Prolog

521 20 0
                                    

Sandara Euginia

Tiiiiiinnnn!!! Bruk! Brak!

Rasa sakit di sekujur tubuhku ini membuatku susah untuk berdiri, di jalan sepi ini aku dan ayahku tergeletak begitu saja.

Tetapi kurasa seseorang yang menyetir mobil tadi, yang tepatnya mobil yang menabrak kami itu keluar dari mobilnya dan melihat kearahku lalu ayahku dengan tatapan kesal, putus asa dan takut, aku menatapnya dengan tatapan meminta belas kasih tetapi yang dia lakukan adalah meninggalkan ayahku dan diriku yang masih memakai seragam SMA kotor karena terlempar dari motor, pelipisku yang mengeluarkan cairan merah membuat rasa nyeri tetapi rasa itu tidak kupedulikan, yang ku harapkan saat ini adalah ayahku selamat, ayah sudah pingsan dan helm yang dia pakai sudah terlempar entah kemana, kepala bagian belakangnya yang mengeluarkan banyak darah membuatku semakin takut kehilangannya.

Tidak lama kemudian ambulance datang membawa ayah dan aku ke rumah sakit.

Bunda, Kak Sandi aku rindu kalian.

Ricky, maaf jika kita tidak bisa bertemu lagi, aku janji akan bertahan demi kamu, kurasa kita tidak akan bertemu di Universitas Tugu secepat yang kita janjikan, kurahap kau datang menjengukku.

Vira, kau jangan sedih lagi ya, kau teman terbaikku, aku janji akan selalu ada untukmu.

Aku memikirkan semua orang yang kusayang, aku belum bisa meninggalkan mereka semua, aku takut, mataku sudah terlalu berbayang bayang, aku tidak bisa melihat jelas langit langit mobil ambulance yang kunaiki.

AmnesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang