Bab 5

17 7 3
                                    

Mentari pagi telah bersinar. Abel sudah rapi dengan seragamnya. Hari ini ia tidak diantarkan oleh papahnya. Papahnya sudah lebih dulu berangkat karna ada kepentingan mendadak. Jadi, hari ini Abel berniat berangkat dengan abang ojek online.

Ia sedang duduk dikursi depan rumahnya. Sambil menunggu mendapatkan drivernya Abel menyantap sarapan oatmeal nya diteras.

Suara bel pagar pun berbunyi, Pak Budi membukakan pagarnya. Ia pikir papahnya kembali untuk mengantarkannya. Tapi, kenapa yang masuk motor bukan mobil papahnya?

Ternyata Gino datang, mungkin ingin mengajak Abel berangkat bersamanya.

Gino memarkirkan motornya dan melepaskan helmnya. "Hay selamat pagi." Sapa Gino. "Berangkat bareng yu." Ajak Gino.

"Tapi aku lagi mesen ojek online." Kata Abel.

"Udah dapet drivernya?" Tanya Gino sambil duduk disamping Abel.

Abel mengecek ponselnya ternyata, ia belum juga mendapatkan driver. "Belum si" Ucapnya.

"Yaudah cancel, lo berangkat sama gue." Kata Gino.

Abel pun membatalkan mencari drivernya. Ia buru-buru menghabiskan sarapannya.

"Pelan-pelan aja gak usah buru-buru, masuk masih ada sekitar setengah jam lagi. Tenang, berangkat sama gue mah cepet." Ucap Gino.

Abel pun mengangguk kecil ia melanjutkan sarapannya dengan santai. Gino merubah posisinya menjadi menghadap ke kiri melihat Abel. Abel tetap berada di posisi mengahadap ke depan.

Abel gugup makan dilihat oleh Gino. Ia berusaha menghilangkan kegugupannya dan bersikap biasa saja.

"Bel lo mau gak jadi pacar gue?" Tiba-tiba Gino berucap seperti itu yang membuat Abel tersedak.

Dengan cepat Gino memberikan susu berwarna merah muda karna dimeja cuman ada minuman itu.

Abel pun menenguknya pelan-pelan. "Kamu bikin aku keselek." Kata Abel yang memanyunkan bibirnya.

Gino hanya terkekeh mendegarnya. "Gimana lo mau gak jadi pacar gue?" Tanya Gino serius.

"Kamu kenapa suka aku?" Abel bertanya kepada Gino.

"Karna lo cantik, lucu dan gemesin makanya gue suka." Jawabnya.

Abel mengangguk paham dan ber-oh ria.

"Oke karna lo ngangguk berarti lo jadi pacar gue." Kata Gino sambil berjalan kearah motornya.

Abel membulatkan matanya bagaimana tidak kaget ia belum menjawab tapi Gino telah ambil keputusan. Ia pun menaruh mangkuk sarapannya dan langsung mengejar Gino.

"Kamuuuu, kan, aku belum jawabbbb." Kata Abel marah tapi, Gino yang melihatnya seperti melihat anak kecil marah.

"Udah, lo udah jawab. Lagi juga lo mau kan." Goda Gino dan berhasil membuat pipi Abel merah didepannya.

"Tuh kan lucu." Kata Gino, ia sudah berani mengatakan seperti itu ke Abel.

Gino mencubit kedua pipi Abel karna Abel sungguh gemas dimatanya.

"Sakit tauu." Abel memanyunkan bibirnya.

Gino hanya terkekeh melihatnya dan mengacak-acak rambut Abel dan ia pun merapikan nya kembali dan memasangkan helm dikepala Abel.

"Udah makin imut. Ayo buru naik." Kata Gino. Abel pun langsung menaiki motor besar milik Gino.

Mereka berdua sudah sampai disekolah, Abel yang diri menunggu Gino memarkirkan motornya pun sudah siap. Mereka berjalan beriringan. Gino gemas karna Abel terlihat biasa saja jadi, Gino menarik tangan Abel dan menggenggamnya.

Don't leave me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang