[13]. Alive Again

883 118 60
                                    

Pasca kejadian tempo hari mengenai kencan mereka yang gagal, Baekhyun menjadi frustrasi.

Berkali-kali ia mendatangi Taeyeon, meminta permohonan maaf dari gadis itu, tapi yang ia dapat hanyalah jawaban yang sama dan tidak memuaskan hatinya.

Baekhyun tahu Taeyeon masih marah. Tahu sekali.

Baekhyun menyesal.

Pagi ini, Baekhyun kembali mendatangi rumah Taeyeon untuk berangkat sekolah bersama. Pukul tujuh kurang lima belas menit belum terlalu siang untuk pergi ke sekolah, namun rumah gadisnya sudah sepi. Tak ada tanda-tanda kehidupan sama sekali.

"Ya Tuhan," Baekhyun menghela napas berat sambil memandangi pagar dan pintu rumah yang tertutup rapat. Apakah dirinya benar-benar tidak ada harapan?

Bahu milik lelaki itu turun, kedua matanya mendadak sayu bersamaan dengan ekspresi yang kusut. Seumur hidupnya, baru kali ini ia merasa tak tenang hanya karena seseorang.

Baekhyun merasa kosong.














"Baekhyun, fokus!"

Baekhyun mengedipkan matanya berkali-kali mendengar seruan milik Jiyong, kemudian tersadar bahwa saat ini ada ekstrakulikuler basket.

"Ah, maaf."

Jemari lelaki itu kembali menepuk-nepuk bola basket pada tanah, melakukan shooting berkali-kali tanpa ada yang masuk ke ring. Sehun akhirnya datang merebut bola yang hanya ditanggapi Baekhyun dengan raut bingung.

Jiyong akhirnya menghampiri lelaki bermarga Byun itu karena tidak tahan dengan sikapnya yang mendadak tak seperti biasa. Sudah beberapa hari ini Byun Baekhyun terlihat seperti seonggok tubuh tanpa nyawa. Rasanya aneh.

"Kau kenapa?" tanyanya.

"Tidak apa-apa. Maafkan aku, seonbae." Baekhyun membungkuk berkali-kali.

Jiyong menatap lelaki di depannya lamat-lamat. Jiyong tahu, Baekhyun bukan tipe orang yang pandai menyembunyikan perasaan.

"Cerita padaku,"

"Tapi kita sedang latihan."

Jiyong merotasikan kedua bola matanya, dengan santai mengakhiri kegiatan ekstrakulikuler tanpa berpikir panjang. Baekhyun melongo.

"Sekarang cerita."

"Aku bertengkar dengan Taeyeon,"

Baekhyun menarik napas dalam, kemudian mulai bercerita tentang kejadian tempo lalu. Ia membuka kembali ingatan yang begitu membekas di pikirannya, berbicara banyak hal tentang cinta seperti orang bodoh.

Atau barangkali cinta memang membuat orang-orang jadi bodoh.

"Dia memaafkanku, namun tetap saja masih ada yang mengganjal. Aku tahu dia orang yang cuek, tapi rasanya berbeda." Baekhyun melanjutkan dengan tarikan napas yang berat. "Aku salah ya, seonbae?"

Jiyong tersenyum simpul. Jemarinya meremas bahu Baekhyun seperti sedang menyalurkan energi. Ia tidak tahu orang yang ceria akan semurung ini saat ia terluka.

"Aku berniat minta maaf, tapi kami belum bertemu. Sepertinya dia menghindariku."

Jiyong terdiam, mendadak teringat sesuatu. Netranya tiba-tiba membelalak saat sebuah ingatan datang sekelebat. Ia lantas menepuk-nepuk bahu Baekhyun dengan heboh.

"Aku lupa memberitahumu, Baek. Taeyeon sudah tidak masuk sekolah selama tiga hari, dan yang paling penting, entah sejak kapan, ia selalu pergi ke UKS."

"Iya?!" Baekhyun memukul meja dengan keras.

"Iya!"

"Baekhyun oppa!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Alexithymia [BAEKYEON]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang