•08

26 3 2
                                    

"Ribet banget sepupu kek pasukan tempur demo, heran gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ribet banget sepupu kek pasukan tempur demo, heran gue."

Widya terkekeh. "Tapi enak loh, sepupu lo banyak, kek boyband korea."

Jian tergelak. "Iye bener, njir. Berapa jumlah sepupu lo, sih?"

"... tiga belas kalo sama gue."

"Kek Seventeen!!!"

"Anying, udahan, ah!" Nadhini memelototi ketiga temannya yang satu divisi dengannya. Ponselnya diletakkan di atas meja. "Editan kalian, bawa ke gue."

Widya dan Jian langsung membawa laptop mereka dan menjepit Nadhini yang sedang duduk. Gadis itu mulai memberi komentar dan juga beberapa perbaikan yang harus dilakukan untuk desain yang mereka buat. Caca menggelengkan kepalanya, kembali fokus pada ponselnya.

"Ca, punya lo gimana?"

"Bentar dikit lagi." Caca berdiri dari duduknya. "Gue pake ponsel, gapapa, kan?"

"Gapapa, yang penting pake aplikasi canva."

Caca mengangguk, menyerahkan ponselnya pada Nadhini. Sembari mendengar kritik dan juga saran dari sang murid Multimedia, Caca meminum teh kotaknya. Ponsel Caca mendarat di atas meja, menampilkan notifikasi bahwa gambar telah disimpan.

"Gitu aja?"

"Kemampuan lo udah cukup meningkat, berarti lo bisa ambil celebration story bulan depan."

"Gue sendiri?"

"Sama gue, lah. Tugas arsip lo bisa kececeran saking rajinnya bikin desain."

Caca menyengir. "Oke, makasih, ya."

Tangan kanan Caca sudah berhasil mengambil ponselnya, namun tampilan panggilan masuk dari ponsel Nadhini membuatnya mengerjapkan matanya. "Ponsel lo di-silent?"

"Iya." Nadhini melihat ponselnya, lalu kembali menyandarkan punggungnya. Seolah tidak ada niat untuk mengambil ponselnya. "Biarin ajalah."

"Siapa?" Jian penasaran, berdiri di samping Caca. "Gaboleh diblock?"

Widya mengerjap. "Nama kontak lo macem macem gitu, ya, Nad?"

Nadhini terkekeh. "Kenalan jauh. Udah diemin aja, nggak papa."

"Bener?"

Nadhini mengangguk sembari tersenyum. "Dia ga berani marahin gue, kok. Tenang aja."

•|•

"Apaan, sih, bangsat?"

"Lo dimana, dah?"

"Kelas, lo kalau nyari gue, langsung ke sini aja."

"Flashdisk gue, lo bawa, nggak?"

"Enggak, kenapa?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Labyrinthus (2020)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang