Siapa

31 12 0
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 07.00 wib dan tentu saja  semua siswa siswi SMA Bhakti sudah memasuki kelas mereka masing-masing.

Tidak terkecuali gadis cantik yang baru saja kehilangan liontin itu.

"Eh kenapa wajah lo? dari tadi gue liat kaya jemuran yang belum disetrika aja tau gak," ucap Tasya sambil duduk disamping gadis itu.

"Sembarangan lo kalo ngomong, gue lagi sedih ini, liontin yang  dikasih sama kak Daniel gue ilangin pagi tadi,"

"Ceroboh banget si lo Jill astaga!,"

" Gue tadi pagi udah cari diparkiran tapi gak ada,"

"Masih mending kalo jatuh disekitar sekolah bisa kita cari, lah kalo jatuh nya dijalan pas lo berangkat gimana,"

"Aduh lo jangan nakutin gue gitu dong sya,"

"Makanya jangan ceroboh Jiil inget," Sambil berdiri dan berjalan kearah tempat duduknya yang semula.

Lalu setelah itu Bu Ati guru bahasa Indonesia mereka pun masuk.

"Selamat pagi anak-anak," sapa Bu Ati ramah

"Pagi Bu," jawab semua murid kompak

"Pertemuan kali ini kita akan membahas tentang puisi,"

Guru itu pun kemudian menjelaskan tentang puisi dan menyuruh para muridnya untuk membuat puisi.

"Jadi anak-anak tugas kalian adalah membuat sekaligus membacakan puisi hasil karya kalian sendiri untuk pertemuan berikutnya,"

"Tema puisinya apa ya Bu?," Tanya Difa salah satu murid pintar dikelas.

"Bebas aja bu," sahut Zidan salah satu cowok pintar yang ada dikelas X IPA 1.

"Baiklah tema puisi yang kalian buat itu bebas, tapi harus tetap ada unsur instristik nya, mengerti semua?," Ucap Bu Ati kemudian

"Siap bu paham,"

"Jika tidak ada lagi yang ingin ditanyakan, saya keluar dan sampai jumpa dipertemuan berikutnya anak-anak," lalu guru tersebut pun pergi meninggalkan kelas itu.

Setelah Bu Ati keluar, kelas yang tadinya damai sekarang berubah menjadi seperti pasar lagi. Dan sedari tadi Jiil terus saja melamun masih memikirkan liontin itu.

****

Setelah selesai mengerjakan tugas yang diberikan oleh Pak Budi, Rey disuruh pergi ke ruang guru untuk menemuinya.

"Permisi pak, saya sudah selesai ada apa?,"

"Oh iya Rey jadi begini, bulan depan akan diadakan Olimpiade Matematika tingkat nasional dijakarta. Dan sekolah kita ditunjuk untuk mengikuti olimpiade itu, apa kamu bisa mewakilkan sekolah ini untuk itu Rey?," Tanya pak Budi.

" Bisa pak tentu,"

"Baiklah nanti kamu akan diberi pelajaran tambahan setiap pulang sekolah,"

"Baik pak kalau begitu saya pamit keluar dulu permisi,"

"Iya silahkan,"

Lalu cowok itu segera pergi meninggalkan ruang guru dan melanjutkan langkahnya menuju perpustakaan. Karena guru yang mengajar dijam ini tidak masuk alhasil dia ke perpustakaan.

Setelah masuk perpustakaan dia mengambil beberapa paket buku lalu mengerjakan soal-soal  yang ada didalamnya.

****

Tak terasa jam beralalu begitu cepat dan kini semua siswa siswi SMA Bhakti sudah berhamburan keluar gerbang, sebab sekarang sudah masuk jam pulang.

Dilapangan depan ada seorang gadis yang tengah memasangkan handset ketelinganya.
Ia duduk disamping lapangan sambil menunggu seseorang datang.

"Katanya mau nemenin gue nyari liontin, gataunya malah gak dateng-dateng."

"Udah sore mending gue cari lagi aja, dari pada nunggu sampe kak Rey datang lama banget." Ucap gadis itu.

Kemudian gadis itu pun segera pergi mencari liontin dari mulai gerbang awal masuk sampai parkiran tak ada satu tempat yang ia lewatkan dan hasilnya tetap nihil. Liontin itu masih belum ketemu juga.

Sampai akhirnya senja berganti gelap dan ia pun sudah menyerah untuk mencari liontin itu.
Ia kembali ke parkiran bersiap pulang untuk mengambil motornya.

" Aqila Ajila Rizky?"

Gadis yang merasa namanya terpanggil pun menengok kesana-kemari untuk mencari sumber suara itu.

Disisi lain orang tersebut terus mendekat kearah Jiil. Wajahnya tidak terlihat dia memakai masker hitam. Sampai dengan cepat ia kini telah berdiri disamping Jiil.

"Siapa ya?," Tanya gadis itu sambil sedikit takut.

Pasalnya hari sudah mulai gelap dan tentu saja sekolah apalagi parkiran sudah sangat sepi tidak ada orang.

"Eh lo gak kenal gue Jiil?," Sambil melepas masker hitam yang menutupi wajahnya.

"Kak Dhavin ya, Ish bikin kaget aja tau kak Jiil kira tadi orang jahat," sambil kembali menetralkan detak jantungnya.

"Mana ada orang jahat yang mau balikin ini," sambil mengambil sesuatu ditas miliknya.

"Ini punya Lo bukan?,"

"Eh iya kak, punya gue makasih banyak ya gue tadi udah cari tapi tetep enggak ketemu,"

"Iyalah gak ketemu gue nemu tu kalung didepan gerbang pagi tadi, dan pas gue lihat ada nama Lo yaudah gue balikin deh,"

"Iya kak makasih ya, tapi kok kak Daniel belum pulang padahal ini kan udah malem,"

" Iya gue abis rapat OSIS tadi makanya belum pulang, Lo mau gue anter?,"

"Ga usah kak gue bawa motor kok, kalo gitu gue  pamit duluan ya kak," pamit Jiil pada Dhavin.

"Iya hati-hati Jiil,"

Gadis itu kemudian mengangguk dan segera pergi dari sekolah itu.

#Jangan lupa vote dan comment ya!
Gratis kok tidak dipungut biaya^_^

Salam manis
@JiilyAriska

JiilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang