Pergi

36 18 1
                                    

Tak terasa hari sudah berganti hari dan sekarang Jiil dan keluarga sudah berada di bandara dia sedang mengantar Liana yang akan pergi ke negeri sakura itu.

"Udah kalian ini jangan nangis terus lagian teteh kalian itu hanya dua tahun saja di Jepang, tidak lama kok", Ucap bunda berharap agar kedua anaknya itu berhenti menangis.

"Iya kalian ini seperti anak kecil saja", tambah sang ayah.

" Tapi bunda dua tahun itu waktu yang lama, berarti kalo teteh pulang ke Indonesia Jiil udah 18 tahun dong huaa", tangis Jiil pecah seketika.

"Iya Bun, nanti ga ada lagi yang bakal ngelerai Gibran sama kakak pas lagi berantem kalo bukan teteh huaahuaahuaa", tangis Gibran heboh

"Makanya kalian berdua tu yang akur jangan berantem terus", jawab Liana sang teteh.

"Pokoknya teteh jangan pergi", rengek Gibran pada Liana.

"Iya nanti juga gak ada lagi yang dandanin Jiil kalo Jiil mau keluar", ucap Jiil sambil memelas.

"Kalo urusan pekerjaan teteh udah selesai disana teteh bakal langsung pulang deh, janji", balas Liana tulus.

"Awas aja ya kalo udah dua tahun dan teteh belum pulang, Jiil samperin nanti kesana", sahut Jiil masih kesal karena tetehnya harus segera berangkat.

Penerbang akan berlangsung 15 menit lagi, suara pramugari itu pun mulai terdengar dan mengharuskan Liana agar cepat cepat masuk kedalam pesawat.

"Intinya teteh disana baik-baik ya teh jaga kesehatan, jaga sholat lima waktu, kalo udah sampe juga teteh telfon bunda ya", ceramah sang bunda

"Iya teh kamu yang baik-baik disana pergi sama pulang harus dengan keadaan yg sehat dan lengkap", pesan ayah menambahi.

"Iya siap laksanakan, Liana berangkat dulu ya kalo gitu sampai jumpa semua", ucap Liana setelah memeluk keluarga nya itu lalu melangkah masuk menuju pesawat.

Diluar pesawat masih ada Gibran yang terus saja menangis. Setelah pesawat lepas landas mereka pun akhirnya pulang kerumah.

Ditempat lain tepatnya didepan gerbang rumah Jiil ada seorang cowok yang sedari tadi memencet bel rumah yang tanpa cowok itu ketahui bahwa semua penghuninya sedang pergi keluar.

"Eh itu ada siapa bun didepan rumah?, Tanya sang ayah sambil menyetir.

"Ohh seperti nya dia teman Jiil yah soalnya bunda pernah liat saat Jiil sedang vc dengan nya, benar kan Jill?", jawab sang bunda kemudian menanyakannya pada Jill.

"Iya yah dia Riko teman SMP Jiil", jawab Jiil kemudian keluar dari mobil sambil membuka gerbang rumah.

Riko yang baru saja menyadari bahwa itu Jill ia langsung tersenyum. Dan berjalan menyalami kedua orang tua Jill yang sudah turun dari mobil itu.

"Halo om Tante, apa kabar? Saya Riko teman SMP Jiil?" Ucap Riko menyalami kedua orang tua Jil dan memperkenalkan diri.

"Alhamdulillah kabar kami baik nak Riko, Ayo masuk kedalam tidak baik kalau tamu dibiarkan diluar saja", balas bu Lina ramah dan disertai anggukan oleh suaminya.

"Eh iya om Tante baik", balas Riko

Setelah duduk di ruang tamu bunda datang dan menyuruh Jill agar membawakan makanan untuk tamunya itu.

"Jill ambilkan minum dan kue untuk nak Riko ya, bunda kemarin malam bikin kue loh, nak Riko mau?", tawar sang bunda

"Enggak usah repot-repot Tante", balas Riko sopan.

"Sama sekali tidak repot nak, Jiil ayo cepat ambilkan", suruh sang bunda.

"Iya bunda iya", jawab Jiil masih lemas akibat kejadian di bandara tadi.

Kemudian dia pun kembali dengan membawa orange jus dan kue coklat ditangannya.

"Ayo dimakan nak enak loh, bunda tinggal dulu ya", ucap bunda

"Iya bunda terimakasih, kuenya enak", balas Riko.

Kemudian mereka pun mulai membahas masa-masa SMP dulu mulai dari Riko yang menjadi partner sekertarisnya  selama 3 tahun dulu, Jiil yang selalu memintanya untuk digambarkan ketika ada tugas menggambar, Sampai saat dia mengetahui kalau Jiil adalah osis tergalak disekolah apalagi saat dia sedang jaga gerbang, jangan harap kau terlepas darinya.

Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 16.00 wib Riko pun segera berpamitan untuk pulang.

"Bunda sama ayah lo mana?gue mau pulang nih", tanya Riko pada Jiil.

*Ada didalam bentar gue panggilin dulu", balas Jiil kemudian pergi memanggil bundanya, karena ayahnya sedang menerima telfon tadi.

"Eh mau pulang ya, hati hati dijalan ya nak yang sering-sering aja main kesini",

"Iya Tante terimakasih banyak", balas Riko lalu berpamitan dan pulang.

Tiga hari sudah setelah keberangkatan Liana kini tiba saatnya ayah berangkat ke Kalimantan. Ayah berangkat pagi-pagi sekali pukul empat jadi dia tak sempat berpamitan pada kedua anaknya yang masih terlalelap dalam mimpi itu.

Jam menunjukan pukul 06.00 wib dan Jiil sudah rapi dengan memakai kaos putih beserta bawahan celana legging hitam tak lupa ada earphone pink yang tergantung manis di telinganya itu, dia berniat untuk joging pagi ini.

"Princess bunda udah bangun ya, tumben enggak kesiangan lagi", goda sang bunda.

"Iya dong Bun harus,kan Jill mau pergi joging bun", balas Jiil pada sang bunda.

"Oh iya Jiil tadi pagi ayah sudah berangkat ayah tak sempat berpamitan dengan mu karena kamu masih tertidur", ucap sang bunda memberitahu.

"Iya Bun engga papa ayah pasti sangat terburu-buru, kalo gitu Jill pamit ya Bun mau joging dulu", jawab Jiil mengerti dan kemudian berpamitan pada bunda.

"Iya Jill joging nya disekitar kompleks saja ya dan ingat jangan lama-lama kamu", sahut sang bunda.

Sudah sepuluh kali gadis itu berlari kecil mengelilingi kompleks mawar dan tepat putaran ke dua belas dia berlari lurus menuju rumahnya yang berada di blok A nomor 5.

"Udah pulang lo ka", tanya Gibran yang sedang minum susu diteras depan.

"Iya, bunda dimana?", Balas Jiil bertanya.

"Bunda lagi pergi beli sayur didepan kak, emang lo gak papasan?", Tanya Glen balik.

"Kalo gue papasan gue gak bakal nanya sama lo Baby Boy", balas Jiil tak mau kalah.

"Jangan ikutan bunda panggil gue baby boy ka, gak kreatif lo", ucap Gibran pada Jiil.

"Mulut gue, ya terserah gue dong baby boy", jawab Jiil tak mau kalah kemudian langsung masuk menuju dapur.

Dimeja makan sudah tersedia Nasi goreng seafood kesukaannya beserta susu putih yang telah disiapkan bunda, sebelum dia pergi untuk membeli sayur.

"Bunda emang yang terbaik gue makin sayang sama bunda", ucap Jill sebelum makan kemudian berdoa sebelum makan.

Setelah selesai dengan kegiatan makanya itu, dia langsung pergi ke kamar dan membersihkan seluruh badannya yang masih dipenuhi oleh keringat itu.

#Wah part ini panjang banget kan gais! Jadi jangan lupa yup buat vote and comment karena vote and comment itu gratis^_^

Salam manis
@Jiil Haliska

JiilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang