5. Bella Ke Luar Kota

232 13 12
                                    

Angga celingukan melihat di sebrang jalan. Namun, tidak ada seorang pun yang lewat di sana. Hanya ada motor dan mobil lalu lalang.

"Bapak salah lihat deh kayaknya." Ucap Angga, memastikan bahwa tidak ada yang lewat satu pun.

"Tadi ada, saya lihat barusan."

Angga menggaruk kepalanya. "Ya udah Pak, kita masuk ke dalam aja dulu."

"Tapi saya mau ketemu sama anak saya disana." Bapak itu mengelak.

Angga bingung harus mengatakan apa, di sana benar-benar tidak ada orang sama sekali.

"Saya kangen banget sama anak saya."

"Kita ke dalam aja dulu ya Pak, di sini panas, kita makan dulu di dalam." Angga memegang bahu Bapak itu dan membawanya masuk ke dalam restoran.

1 jam kemudian.

Mata Angga melihat Bella sedang menuju ke salah satu meja di dalam restoran. Bella lewat tepat di belakang Bapak petugas pemakaman itu.

Namun Bella tidak mengetahui kalau ada Angga di situ karena Angga menggunakan topi. Angga bingung harus berbuat apa. Bapak itu tidak boleh bertemu dengan Bella terlebih dahulu.

Alhasil Angga memanggil salah satu pelayan.

"Saya pesan ini, ini, sama ini, totalnya sekitar 200 ribuan, ini saya bayar 500 ribu kembaliannya ambil aja." Angga berbicara agak pelan di telinga pelayan itu.

"Baik, terima kasih." Ucap pelayan itu.

"Pak, saya antar Bapak pulang ya."

"Tapi sa-"

"Besok saya temuin Bapak ya, sekalian saya ke makan Mama saya." Pinta Angga dan akhirnya Bapak itu menyetujui.

🥀🥀🥀

"Angga kamu dimana?"

Tiba-tiba saja Ibu menelpon Angga setelah mengantarkan Bapak petugas pemakaman itu ke rumahnya.

"Lagi diluar Bu, ada apa?"

"Bella mau keluar kota kamu udah tau apa belum."

"Angga gak mau tau Bu." Jawab Angga sedikit agak kesal kalau tentang Bella.

"Kok gak mau tau, harusnya kamu temani dia jalan-jalan hari ini."

"Lagi banyak kerjaan Bu, dekorasi cafe belum selesai. Lagian kenapa sih Ibu selalu maksa Angga buat selalu sama-sama Bella."

"Kamu ngebantah Ibu, ya!"

"Angga bukannya ngebantah, tapi Angga gak mau dijodohin sama Bella Bu!"

Angga mematikan telponnya, dia tau bahwa hari ini dia telah berbicara kasar kepada Ibunya. Dia berharap kalau Ibunya faham dengan apa yang dia rasakan saat ini.

Angga memasukkan handphonenya ke dalam saku jeans yang dikenakannya dengan kasar. Tak lama dia menyalakan motornya dan langsung menuju kembali ke cafe.

🥀🥀🥀

"Kayak Bella." Ucap Angga pelan.

Saat sedang berhenti karena lampu merah, Angga melihat Bella bersama seorang cowok yang terlihat asing di matanya.

Bella tengah menggelayuti tangan cowok itu dan tampak sangat mesra. Angga berniat ingin menghampirinya namun tidak jadi karena dia ingin memantau Bella terlebih dahulu dalam beberapa hari.

Lampu merah berganti menjadi hijau, Angga pun langsung jalan dan matanya masih melihat Bella.

Setelah sampai di cafe, Angga langsung menuju ke ruangannya. Dia menghempaskan badannya di atas kursi miliknya yang sangat empuk. Sambil berangan-angan, dia berpikir kalau ingin pergi ke luar kota mengikuti Bella.

Loh? Kenapa?

Seperti yang ada di dalam pikiran Angga, Bella seperti menyembunyikan sesuatu. Buktinya tadi dia bersama dengan cowok lain. Bella mendekati Angga setiap hari namun dia sendiri malah bersama cowok lain.

Sangat aneh.

Bella pergi ke luar kota, tapi kota mana? Batin Angga.

Sepertinya ini suatu hal yang asik kalau dia mengikuti Bella.

🥀🥀🥀

Di rumah Angga.

"Bu, Angga mau pergi ke luar kota, ada teman Angga yang mau eksperimen buat kopi rasa baru." Ucap Angga yang tengah duduk di sofa, sedangkan Ibu sedang menonton TV.

"Ke luar kota? Sama-sama Bella?"

"Enggak lah Bu, kan tadi Angga udah bilang, teman Angga ada yang mau eksperimen buat kopi rasa baru."

Ibu terdiam sejenak. "Berangkat sama siapa?"

"Sendiri."

"Udah kasih tau Bella belum, kalau kamu mau pergi?"

"Bella nggak usah di kasih tau Bu, dia kan mau pergi ke luar kota juga, kotanya pun beda." Jelas Angga sambil memakan cemilan di atas meja.

Tak lama Ibu terdiam lagi. Mungkin dia lelah jika berbicara dengan Angga dan membawa Bella di dalamnya, itu akan membuat Angga malas untuk membahasnya.

Tapi...

Ternyata tidak.

"Ibu sudah menyiapkan kalian baju untuk tunangan nanti."

"Hah? Tunangan?" Angga hampir saja tersedak makanannya. "Se, sebelumnya Ibu belum ada bilang ke Angga, jadi Ibu jangan langsung nyiapin gitu aja dong, Ibu bicarakan dulu ke Angga."

Ibu mengusap jidatnya. "Ibu mau kamu nikah."

"Masih banyak wanita lain di sana selain Bella, kalau Angga nggak mau Bella gimana?"

Angga beranjak dari duduknya dan langsung pergi menuju ke luar—menyalakan motornya dan langsung pergi lagi entah kemana.

Jangan lupa vote ❤️

AnggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang