Cita-cita

45 18 2
                                    

Dan disinilah Jill berada, diruang tamu keluarganya ia tengah memainkan gitar kesayangannya. Jari-jari lentiknya terus menari-nari memetik senar gitar.

"Jangan datang lagi cinta
Bagaimana aku bisa lupa
Padahal kau tau keadaanya
Kau bukanlah untukku"

"Jangan rindu lagi cinta
Ku tak mau ada yang terluka
Bahagiakan dia aku tak apa
Biar aku yang pura-pura lupaaa
Ohh..."

Memang benar gadis itu sangat menyukai musik jika ia ada waktu luang ia pasti akan memainkan musik entah itu gitar ataupun recorder kesayangannya.

"Astaghfirullah bunda, itu siapa yang lagi nyanyi sih enggak kasian apa sama telinga orang yang dengerin suaranya," gerutu Gibran adik dari gadis itu.

"Sembarangan aja lo kalo ngomong suara cetar kaya gini, lo bilang bikin telinga orang sakit de?," Jawab Jill gemash.

"Coba lo tanya bunda ka jawaban bunda juga pasti sama kaya gue, bagusan juga suara gue sama lo,"jawab Gibran dengan penuh percaya diri.

"Oh shiit! Ade ku yang satu ini nampaknya ingin ditampol ya!"

"Bundaa itu kak Jill pengen nampol ade Bun tolong huaa,"adu Gibran pada sang bunda

"Dasar cengeng," kesal Jill pada Gibran.

Bunda yang sedang memasak didapur pun diam saja karena sudah biasa melihat kedua anaknya seperti itu. Hari sudah berganti menjadi gelap dan saatnya untuk keluarga itu makan malam. Anggota keluarga pun sudah lengkap duduk manis dimeja makan.

"Gimana yah masakan bunda?," Tanya bunda bangga.

"Seperti biasa bun enak seperti masakan restauran restauran mahal diluar sana," jawab ayah jujur.

"Iya Bun masakan bunda emang paling enak, tuh buktinya teteh sampe nambah lagi,"  sahut Jiil ikut memuji sang bunda.

"Iya dong bunda gue tuh, engga kaya lo ka, kalo masak keasinan terus," celetuk Gibran tak berdosa.

"Ya itu kan dulu, kalo sekarang gue udah jago bahkan ngalahin masakan teteh, bener kan teh?,"  balas Jiil pada Gibran.

"Iya tapi kalo bikin sambal tetap enak teteh Jiil,"  jawab Liana antusias.

Dan akhirnya makan malam tersebut terasa panjang karena obrolan-obrolan keluarga itu.
Dari mulai tentang masakan sampai dengan berita keberangkatan Liana ke Negeri Sakura yang akan berangkat 2 hari lagi.

Setelah selesai makan malam dan membersihkan meja makan mereka langsung pergi kekamar masing-masing.

Sekarang gadis itu tengah duduk dimeja belajar sambil menuliskan sesuatu di notebook miliknya. Matanya menatap keluar jendela dia tengah mengamati bintang yang menghiasi langit malam itu.

"Astaghfirullah kenapa sih sama otak gue, kenapa gue ngehalu in para oppa itu terus apalagi sama park seo joon, ga kuat gue sama dia,"  frustasi Jiil pada dirinya sendiri.

Tok...tok...tok suara pintu kamar yang tak tertutup itu menampakkan seorang pria yang sangat dia kenal, yaitu ayahnya sendiri pak Niko.

"Boleh ayah masuk Jiil?," Tanya pria itu.

"Eh ayah, boleh dong yah tinggal masuk aja,"  balas Jiil tersenyum.

Tak biasanya sang ayah pergi ke kamar Jiil, jika bukan karena hal yang penting.

"Jill ayah mau ngomong sama kamu nak, lusa kan teteh kamu mau ke Jepang dan ayah juga Sabtu ini akan pergi ke Kalimantan jadi kamu jaga bunda sama Gibran ya," ucap sang ayah.

"Iya yah itu si pasti, lagian ayah berapa hari dikalimantan?" Tanya Jiil penasaran.

"Dua bulan Jiil lumayan lama, bos ayah nyuruh ayah sama om Hendi ngejalanin proyek disana," balas sang ayah.

"Ayah udah bilang sama bunda? Sama teteh juga bilang belum?" Tanya Jiil kembali.

"Sudah Jiil sama Gibran juga udah, oh iya kamu katanya pengen jadi TNI?" Tanya ayah mengenai cita-cita anak keduanya itu.

"Iya, do'a kan Jill ya yah, Jiil pengen banget jadi TNI biar bisa bikin ayah sama bunda bangga sama Jiil," balas Jiil pada sang ayah.

"Ayah selalu mendo'akan anak-anak ayah, kamu juga sekolah yang bener ya jangan terlalu fokus sama eskul,"  sahut ayah.

"Iya ayahku sayang pasti ko," balas Jiil

"Yasudah ayah keluar dulu Jiil,"  Pamit sang ayah sambil mencium kening putri bungsunya lalu menutup pintu kamar Jill.

Jam sudah menunjukkan pukul 22.30 tepat satu jam setelah ayahnya pergi dan dia masih sibuk entah memikirkan sesuatu.

"Belajar Jill jangan mikirin hal yang gak penting lo harus nunjukin sama si curut Bryan kalo lo bisa move-on dan lo juga bisa gapai cita-cita yang lo impikan itu,"  ucap Jill menyemangati dirinya sendiri lalu terlelep dalam keheningan malam.

#Jangan lupa vote and comment yup gais! Karena vote and comment itu gratis ko jadi gaada salahnya^_^

Salam manis
@Jiil Haliska


JiilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang