Entahlah sudah berapa kali terulang sejak adegan sex dalam kostan itu terjadi. Aku menikmati semuanya walau lagi-lagi yang aku pikirkan adalah sebuah ikatan. Tentu saja aku menginginkan Nimo untuk menikahi ku setelah semua yang t'lah terjadi
Tiada hari tanpa sex, yeah bisa dibilang seperti itu. Desahan demi desahan keluar yang kadang tak tertahankan. Mani demi mani yang muncrat namun tidak di dalam, mungkin aku benar-benar gila akan cinta.
"Nimo, pelan-pelan!" lirih ku pelan menyuruh Nimo agar lebih lembut mengisap payudara ku.
"Enak?" tanyanya dan aku hanya mengangguk.
Ia persis seperti anak kecil. Sesekali ku elus rambutnya yang tetap tak diam mengisap sebelah demi sebelah payudaraku yang menonjol besar.
"Aahhh!" sekali desahan ku keluar, ternyata Penis Nimo sudah masuk penuh dalam diriku dengan sekali dorong. Vaginaku sudah benar-benar bisa menerima sekali sodokan Nimo
Pinggulnya mulai bergoyang. Aku yang terbaring keenakan hanya bisa diam dan bergoyang akibat genjotan Nimo yang semakin lama semakin kasar dan kencang.
"Aaahh! Aahh... sayang... uhhhh! Rasanya vaginaku ingin... lagi!" teriakku tak keras sambil mendesah.
Nimo tidak menghiraukan ku, ia terus menggoyangkan pinggulnya maju mundur, masuk keluar penisnya di dalam Vaginaku yang basah akan cairan putih milikku.
Tak tertahankan, aku rasanya ingin keluar dan tiba-tiba... Crottt croott! Sperma Nimo menembus dinding dalam diriku.
Aku kaget namun tak bisa bergerak. Nimo terus menembakkan spermanya. Ia mengejangkan penisnya maju kemudian dengan keras maju untuk mengeluarkan sisa spermanya.
"Sayang, aku akan hamil kalau seperti ini."
"Aku tidak peduli dengan hal itu. Kita akan tetap terus bersama." jawab Nimo kemudian ia mencumbui ku dengan panas. Lidah saling beradu, penisnya masih berada dalam tubuhku.

KAMU SEDANG MEMBACA
S3X TAPE
RomanceSexual Warning! +21 Aku berpikir bahwa aku spesial untuknya. Aku mencintainya karena ia menunjukkan cinta padaku. Apakah ini benar-benar cinta?! Ambisi dan fantasinya tak terbayangkan. Apakah "panah kenikmatan" itu benar-benar menusukku dengan cinta...