Between Us ; 04

11 5 0
                                    

Kau boleh acuhkan diriku

Dan anggap ku tak ada

Tapi takkan merubah perasaanku

Kepadamu...

Tara adalah cowok yang berperan dalam terbentuknya band dadakan di pojok kelas, lebih tepatnya di belakang bangku tempat ku dan Nadira duduk, aku tidak terganggu sama sekali kok, hanya saja pemilihan lagunya yang tidak ku suka, tapi suara Tara memang tidak bisa di pungkiri, ia memang jago dalam hal beradu suara.

"Ra, nih lagu curahan hati Baginda Khiar buat lu" kata Gaga yang bertugas sebagai pemain gitar, aku hanya mengeroll malas mataku dan menulikan telinga, Khiar adalah pemimpin kostard. Geng yang ia pimpin itu memiliki nama besar di Sekolahku aku tidak tau apa tujuannya, namun aku sering mendengar slogannya, maju untuk berperang, berhenti saat menang.

"iguana makan sate, Nadira kenapa kok kayaknya bete?" kali ini cowok dengan kulit sawo matang berlesung pipi ini mengganggu Nadira yang memang sedang terlihat egah-ogahan, ku tebak, semalam ia habis bertengkar Dengan Alva akibat kejadian tempo hari.

"Apasih, ganggu aja lo" sewot gadis di sebelahku dengan sinis, bukan rahasia lagi kalau Nadira menjadi rebutan para kaum Adam, banyak lelaki yang berlomba-lomba untuk menaklukan hati anak konglomerat ini, contohnya Varga yang memang terlihat jelas me naksir temanku ini.

"Nad, tau gak perbe–"

"Gak!"

Aku terbahak dengan tidak manusiawi, sungguh kasian sekali Varga, belum sempat ia berkata, sudah di tolak mentah-mentah, "Nadira mah, gw belom selesai ngomong juga" kata cowo itu sambil membuat ekspresi yang menjijikan.

Varga bukan tipe cowok yang jelek sebenarnya, ia manis, namun mau bagaimana lagi, Nadira sukanya sama Alva. Playboy cap kakap di sekolah.

"HAHAHA, gini Ga, saran gw sih lu mending mundur, saingan lo berat bor, nanti kalau misal lo di samperin sama Alva sama antek-anteknya modar lo" kata Tara sambil menepuk pelan pundak Varga, aku hanya terkekeh mendengar itu, itu nasihat atau ejekan? Aku memang tahu jika Varga bukan anggota dari Kostard, hanya ada Tara dan Gaga anggota yang berada di kelasku.

"gw gak takut sama Alva kok, samperin aja sini, berani kok gw" kata Varga sambil memasang wajah songong

"Varga sayang, denger ya, Alva sama anak buahnya pake motor apa?" tanya Eirish

"motor CBR? " kata Varga dengan kerutan di dahinya, mungkin dia bingung dengan pertanyaan sahabatku itu.

"terus motor kamu apa?" tanya Eirish lagi dengan nada kalemnya, lalu di jawab Varga dengan santai, "Beat di hati dong" katanya dengan bangga.

"nahh, udah paham gak?" Kata Eirish sambil menepuk-nepuk pundak Varga lalu pergi keluar kelas, aku masih menanti ekspresi wajah Varga, jika dia masih tidak mengerti makna kata Eirish maka aku akan benar-benar mengecap Varga cowok ter bodoh hahahaha.

"maksud si Gila apa ya, Tar? Tanya cowok itu sambil menatap wajah Tara serius, "artinyaaa..."

"SENGGOL DIKIT LO JUGA JATOH BEGOK BAHHAHAHA, LO BENER-BENER YA VARGA DINANDRA" kata Tara ngegas dengan tawa yang menggema, di susul oleh tawa keras anak se kelas, "belum lagi antek-anteknya Alva kalau ngajak ribut sama lo hadehh" kataku memanas-manas suasana

"ngapain takut sih? Kan ada kaliaan teman-teman ku" kata Varga lalu merangkul Tara dan teman-teman cowok itu yang lain.

"kita pernah temenan?" jawab Tara, lalu sekelas kembali tertawa akibat candaan cowok ginsul itu, sayang sekali Varga selalu menjadi target bully an teman-teman yang lain, tetapi yang aku suka, ia tidak pernah memasukkanya ke dalam hati, begitupun dengan teman-teman yang lain, hal tersebut. Murni cuman candaan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 25, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang