Si mata minus yang berkacamata seringkali ditanyain,
"Kalo kamu nggak pake kacamata, bisa liat ini berapa nggak?"—sambil nunjukin tangan berjumlah di depan si minus.
Maap, ini dia minus, enggak buta.
Si orang berkacamata banyak yang dianggep pinter, tapi kalo misal nggak sesuai realita?
"Ih, kirain dia pinter. Ternyata pinteran gue," kata si nggak berkacamata, tukang nyinyir.
Si orang berkacamata banyak yang dianggap ganteng—kalo mukanya setara sama pemeran Harry Potter atau Peter Parker—dan yang nggak cakep suka dikatain culun.
Si orang kacamata banyak yang bilang keliatan independent keren, nyatanya manusia enggak bisa dinilai berdasarkan dia berkacamata atau enggak.
Ada juga fenomena di Twitter yang mana nulis "Pria berkacamata sering berulah" dengan menampilkan foto-foto laki-laki yang kena skandal.
Deddy Susanto PJ, Reynhard Sinaga, dll.
Judul dari candaan itu ngebuat temenku yg berkacamata sampe pindah softlens karena banyak yang becandain "Wah, berkacamata nih kayak mereka yang disebut namanya di atas". Matanya berakhir di operasi karena softlens-nya nyangkut di tempat yang bukan semestinya.
Bukannya kebejatan seseorang nggak bisa dinilai dari kacamatanya? Bukannya baik buruknya seseorang nggak bisa dilihat dari seberapa besar ukuran lensanya?
Tolong, becanda liat-liat juga. Dunia semakin bodoh dengan melakukan apa pun demi ngebuat enggak dihina, melakukan apa pun demi enggak di-cap aneh-aneh dan sebagainya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Diary of Insecurities
AcakHanya kumpulan rasa insecure yang ada di kepala. Enggak ada niatan apa-apa, cuma mau bilang kalau rasa insecure itu manusiawi. Semua manusia pasti pernah ngerasa insecure sama suatu hal. Dan juga ... beberapa pemikiran random lainnya. Shitposting sa...