Hai, bagaimana kabarmu?
Maaf sebelumnya, kali ini aku tidak membawa teman untuk surat ini. Aku takut dikatakan lancang jika menggunakan sebuah foto lagi.
Jadi... file foto yang kudapatkan, kuhapus semua. Aku sudah bilang, aku tak berani menyimpan lama-lama file curian begitu. Maaf, ya.
Ngomong-ngomong, kau tahu bentuk senyummu?
Iya, senyummu.
Seperti permen jika melihatnya.
Candu, iya, candu bagiku walau hanya mengagumimu dalam diam.
Ouh, aku bukan anak sastra kenapa lancar sekali membuat kalimat begini. Malu rasanya jika aku membaca berulang kali sebelum mengirimkannya padamu.
Apa bahasaku terlalu baku? Kuharap tidak, ini bahasa baku yang biasa kupakai.
Mungkin, ini saja yang ingin disampaikan untuk surat kedua.
Sehat selalu, ya. Dan jangan sampai sakit.
Your S.A.
"Senyumanmu... yang indah bagaikan candu-"
"Heh, biadab." Nadhini berdecak. "Gosah nyanyi juga, gue tau lagu yang dipake dia kali ini."
Sarah terkekeh, memilih untuk duduk di sampingnya. "Baru keberapa?"
"Baru kedua, Rah. Belum gue buka semua," jawabnya. "Gue kek berat banget bukanya."
"Keberatan dosa?"
"Ngeselin, tau, ga?"
"Apanya?"
"Omongan lo!" pekik Nadhini. "Gosah bawa-bawa dosa juga, lah!"
Sarah tergelak seketika. "Iye, iye, maap. Astaga, mbaknya sensi amat, sih."
Nadhini berdecak sembari memperhatikan jam tangannya. "Udah, yuk. Ke gramedia. Gue udah kelar ngetehnya."
Sarah mengangguk. Keduanya mulai berjalan keluar dari kafe dan mulai menaiki eskalator. Tempat yang mereka tuju ada di lantai dua. Sepasang mata Nadhini berbinar ketika sudah berada di depan toko buku yang cukup terkenal ini.
"Lo mau beli berapa, Nad?"
"Gatau, keknya dua dulu. Gue disuruh beli buku latihan soal juga."
"Heh, masih zaman pake buku begituan?"
"Gue minim pengetahuan dasar daripada pengetahuan jurusan," tukas Nadhini yang membuat Sarah berdecak.
"Btw, Nad?"
"Hm?"
"Sepupu lo kok ganteng-ganteng, sih."
Nadhini mendelik, membalikkan tubuhnya seketika. Membuat Sarah yang berada di belakangnya terkejut seketika. "Lo suka sama mereka?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Labyrinthus (2020)
Teen Fiction(n) maze, latin meaning from maze. Bagaikan labirin yang tak memiliki jalan keluar, Nadhini Ayu Prasaja menjalani perjalanan hidupnya yang memiliki berbagai serbuk kehidupan. Nadhini selalu berpikir jika ini adalah waktunya untuk menjalani bagaimana...