. Aku pun menatap kepergiannya dengan aneh. Kenapa dia? Ah sepertinya aku harus memikirkan apa yang akan terjadi sekarang ini. Ada nenek sihir SMA TRIBAKTI di hadapan ku. Hihihi:)
"Zaaaa?" Panggil Felly merajuk. Aku pura-pura tidak mendengar saja. Aku kembali fokus pada laptop ku.
"Zaaaaa?"
"Zaaaa?"
"ZAAAAAAA?!"
Aku segera menutup telinga ku saat mendengar teriakan dari si nenek sihir itu. "Fell? Kamu bisa diam tidak sih? Aku sedang sibuk!" Bentak ku. Alih-alih diam, dia malah bangkit dan melihat kegiatan yang sedang aku lakukan.
"Kamu sibuk apa? Sini biar aku bantu." Felly ingin bergerak membantu, tapi aku langsung menepis tangan nya.
"Tidak usah aku bisa sendiri!"
Felly cemberut dan Kembali duduk. Dengan wajah kesalnya dia bertanya, "kamu kenapa berduaan sih sama anak baru itu?!"
"Kenapa memang? Ada masalah?" Tanyaku dingin.
"Yaa kamu kan pacarnya aku, jadi..."
"Apa-apa? Pacar? Sejak kapan?"
"Emm... PDKT-an maksudnya! Lagian kan cewek sama cowok itu gak boleh berduaan dalam satu ruangan. Nanti kalau..."
"Ini sekarang kita lagi berduaan! Seharusnya kamu pergi karena gak baik, oke?"
Felly bungkam. Akhirnya dia diam juga. Aku kembali fokus pada laptop ku. Tapi seperti orang yang tak pernah kehabisan kata-kata, ia masih saja mengoceh. Aku pura-pura tidak mendengar. Dia mengoceh tentang apapun! Mulai dari ada siswi yang menyelang nya pada saat antrean di kantin, ada cowok yang genit, dan juga ada adik kelas yang berani melawannya.
"Aku gak suka Nadine! Dia centil sama kamu!" Ucapnya gamblang.
"Lebih centil mana sama kamu? Dia gak pernah tuh goda-goda aku! Memangnya kamu! Cewek tapi sukanya menggoda cowok!"
Felly mengerjapkan matanya. Ia menatap ku dengan sorot mata berbinar. "Maksudnya? Apa kamu sudah tergoda denganku?" Tangannya begitu antusias.
"Nggak!"
Satu kata berjuta makna, akhirnya dia diam juga. Sudahlah. Aku memakai earphone ku untuk menghalau suara cempreng itu masuk. Felly tidak pergi, ia masih diam sambil menyamil jajanannya. Aku sesekali melihatnya. Dia tersenyum menggoda. Tak bisa dimungkiri bahwa Felly memang cantik. Tapi lebih cantik Nadine menurut ku. Aishh? Apa maksudnya, Zaaa! Sadar! Aduh apaan sih! Gak! Aku gak boleh suka sama cewek dulu! Jangan! Jangan sampai aku menyakiti hati cewek lagi! Bahkan rasa bersalah yang dulu masih terasa sekarang.
Sekelibat kenangan cinta pertama ku yang dulu terbayang. Tapi dengan segera aku tepis. Jika kalian penasaran dengan cerita cinta pertamaku dulu, nanti akan ada saatnya aku ceritakan. Tunggu ya...
°•°•°
VOTE KOMENTAR NYA SELALU SANGAT BERHARGA BUAT AKU
°•°•°
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja
Teen FictionIni tentang seseorang yang sama cantiknya Seperti senja. Ini tentang dia yang selalu aku tunggu setiap harinya. Ini juga tentang bagaimana cinta itu tumbuh kembali. Dia adalah manusia yang terlalu sempurna untuk diriku yang tak luar biasa. Cinta tu...