Chapter 1

63 6 0
                                    

"Mencintai seseorang itu tidak butuh alasan, hati jatuh kemana pun tidak ada yang mengatur, dan Tuhan memberi waktu untuk mereka bertemu dan saling mengenal"- Aleta

"Aleta, bangun sayang" Carlita menggoncangkan tubuh Aleta pelan, berharap gadis yang setia di atas ranjangnya itu bangun. Namun itu hanya ekspetasi Carlita, karena gadis itu malah menutup wajahnya dengan selimut.
"Sayang, ini udah jam 6.35. 15 menit lagi gerbang sekolahmu ditutup" Carlita tetap berusaha membangunkan putri kesayangannya dengan menarik selimut yang menutupi wajah putrinya itu.
"Nanti mah, 5 menit lagi....." Rengek Aleta
"Yang ada nanti kamu terlambat sayang" tidak ada respon apapun dari putrinya, akhirnya dia menyerah keluar dari kamar. Ia memanggil kedua putranya, Kafka dan Kenzio untuk membangunkan Aleta.
"Kafka, Zio! Bangun kan Aleta" Kafka yang baru saja akan turun menuju ruang makan mendengar perintah itu langsung berbalik arah menuju kamar Aleta.
"Lele bangun!" Kafka menarik tangan Aleta agar terbangun, namun gadis itu kekeuh. Lele adalah panggilan Aleta dari kakak kakaknya.
"Tidak ada cara lain" Kafka menggendong Aleta ala bridal style dan membawanya ke bath up. Kenzio yang baru masuk melihat niat Kafka segera membantu menyalakan kran.
"Aaaaaaaaa! Ih kok basah sih! Aleta kan gak ngompol!" Teriak histeris Aleta, lebay. Matanya langsung tertuju kepada kedua kakaknya yang sedang memandang geli kepadanya.
"Ngapain sih nyemplungin Aleta disini?" Tanya Aleta cemberut
"Udah siang cepet jangan kebanyakan bacot" ucap Kafka, Kafka dan Kenzio pergi tanpa menjawab pertanyaannya.
"Ish!" Kesal Aleta.
~
"GOOD MORNING EVERYONE" Teriak Aleta saat sampai ruang makan sembari membawa hpnya yang berlogo apple yang telah digigit ujungnya dan tas yang ada di punggungnya.
"Berisik" umpat Kenzio, Aleta langsung tertawa membuat kakaknya kesal adalah hobinya apalagi membuat kesal Kenzio.
"Cepat Aleta sebentar lagi kamu telat loh" Aleta mengangguk mendengar penuturan George.
Ia segera mengambil roti lalu mengolesinya dengan selai Strawberry kesukaannya. Setelah menghabiskan beberapa lembar roti, ia meneguk habis susu putih yang ada dihadapannya.
Plak
"Ayo kak" setelah memukul bahu Kenzio dan membuat Kenzio terbatuk, ia menyuruh kakaknya cepat tanpa merasa bersalah.
"Berangkat sendiri sono" ujar Kenzio kesal sembari mengusap ujung mulutnya.
"Kalo boleh juga Aleta gak papa" skakmat, Aleta memang tidak diperbolehkan menyetir mobil sendiri. Makanya ia selalu berangkat dengan Kenzio, dan George juga menyuruh Kenzio untuk berangkat bersama. Mau tidak mau harus mau.
"Pah....kasih dia ijin deh" rengek Kenzio langsung dihadiahi tatapan mengintimidasi dari Sang Ayah membuat ia menghela nafas kesal.
"Hahaha, kasian wleee" Aleta menjulurkan lidahnya kepada Kenzio
"Gimana kalo Lele berangkat sama sopir?" Tanya Kenzio sembari mengangkat turunkan sebelah alisnya
"Enggak mau!" Jelas ia menolak berangkat bersama sopir. Ia sangat tidak suka jika kemana mana dengan sopir.
"Jangan ngegas dong"
"Udah udah, Zio Aleta cepat berangkat" lerai Carlita
Mereka pun berangkat setelah berpamitan, kepada orangtuanya dan kafka.
Aleta segera masuk ke mobil kakaknya yang berlogo Lamborghini disusul Kenzio. Setelah memasang seat belt, saat di mobil Aleta berfokus ke iPhonenya, membuka Instagram.
~
Sampainya disekolah, seperti biasa sorak sorak menyambut mereka.
Aleta jadi pacar gua yuk?

Kenzio gua cinta sama lo

Aleta gua suka sama lo

Aleta itu cantik banget gila

Emang sibling goals banget

Ayo sama Abang neng

Dll

"Berisik banget si pagi pagi" Kenzio mengumpat seperti biasa, dia tidak suka keramaian.
"Tinggal biarin" Aleta berjalan ke kelas, diikuti Kenzio dibelakangnya.
"Belajar sono" Kenzio mengacak-acak rambut Aleta yang sudah rapi. Membuat si empu marah, namun bukan Kenzio namanya kalau langsung berhenti. Ia malah semakin mengacak-acak rambut itu, dan berakhir mencium pipi Aleta.
"Ish kak kenzi mah! Ini disekolah malu" Kenzio tertawa mendengar hal itu, ditambah melihat pipi Aleta yanh yang memerah marah.
"Iya maaf" Aleta merapikan rambutnya dibantu Kenzio.
"Sana masuk" Kenzio mendorong tubuh Aleta pelan agar masuk kelasnya.
Aleta memasuki kelasnya, ia langsung menyerbu tempat duduknya saat melihat sahabatnya ada di kursi sebelahnya.
"Pagi Rara" sapa Aleta membuat Rara Atmija, sahabatnya.
"Pagi" Rara sangat malas, jika manusia disebelahnya sudah berangkat. Seperti ketenangan hidupnya hilang dalam sekejap.
"Rara tau gak, semalem ya paket dari Kak Kelvin nyampe tau. Terus aku buka tuh paketnya, ternyata dalemnya Album BTS yang baru! Setiap Versinya ada 2 album, tapi belum aku buka sih albumnya" tuhkan, baru author kasih tau, udah gitu bahasnya BTS melulu, heran gua batin Rara
"Terus kenapa gak dibuka?" Tanya Rara sabar, menghadapi Aleta yang sama saja menghadapi anak kecil umur 5 tahun.
"Nanti ah, aku deg degan kalo buka kaya gitu. Harus siapin hati dan jantung"
"Lebay lu, bambank"
"Enggak lebay kok, emang kenyataannya gitu. Tanya aja Army yang baca ini, pasti merasakan perasaan yang sama, ya gak?"
"Hah?" Rara hanya bisa membuka mulutnya alias mlongo. Aleta tidak peduli, ia membuka tasnya dan mengeluarkan beberapa buku pelajaran.
"Udah seberapa koleksi Kpop lu?" Tanya Rara
"Enggak tau, intinya lusa papah Aleta mau bikin ruangan baru yang lebih besar. Soalnya ruangan sebelumnya gak nyukup" rich people memang, holang kaya batin Author:v
"Yaelah, lo mau buka toko?"
"Enggak lah, kasian suami suami aku kalo dijualin"
"Lah lo juga beli dipenjual suami lo aleta...." Tak habis pikir jalan pikiran Aleta, Rara lebih memilih memasang earpods di telinganya.
Aleta membuka aplikasi jual beli, Amazon di hpnya tanpa menjawab Rara. Ia mencari barang barang BTS disana,  lalu ia memasukan barang yang akan dia beli dikeranjang pembelian.
"Nanti aja deh ijin papah dulu" Aleta keluar dari aplikasi tersebut berpindah ke aplikasi Spotify. Ia memasang earpods nya, namun baru saja akan memutar lagu, guru Matematika yang mengajar di kelasnya masuk.
"Selamat pagi anak anak" sapa Bu Barta
"Pagi bu" serentak semua murid dikelas tersebut menjawab
"Hari ini kita melanjutkan materi kemarin, dan hari ini juga ibu adakan tes untuk materi ini"
"Yah, ibu kok dadakan si" celetuk Lisa
"Karena saya ingin mengerti sampai mana pemahaman kalian"
Semuanya mengeluh kecuali dua orang yang sedang mendengarkan musik, yap siapa lagi jika bukan Aleta dan Rara. Mereka mendengar apa yang Bu Barta ucapkan namun mereka tidak peduli.
"Aleta, Rara. Kalian mendengar ibu?" Tanya Bu Barta, mereka berdua mengangguk. Bu Barta tersenyum, baginya biarkan saja mereka berdua tidak mendengarkan dia, yang penting paham dalam materi yang ia ajarkan.
45 menit kemudian......
Jam kedua lebih tepatnya, Bu Barta memulai sesi tes materinya. Ia membagikan sebuah kertas kepada masing masing anak.
"Silakan jawab, lalu kumpulkan jika sudah"
Aleta menatap angka angka di depan matanya, Bu Barta kok kalo buat soal yang gampang gampang si batin Aleta
Dengan cepat dan teliti Aleta menjawab, kondisi itu tidak jauh beda dengan orang yang disebelahnya, Rara.
Setelah 20 menit menjawab 15 soal didepan matanya, Aleta langsung mengumpulkan lembaran tersebut.
"Kamu dipanggil kepala sekolah" Aleta mengangguk, ia tidak akan takut jika harus dipanggil kepala sekolah berkali kali, malah yang takut adalah kepala sekolah jika Aleta tidak mau mengikuti apa yang sekolah butuhkan.
"Permisi pak" aleta masuk keruangan ber-AC dengan dinding kaca.
"Seperti biasa, saya tak perlu menjabarkan secara jelas. Yang tentu saja kamu sudah tau, mengapa kamu ada disini" ucap Pak Ferdi, Aleta mengangguk
"Tempatnya di SMA Arwana, acaranya sabtu Minggu ini jam 10 pagi" Aleta mengangguk
"Jangan mengangguk angguk saja, paham tidak?" Geram Pak Ferdi
"Paham, Math National Competition, di SMA Arwana, hari sabtu acara dimulai Jam 10 pagi" jelas Aleta, membuat pak Ferdi tercengang, padahal dia belum memberitahu nama acaranya.
"Bagaimana kamu bisa tau"
"Saya sudah lebih dulu melihat brosur nya" kini pak Ferdi mengangguk paham
"Baguslah"
"Pak, kapan saya dapat jatah fisika atau Kimia?"
"Tidak tau kapan, kamu berfokus saja pada Matematika"
"Tapi saya ingin mencoba yang lain pak"
"Iya, nanti saya pikirkan. Sekarang fokuslah ke acara ini, kembalilah ke kelas"
Aleta keluar dengan wajah ditekuk, ia menyukai matematika, namun ia bosan melihat soal itu itu saja, ia ingin mencoba Fisika atau Kimia yang tentunya ia juga menguasai bidang tersebut.
"Habis ke kepsek?" Tanya Rara saat melihat sahabatnya masuk ke kelas. Aleta mengangguk
"Kok gua gak dipanggil yah"
"Ini acara khusus Matematik"
"Oh ya ya paham"
"Nanti kalo ada barengan, tukeran yaaa, Aku fisika, Rara Matematika"
"Ogahhh, mending ngerjain 200 soal Fisika dari pada Matematika"
"Yakan sama aja Ra, sama sama angka"
"Nope. Bagi gua beda, jiwa gua udah di Fisika" jawab Rara lebay
~
Bel istirahat berbunyi, seperti biasa Jesicca Ferdinand, sahabat Aleta dan Rara yang berbeda kelas datang menjemput mereka berdua untuk pergi ke kantin.
"Kuy" ajak Jesicca
Merekapun berjalan menuju Kantin, banyak yang memandang mereka kagum, iri dan yang lainnya. Mereka seperti melihat 3 bidadari yang jatuh dari surga dengan mengenakan seragam sekolah. Mereka bertiga yang memiliki paras cantik, dan tinggi diatas rata rata membuat mereka diperhatikan.
Aleta yang memiliki wajah cantik, dan otak jenius membuatnya terkenal, disekolah maupun luar sekolah, bahkan hingga fansnya membuat dia menjadi selebgram.
Rara yang juga memiliki wajah cantik, dan juga otak cerdas membuat dia terkenal. Ia juga tidak kalah banyak fansnya dari Aleta.
Jesicca, yang juga memiliki wajah cantik, ia selalu memanfaatkan kecantikannya dan menjadi seorang model. Ia tidak terlalu pintar seperti kedua sahabatnya namun dia memiliki pikiran dewasa. Dan karena dia seorang model, dia juga memiliki penggemar seperti Aleta dan Rara.
Sampai di kantin mereka memilih kursi di paling ujung. Jesicca dan Rara pergi memesan makanan, Aleta yang ditinggal sendirian memilih membuka aplikasi Linenya dan menelfon kelvin. Tak lama panggilannya dijawab
"Halo kak kelvin"
"Iya hai sayang"
"Makasih paketannya ya kak"
"Iya sama sama. Eh? Bukannya kamu lagi sekolah ya"
"Iya, tapi lagi istirahat"
"Oh Yaya, mau liat wajah kamu dong, kangen nih"
Aleta merubah panggilan suara menjadi panggilan video.
"Halooo" aleta melambaikan tangannya, membuat beberapa orang memperhatikannya, dan dia tidak peduli
"Hai sayang"
"Aleta kangen sama kakak"
"Kakak juga"
"Kakak gak ada niatan pulang?"
"Tunggu aja"
"Aleta capek nunggu kak, nunggu gak dapet kepastian itu sakit"
"Bucin... Keknya bulan Desember kakak pulang"
"Yeay"
"Gimana kamu udah punya pacar lagi belum?"
"Belum, masih belum nemu yang cocok"
"Alah bilang aja belum move on dari alan"
"Yeu.... Aleta udah move on dari alan yaaaa!" Ujar Aleta dengan mata melotot
"Iya iya adik kesayangan kakak udah move on dari alan"
Tiba tiba Jesicca dan Rara sudah kembali membawa nampan makanan.
"Siapa ta?" Tanya Rara
"Kak Kelvin"
"Oh my god! Kak Kelvin? Mana mana?"
Rara segera berpindah ke sebelah Aleta dab melihat wajah Kelvin.
"Halo bang kelvin! Apa kabs?"
"Baik, lo?"
"Baik kok"
"Baguslah, gimana adik gua ngerepotin lo gak?"
"Enggak kok, enggak ngerepotin"
"Makasih ya, udah jagain adik gua"
"Sama sama"
Aleta mendorong kepala Rara agar menjauh darinya, ia sebal mengapa kakaknya diambil alih oleh Rara. Aleta membalikan kamera, ia memperlihatkan jesicca yang sedang fokus dengan iPhonenya, dan memperlihatkan makanan yang akan ia makan.
"Aleta, kenapa makan mie? Gak baik buat kesehatan sayang"
"Aleta pengen abang"
"Jangan dimakan, pesen yang lain aja"
"Mubazir kak, lagian Aleta harus Hemat. Mau beli sesuatu"
"Kamu kurang uang? Butuh berapa? 1 juta? Atau berapa? Cepat pesan yang lain"
"Gak mau Aleta mau makan mie ayam ini!"
"Aleta dengerin kakak, gak baik makan mie"
"Biarin"
Aleta memutuskan panggilan telfonnya, ia memasukkan hpnya di saku jas seragamnya.
"Mau makan aja ribed" celetuk Aleta
"Heran gua, lo kok punya kakak ganteng ganteng banget si" ujar Rara
"Mana tau"
"Mungkin nyokap lo waktu hamil, minumnya jamu tolak jelek ya"
"Mungkin" diiringi tawaan dari mereka bertiga
Baru saja Aleta akan memasukan mie yang ada disumpitnya ke dalam mulut. Tiba tiba Kenzio datang bersama 1 sahabatnya, Daniel.
"Ganti makanannya" ujar Kenzio dingin
"Gak mau, Aleta tuh udah pengen banget makan ini"
"Ganti makanannya Aleta" suara Kenzio melembut
"Enggak mau" mau tidak mau Kenzio merampas mie ayam Aleta dan memberikannya kepada daniel.
"Buat gua nih?" Tanya Daniel berbinar, Kenzio mengangguk
"Pesen nasi goreng" titah Kenzio
"Gak mau! Pesenin sana, suruh siapa ngambil makanan Aleta" Kenzio menurut, dia memesankan Aleta nasi goreng. Ia hanyanmenunggu beberapa menit, karena kantin mulai sepi. Tak lama kenzio memberikan nasi goreng tersebut kepada aleta.
" Nih makan" Kenzio pergi kembali ke kelasnya setelah menunggu Daniel makan, dan mengawasi Aleta.
"Gila, kakak kakak lo protective banget" ujar Jesicca
"Iya, lebay emang" jawab Aleta
"Ya kaya elo lebay" celetuk Rara
"Aleta gak lebay yah" Rara hanya mengangguk angguk, sok mengiyakan.
"Cepet makan, bentar lagi masuk" ucap Jesicca setelah menilik jam yang ada di pergelangan tangannya.
~
Bel pulang sekolah berbunyi, ia tidak bisa langsung pulang karena hari ini adalah jadwal piketnya. Kakaknya Kenzio menunggunya di luar kelas sambil mengobrol dengan Daniel.
"Udah belum?" Tanya Kenzio
"Belum sebentar lagi"
15 menit kemudian.....
"Katanya bentar lagi" gerutu Kenzio
"Iya ini udah ih, gak sabaran banget jadi kakak"
Aleta keluar dari kelasnya, lalu berjalan mendahului Kenzio.
Tiba tiba
Bruk....
"Aww, sakit..." Aleta terjatuh mengenaskan di lantai koridor. Ia melihat cowok yang sedang di tarik ujung leher jasnya oleh sang kakak.
"Apa apaan lo nabrak adik gua!" Bentak Kenzio dengan suara dinginnya
"Gua gak sengaja" jawab laki laki tersebut tak kalah dingin.
"Udah kak" lerai Aleta
"Minta maaf" ujar Kenzio
"Sorry" ucap laki laki itu lalu berlalu pergi.
"Kamu gak papa?" Tanya Kenzio khawatir, Aleta mengangguk.
~
Hai guys gimana Chapter pertama? Komen dibawah, dan jangan lupa Vote cerita ini, Love You Guys.

Next Chapter 2

°•ALETA•°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang