Chapter 3

19 4 0
                                    

"usaha itu perlu tapi
harus diiringi dengan doa"- Aleta

"Kamu ngapain si disana?" Tanya Kenzio kesal
"Kan kakak denger sendiri kemarin, kalau Aleta mau perjuangin Raga sampai Raga jadi pacar Aleta"
"Tapi ya gak gitu caranya"
"Ya gimana dong caranya?" Kenzio berpikir, lalu
"Gimana mulai besok, lo pulangnya gua tinggal?"
"Ih kakak kok jahat sih mau ninggalin Aleta"
"Bukan gitu princess, maksud kakak biar kamu bisa balik sama Raga"
"Oh iya iya Aleta paham, tapi kenapa mulai besok kenapa gak hari ini aja?"
"Heh lo pikun atau gimana? Hari ini kita dijemput bang Kafka"
"Oh iya yah, lupa"
Begitu Aleta jika sudah mencintai seseorang, mendadak lupa segalanya. Tidak hanya Aleta mungkin para pembaca juga seperti itu, bahkan author juga iya, wkwk:v
"Jadi lo mau makan apa gak?" Tanya Rara yang ada disamping mereka bersama Jesicca, tentunya menjadi nyamuk.
"Cepet makan" suruh Kenzio sembari mendorong sepiring nasi goreng, yang sudah ia pesan sebelum menjemput Aleta dikelas Raga tadi. aleta pun makan,
"Lo nyuruh Aleta jadi anak ilang kak?" Tanya Rara, Kenzio langsung menatap Rara dengan kening berkerut
"Anak ilang?" Tanya Kenzio bingung
"Lah tuh, nyuruh Aleta mulai besok jadi anak ilang biar Raga nganterin dia pulang"
"Itu tuh strategi Ra"
"Yee, gua kira saran lo lebih bagusan dikit dari pikiran Aleta. Ternyata gak jauh beda"
"Lah lo punya saran gak?"
"Enggak juga si"
"Yaudahlah"
~
Sepulang sekolah, Aleta dan Kenzio langsung diculik Kafka menuju mall yang sudah di share lock oleh mamahnya. Sampai disana, Aleta langsung berhambur memeluk manahnya.
"Gimana ada perkembangan?" Tanya Carlita, Aleta mengangguk
"Apa apa?" Carlita antusias
"Dapet Id-Line nya raga"
"Wah bagus bagus" Aleta tersenyum
"Yaudah kita makan dulu" ujar George sembari berjalan mendahului mereka. George memilih restoran Jepang, dan mengambil ruang VIP.
~
Setelah makan mereka pergi ke toko perabotan, memilih kasur king size yang memiliki kualitas bagus. Kemudian mereka berpencar mencari barang barang yang ingin ia beli di toko ini.
Aleta memilih Kabinet yang memiliki pintu kaca, Kafka memilih lemari buku, dan Kenzio memiliki kabinet yang sama dengan Aleta dengan Alasan untuk menyimpan dvd PSnya.
"Kita rombak total ruang tengah aja mah" ujar George, pikirnya agar anak anaknya senang berkumpul diruang keluarga.
"Iya bagus itu idenya"
Mereka pun memiliki beberapa kabinet, rak, dan lemari kaca.
"Kok banyak banget?" Tanya Aleta
"Kami berencana buat ruang keluarga berasa kamar buat kalian, jadi biar bisa kumpul terus disana" jelas George
"Oh bagus ide papah" Aleta mencium sebelah pipi orang tuanya bergantian.
"Oh iya pah, kemarin Aleta mau beli online barang barang BT21 boleh ga?"
"Boleh, apa pun yang kamu mau sayang"
"Makasih papah" lalu memeluk George erat
"Yaudah sana cari barang barang yang kamu mau buat hias ruang keluarga" Aleta mengangguk.
Aleta berkeliling mencari bunga untuk menghias ruangan tersebut. Namun dari kaca toko tersebut Aleta melihat toko mainan, ia segera menghampiri papahnya.
"Pah aleta mau kesana" ujar aleta, George melihat tempat yanh dituju Aleta lalu mengangguk
"Panggil kakak kakakmu" Aleta segera memanggil kakak kakaknya, dengan cepat kedua kakaknya berkumpul.
"Kalian kesana dulu sama mamah, papah mau bayar ini dulu" semuanya mengangguk dan Langsung pergi kesana.
Saat memasuki toko tersebut pandangannya jatuh ke Merch BT21 dihadapannya.
"Mah mau ini" Carlita mengangguk, Aleta mengambil 3 box mainan itu, lalu memasukkannya ke keranjang. Ia berkeliling mencari cari dan ia menemukan boneka idolanya yang berbentuk seperti ken di Barbie. Lalu ia mengambil masing masing satu setiap membernya. Dan kembali memasukkannya keranjang. Dan kembali berjalan, Namun tiba tiba
Bruk...
Aleta menabrak seseorang, ah bukan aleta yang menabrak namun keranjang yang ia dorong .
"Awwh" keluh seseorang sembari mengusap jari jari kakinya yang terkena roda keranjang
"Maaf Aleta gak sengaja" aleta menunduk menyesal
"Kalo dorong keranjang liat liat dong" terdengar familiar, aleta mengangkat wajahnya dan meneliti orang yang dihadapannya
"Loh Raga" Raga yang sadar dengan suara itu pun mendongak melihat Aleta yang ada dihadapannya.
"Maaf ya ga" Raga hanya mengangguk dan tatapannya jatuh kepada keranjang belanjaannya, masih kaya anak kecil pikirnya.
"maaf yaaaa" Raga kembali mengangguk, namun ia segera meninggalkan Aleta karena ada panggilan anak kecil, membuat Aleta menyerengit bingung.
"Aleta" Carlita datang sembari menarin Aleta, ia memperlihatkan koleksi BT21 di toko tersebut.
"Mah kok mamah bisa nemu ini si?" Tanya aleta berbinar
"Mamah gitu loh"
"Aleta boleh beli?"
"Boleh sayang apapun yang kamu mau"
Aleta tersenyum ia mengambil camping car, dan mengambil figure kartunnya lalu memasukkannya ke ranjang
"Makasih mah"
"Sama sama sayang" jawab Carlita sembari mencium pipi Aleta gemas
~
Mereka pulang pukul 8 malam, mereka langsung mandi dan berkumpul di ruang keluarga. Mereka membereskan barang-barang agar besok mudah di tata, karena perabotan akan datang besok.
~
Pagi seperti biasa, melakukan rutinitas paginya, lalu berangkat sekolah. Dan Kini ia berada di kelas Raga untuk memberikan coklat yang ia beli kemarin sebagai permintaan maaf, tentu saja hanya alasan.
"Makasih" Aleta tersenyum mendengar penuturan Raga
"Oh iya, kemarin Raga sama siapa? Anak Raga ya?"
"Iya anak gue" Aleta menatap Raga kecewa, namun ia kembali merubah wajahnya menjadi ceria kembali
"Oh.... Gak papa sih kalo Raga punya anak, yang penting gak punya istri" Raga mendelik, bagaimana ada manusia yang pikirannya sangat pendek seperti Aleta.
"Mana ada orang punya anak tapi gak punya istri" Celetuk Raga membuat Aleta membalikan badannya
"Jesicca! Kenapa Jesicca gak bilang kalo Raga udah punya istri sama anak?!" Teriak Aleta membuat pandangan murid yang ada dikelas tersebut tertuju padanya, namun diiringi tawa.
"Lo mau aja sih dikibulin sama kulkas" jawab Jesicca tak kalah keras
"Oh jadi Raga boongin Aleta ya" Aleta langsung membalikkan badannya lagi menghadap Raga yang sedang merebahkan kepalanya di meja.
"Lagian lo gampang banget dikibulin, dah sana pergi. Bentar lagi masuk" Mendengar itu Senyum Aleta terbit
"Cie perhatian"
"Serah lo"
"Yaudah Aleta masuk kelas dulu, dah sampai jumpa dikantin"
Aleta masuk ke kelas dan duduk di kursinya dengan wajah bahagia. Rara yang melihat itu tidak perlu bertanya dan tidak membutuhkan jawaban karena sudah pasti karena Raga.
~
Bel istirahat berbunyi...
Aleta dan sahabat sahabatnya pergi menuju kantin, saat sampai dikantin ia melihat Dua orang cowok sedang makan di meja pojok. Siapa lagi jika bukan Raga dan Julian. Aleta segera memesan makanan dan minuman.
Setelah menunggu beberapa saat, ia membawa Nampannya menuju meja Raga. Ia mendudukkan dirinya disebelah Raga.
Rara dan Jesicca melihat itu, membiarkannya. Biarkan Aleta seperti itu, selagi Raga masih bersikap baik baik saja, mereka tidak akan ikut campur.
"Hai raga" sapa aleta, namun yang disapa justru mempercepat makannya.
"Ga disapa tuh" ucap Julian sembari membunyikan piring Raga.
"Ngapain?" Tanya Raga
"Makan sama calon pacar"
"Oh julian?"
"Bukan, calon pacar Aleta Raga"
"Gua bukan calon pacar lo"
"Oh berarti pacar Aleta dong"
"Gak dua duanya, lo bisa gak sih gak ganggu gua, urusan lo sama gua udah selesai" Aleta menatap Raga dengan mata yang berkaca-kaca, namun ia tetap menampilkan senyumnya.
"Yaudah deh Aleta pergi, selamat makan Raga, Julian"
Aleta pergi ke meja sahabat sahabatnya, melihat itu bukannya senang tapi hati nya malah sesak
Gua gak mungkin suka sama dia batin Raga sembari menggeleng geleng
"Kenapa lo? ditolak?" Tanya Rara diangguki oleh Aleta
"Gak papa, nanti lo usaha lagi, sekarang makan. Inget ta kita berdua selalu ada disamping lo, lo mau curhat ada kita, lo butuh saran bisa tanya ke kita, kita bakal dukung lo ta"
"Apa perlu gue habisin dia sekarang?" Celetuk Jesicca membuat Aleta sontak menggeleng
"Makasih ya rara sama Jesicca selalu support Aleta" mereka berdua mengangguk
~
Pulang seperti yang sudah direncanakan, Kenzio meninggalkan aleta di gerbang. Sahabat sahabatnya juga meninggalkannya disana, ia menolak mereka yang berniat menunggunya.
Sudah 15 menit ia berdiri disana, namun tidak ada tanda tanda ciri mobil yang diberitahu Jesicca.
Tetapi tiba tiba mobil hitam berlogo Lamborghini dengan plat nomer yang diberitahu Jesicca mulai terlihat
"Rag...." Panggilannya terhenti saat melihat mobil hitam itu berjalan melewatinya.
Kalau gini ceritanya mending Aleta pulang sama kak kenzio aja batin Aleta sedih, menatap nanar mobil itu yang kian menjauh.
Ia pun berjalan menuju halte dan menunggu bus berikutnya datang. Namun setengah jam ia menunggu, tidak ada bus yang datang padahal 10 menit yang lalu seharusnya ada.
Matanya terbelalak saat mobil hitam berhenti dihadapannya. Aleta tau itu mobil Raga, tak lama kaca mobil terbuka
"Mau ikut gak?" Tanya Raga dengan suara dinginnya, mau tidak mau walaupun emang mau, Aleta masuk kedalam mobil.
"Kenapa balik lagi?" Tanya aleta
"Lo mau gue suruh turun lagi?" Sontak Aleta menggeleng dan memasang seat belt. Keheningan menyelimuti mereka berdua. Bosan dengan keadaan ini Aleta akhirnya memutuskan menyalakan iPhonenya dan membuka aplikasi Line.
Ia berniat memasukkan id line Raga, karena ia kemarin lupa dan tidak sempat memasukkan id nya. Setelah memasukkannya, dan ia pun berteman dengan Raga.

°•ALETA•°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang