Happy reading :)
Malam telah berlalu, kini hari baru telah datang. Matahari pun mulai menyapa semua makhluk ciptaan Tuhan.
06:00wib
Teng.. teng.. teng..
Lonceng gereja bergema, mengajak setiap umat kahtolik untuk berdoa kepada malaikat Tuhan. Tapi tidak dengan gadis yang masih bergelut dengan selimut tebalnya, dia masih sibuk di dunia mimpinya.
06:15
Tok..to..tok..
"cila.. bangun cila..." terdengar suara oma sesill.
"cila.. bangun, nanti kamu telat."
"cila.. cila.."
"iya oma, cila uda bangun" akhirnya terdengar suara serak cila.
"cepat mandi dan turun untuk sarapan. Kamu masuk jam 07:00 loh" perintah oma cila
'iya oma" jawab cila masih dengan mata tertutup.
Setelah itu tidak ada suara lagi terdengar dari pintu.
Cila membuka smartphone nya, matanya terbelalak melihat jam.
"mampus gue" gumamnya lalu berlari ke kamar mandi.
15 menit kemudia sesil sudah berada di meja makan. Dia memakan roti selai dengan segelas susu.
"cila buruan, nanti kamu telat" terdengar suara opa dari pintu depan.
Tanpa menjawab sesil, buru-buru memakan rotinya dan hanya meminum setengah gelas susunya. Lalu dia segera ke pintu utama. Tampa opanya sedang memanaskan motor tua.
"cila uda siap opa" katanya.
"yauda ayo kita berangkat sekarang" kata opah sesil.
Sesil menikmati pemandangan kota kelahiran papanya itu. Hemparan sawah hijaudan kerbau, udara nan segar dan sejuk, beda dengan di kota kelahirannya sendiri. Sepanjangn perjalanan banyaknya warga yang tersenyum ramah kea rah opanya sesil, memang opa sesil terkenal di kampung ini karena dia sosok yang begitu hangat serta dermawan.
Tidak butuh waktu lama, motor tua itu telah sampai di depan gerbang sekolah baru sesil. Opanya mebukakan helm dari kepala cucu kesayangannya itu.
Sesil merapikan rambutnya, dan bandonya yang sedikit miring. Mereka memasuki area sekolah itu. Begitu bersih dan nyaman. Bangunan bata ciri khas katolik itu berdiri kokoh, dengan Banyak pot bunga berjejer menyempurnakan keindahan sekolah ini. Banyak juga siswa yang sibuk dengan kegiatan nya masing-masing. Mereka berjalan, melewati ruangan-ruangan kelas. Hingga sampai di suatu ruangan, yang sesil yakini ini adalah ruang kepala sekolah.
Tok..tok..tok..
"selamat pagi bruder" kata opahnya sesil kepada pria paruh baya yang sama tuanya seperti opah sesil.
"pagi pak broto, silahkan duduk" jawab pria itu, dengan senyum ramah mempersilahkan opah sesil duduk.
"terimakasih bruder, ini cucu saya sesilia.. " kata opah meperkenalkan sesil
Sesil menyalam tangan pria itu.
"oh.. jdi ini cucu pak broto yang akan sekolah di sini. Wah, ternyata snagat cantik yah.. mirip seklai dengan bima" kata pria itu.
"hahaha.. namanya juga putrinya bruder. Ada lagi berkas yang perlu saya isi bruder?" kata opah sesi
"semua berkas serta biaya adminnitrasi sudah di lengkapi bima kemaren pak, hanya saja harusnya sesil mendapat pengarahan dari suster kepala, tetapi suster sedang ada urusan di kota minggu depan dia akan kembali. Jdi arahan untuk sesil akan di lakukan oleh frater danil." kata bruder.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Yang Tak Sampai
RomanceIni tentang dia, cinta pertama yang tidak akan pernah kumiliki, karena bagaimanapun aku tidak akan bersaing dengan Tuhan.