Satu Kosong Dua

144 5 4
                                    

Suamimu Tidak Akan Celaka Asalkan Kau Tidak Mengusiknya

....

Kepalaku terasa sangat sakit. Saat ini Mas Aryo telah kembali terlelap, tetapi tangannya masih kuat menggenggam kotak hitam tersebut.

Ada hawa lain ketika Mas Aryo membentakku. Ada sorot lain di bola matanya. Antara kebencian, cemburu, dan permintaan tolong seakan menjadi satu.

***

Tak terasa malam bertukar cepat menjadi pagi, dan seluruh malamku berada di atas lantai. Rasa sakit menjalar tak kala kugerakan tubuhku menuju dapur.

"Kamu kenapa, Sih?" Suara Ibu mertua terheran melihatku berjalan dengan sedikit membungkuk.

"Enggak papa, Bu. Cuma agak kecapekan, sama pegal," jawabku memasuki dapur.

"Pasti karena Aryo, kan?" tanyanya yang membuatku berhenti mengawali memasak.

"Maksud, Ibu?"

"Maksud Ibu, tadi malam pasti dia kuras seluruh energimu. Makanya kalo semisal suami akan pulang, jangan terlalu banyak kerja. Inikan jadinya," jelasnya tersenyum menggodaku.

Duh, Bu. Andai kau tahu apa yang anakmu lakukan padaku tadi malam. Namun, memang ada yang aneh dari Mas Aryo. Terutama minyak wangi yang dia kenakan berbeda dari biasanya.

"Aryo sudah bangun belum, Sih?"

"Belum, Bu. Kayaknya kecapekan. Orang tadi Mas Aryonya juga tidurnya nyenyak banget," jawabku sambil memasukkan sayuran ke dalam panci.

"Ya bangunin dulu. Apa dia enggak shalat subuh?!" Perintahnya sambil berjalan ke arahku.

"Sudah sana cepat, biar Ibu yang ngelanjutin masaknya," ujarnya yang membuatku bergegas ke kamar.

Namun langkahku seketika terhenti, mendengar suara desahan dari dalam kamar. Bau wangi seketika tercium menyengat, dan suara erangan Mas Aryo semakin menjadi.

Tanganku mendingin seketika, mengumpulkan keberanian mengetuk pintu kamar. Beberapa ketukan sudah kulakukan, tetapi tidak ada respons. Namun, yang pasti suara desahan itu hilang. Hingga pintu kenop itu bergerak, dan menampakkan Mas Aryo yang bertelanjang dada dengan keringat membasahi badannya.

"Ngapain ketok-ketok?!" tanyanya ketus seperti menyimpan kemarahan.

Pandanganku mengedar ke kondisi kasur yang sedikit berantakan, tetapi tidak ada seorangpun yang terlihat di dalamnya.

"Mas Aryo, udah shalat subuh?" tanyaku menyentuh lengan tangannya. Namun, dengan kasar dia lepaskan tanganku.

"Enggak usah peduli! Dan jangan ganggu aku! Bilang juga sama Ibu, kalau aku sudah sholat subuh," ucapnya kembali menutup pintu.

Ada apa denganmu, Mas?

***

"Aryo belum kembali juga, Sih?" Suara Ibu mencoba mencairkan suasana hening di meja makan.

"Belum, Bu. Mungkin Mas Aryo sedang kejebak mancet," sahutku menenangkannya.

"Sudah dari pagi, dia belum pulang. Kasih kabar pun juga enggak. Kamu udah telpon dia, kan?" tanyanya sambil menatapku dengan intens.

Dengan sigap kuambil telepon genggamku, dan kembali menelepon Mas Aryo. Hingga suara nada deringnya berbunyi di luar rumah.

"Tuh udah pulang ternyata," sahut ibu mertuaku bergegas keluar rumah.

Wajah Mas Aryo terlihat sangat capek, dan penampilannya agak berantakan.

"Mar Aryo, kenapa?" tanyaku tetapi tidak digubrisnya.

"Bu, Aku mau bicara berdua bisa?" tanyanya kepada Ibu.

Dengan berat hati ibu menyetujui, dan membawa Mas Aryo ke dalam kamarnya. Ruang tamu seketika menjadi hening, dan membuat perasaanku campur aduk tidak karuan.

"DASAR ANAK SIALAN!!!" Suara terikan Ibu sukses membuatku berlari menuju kamarnya.

Begitu pintu kamar terbuka. Terlihat, Ibu terjatuh di lantai dengan tangannya yang memegang dada. Nafasnya ngos-ngosan, memperlihatkan dirinya yang sesak.

"IBU TIDAK PERNAH MENGAJARKANMU BERBUAT SEPERTI ITU! DAN APA YANG KAU LAKUKAN SAMA SEKALI TIDAK BENAR!" teriaknya menghardik Mas Aryo yang hanya diam mematung menundukkan kepala.

Bergegas ku berlari memeluknya, dan membantunya berdiri. Tangan Ibu terasa kuat mencengkeram badanku.

"Ningsih, maaf- kan, Ibu. Sadar-kan Ar-yo. Ibu Mo-hon," ucapnya terbata-bata, tetapi sedetik kemudian dia terjatuh dan tidak sadarkan diri.

Bersambung.....

Ada yang bisa tebak apa yang terjadi pada Ibu?
Apa yang dibicarakan oleh mereka berdua?
Jika ada kesempatan follow ignya author ya, @tandikj

Istri Tak Kasat MataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang