3. Siapa Bella?

377 21 9
                                    

Siang ini, Angga cepat pulang dari cafe karena keinginannya yang mau cepat-cepat pulang. Entah kenapa dia selalu saja risau, padahal tidak ada masalah apa-apa dalam dirinya.

Pengunjung datang seperti biasanya dan para pelayan juga melayani dengan baik. Atau mungkin hanya mood Angga saja yang kurang baik.

Angga menaiki motor matic miliknya, yang sudah menemaninya sejak 1 tahun yang lalu. Motor yang dia beli dengan jerih payahnya sendiri, tanpa meminta Ibu sepeser pun.

Sebenarnya Ibu sudah menyiapkan mobil untuknya, namun dia menolak. "Mobil itu bukan Angga yang beli Bu, Angga gak mau. Angga akan naik mobil itu kalau Angga sendiri yang beli." Angga anak yang disiplin, sejak Mamanya meninggal dan Papanya pergi entah kenapa dia menjadi sosok remaja yang mandiri. Hampir semua yang dia lakukan tidak meminta kepada Ibu.

"Pasti Nadya suka, tapi harusnya aku beli banyak gak cuman 1 doang." Celoteh Angga saat turun dari motornya sambil membuka tas belanjaannya.

Tak lama langkah Angga terhenti, seperti ada yang aneh di dalam rumahnya. Suasana begitu ramai, teriakan Nadya pun terdengar sampai luar. Angga tidak terlalu menghiraukannya dan langsung bergegas masuk ke dalam.

"Assalamu'alaikum." Ucap Angga.

"Wa'alaikumussalam." Jawab orang-orang yang berada di dalam rumah, ada Ibu, Nadya dan Bella.

Angga mematung sambil memaksakan bibirnya agar tersenyum tetapi susah, sangat susah. Bella ada di rumahnya.

"Bella sudah sembuh, tapi kepalanya masih terasa sakit sedikit." Ucap Ibu sambil tersenyum.

"Kak Bella jadi bisa main sama Nadya lagi, hehe." Sambung Nadya dengan suaranya yang lugu.

Angga memberikan tas belanjaannya kepada Nadya. "Ini Kakak beliin cemilan buat kamu, dihabisin ya."

Nadya tersenyum, kemudian Angga mengacak rambut Nadya.

"Kak, jalan-jalan yuk sama Kak Bella." Nadya menarik tangan Angga yang hendak pergi ke kamarnya.

"Jalan-jalan?"

"Iya, Nadya pengen banget jalan-jalan sama kalian berdua. Dari tadi dia ngomongin ituuu terus, Ibu sampai bosan dengarnya." Kata Ibu sambil tertawa.

Angga menghela nafas. "Nadya, Kakak masih banyak kerjaan, kapan-kapan aja ya."

"Maunya sekarang!!!"

🥀🥀🥀

Langit yang cerah menemani mereka bertiga. Sambil melihat pantai yang banyak dikunjungi oleh orang-orang.

Iya, Angga sekarang bersama dengan Bella dan Nadya. Wajah Angga sangat kecut, dia tidak menikmati jalan-jalan kali ini. Lebih baik dia tadi tidak pulang cepat-cepat.

"Nanti aku pulang naik ojek online, kamu bisa bawa mobilnya sendiri kan?" Angga membulatkan matanya ke arah Bella. Sebenarnya Angga memang bisa nyetir, namun mengingat mobil di rumahnya, ah sudahlah.

"Tapi aku masih nggak kuat nyetir."

"Harusnya di awal kamu gak usah taruh mobil kamu di rumah Ibu. Jadinya begini kan, kamu buat aku jadi ribet tau nggak."

Bella menengadahkan wajahnya di bawah wajah Angga.

"Kenapa kamu benci banget sama aku?"

Angga menatap Bella.

"Aku nggak benci kamu, tapi aku nggak suka dijodohin sama kamu. Kalau Ibu nggak jodohin kita berdua, aku mau aja temenan sama kamu."

"Maksudnya gimana sih Ngga, kenapa kamu nggak mau dijodohin sama aku? Aku kurang apa? Aku salah apa?" Tanya Bella, matanya sudah mau berkaca-kaca.

"Kamu terlalu sering ngajakin aku jalan, pergi, makan, atau apalah, yang buat aku itu gak fokus sama kerjaan aku." Angga beranjak dari duduknya. "Ayo kita pulang." Ucapnya kemudian.

Angga memanggil Nadya yang tengah bermain pasir pantai. Dia hanya bingung dengan apa yang terjadi dengan Kakaknya.

Bella menyusul di belakang. Dia belum terlalu sembuh setelah kejadian waktu itu. Kepalanya masih terasa pusing. Separuh keinginannya dia ingin Angga perhatian dengannya, namun cara yang dia lakukan kali ini salah.

🥀🥀🥀

"Kak Angga, kenapa jalan-jalannya cepat banget sih?! Kan Nadya mau ke mall." Rengek Nadya yang berada di kamar Angga.

Angga menghela nafas, harus dijelaskan dengan cara apa untuk adiknya yang masih sangat kecil ini. Dia masih tidak terlalu faham.

"Lain kali aja ya, nanti kita pergi kemana pun yang Nadya mau." Ucap Angga.

"Tapi perginya sama Kak Bella."

Angga mendekati Nadya. "Kita berdua aja."

"Sama Kak Bella! Pokoknya Nadya mau sama Kak Bella! Kenapa sih Kakak gak suka kalau Nadya ajak Kak Bella!"

Nadya berlari keluar, menutup pintu kamar Angga dengan kuat hingga menimbulkan suara yang sangat nyaring. Dia menangis.

Angga mengusap jidatnya. Seakan-akan Bella membawa masalah yang begitu besar, hingga Nadya pun selalu memiliki keinginan untuk mengajak Bella kemanapun jika ingin berpergian dengan Angga. Tidak ada yang salah dengan keinginan Nadya, tetapi Angga tidak bisa menerima itu semua.

Sebenarnya ada apa dengan Nadya dan Bella? Batin Angga.

Jangan lupa vote ❤️

AnggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang