4

207 13 2
                                    

Aku selalu di sibukan dengan pekerjaanku, sehingga tidak ada waktu untuk menolong hantu hantu ini tapi mereka selalu saja mengganggu, apa yang harus kulakukan.

Hantu anak kecil yang sekarang ada didalam ruangan desainer ini selalu meminta agar aku menyanyikan lagu kesukaannya, aku merasa sudah gila, aku tidak ingin desainer lain menganggapku aneh, aku sudah pernah ketahuan berbicara sendiri oleh Fero rekan kerjaku, Fero itu terlihat seram sekali mukanya, mungkin saat aku bilang aku bisa melihat hantu dia akan langsung melarikanku ke rumah sakit jiwa, lalu apa yang harus kulakukan dengan anak laki laki ini?

"Aku bakal ngelakuin apa yang kamu mau, tapi jangan disini"

Anak itu mengangguk dan langsung mengikutiku.

Aku keluar dengan taksi menuju Cafe King, aku tahu kalau sore sore begini pasti Vira sedang bekerja disana karena dia berkuliah di pagi hari.

Aku melihat Vira sedang membuat kopi, dan hantu anak ini masih ada di sampingku sekarang, aku tidak pernah tahu lagu satu satu aku sayang ibu jadi aku perlu bantuan Vira.

"Vira"

Aku memanggilnya pelan dari meja bar.

"Ada apa Ra?"

"Lo mau ga nyanyi lagu satu satu aku sayang ibu? Gue ga tau lagu itu, lo mau ya please"

Vira mendekatkan kedua alismatanya dan menatapku aneh

"Loh, kenapa gue harus nyanyi?"

"Mumpung cafe ini sepi lo harus bantuin gue, udah nyanyi aja, hantu di sebelah gua mau denger lo nyanyi, abis itu gue janji bakal pulang"

Akhirnya Vira pun bernyanyi dengan suara agak pelan, hantu anak laki laki itu tersenyum senang, selesai Vira bernyanyi anak itu menghilang, aku tidak mengerti kenapa dia menghilang, aku tahu dia masih tidak tenang karena dia menghilang tanpa cahaya, sepertinya dia hanya berpindah ke suatu tempat.

Sebaiknya aku tidak langsung pulang, aku minum kopi disini saja dulu karena pulang sore itu jarang terjadi, biasanya aku harus lembur untuk menyelesaikan desainer baru untuk musim dingin.

Aku duduk di samping jendela, tempat dimana aku bertemu dengan Derry.

Tiba tiba langkah kaki terdengar dibelakangku

"Permisi, boleh aku duduk disini?"

Aku sangat kaget dan langsung mempersilahkannya duduk, setelah duduk, orang itu menghela nafasnya dan menggerutu.

"Kenapa saya kesini? Saya merasa ada sesuatu yang menarik saya untuk kesini, padahal dulu ini tempat yang paling saya benci, saya iri melihat kebebasan orang orang di luar dari jendela cafe ini, apakah kau tahu apa yang membuat saya kesini? Jangan dijawab! Saya tahu saya gila"

Derry benar benar tidak berubah, sikap lugunya yang lucu itu membuatku ingat semua kenangan dengannya di cafe ini.

"Kamu orang yang kemarin bekerja di BlueMoon kan? Saya tidak tahu rasanya ada sesuatu diantara kita, dan kita bertemu di cafe ini dengan secara tidak sengaja karena ada sesuatu yang menarik saya, apa itu mungkin kamu yang bikin saya ke sini? Oke itu ga penting, mmmm..... apa kamu sering kesini?"

Dia melanjutkan ocehannya yang aneh itu, mana mungkin aku yang membuatnya kesini, aku saja tidak melakukan apapun sedari tadi.

"Dua tahun yang lalu saya sering kesini, dua tahun yang lalu juga saya bertemu dengan hantu yang special disini, bapak mungkin gila tapi saya lebih gila"

Aku tersenyum kecil kearah wajah kebingungan itu, lalu menyedot Es Kopi ku.

"Saya sering ke BlueMoon cuma mau ngeliat kamu, apa saya tertarik karena kamu special? Kamu benar bisa melihat hantu? Saya percaya hal seperti ini suatu saat dapat terjadi"

Aku tidak tahan memberi tahu semuanya padanya, dan ini saatnya.

"Ya... Dua tahun lalu bahkan aku bertemu bapak disini--"

"Stop! Jangan panggil saya bapak, panggil saya kakak, karena saya yakin kalo kamu ga jauh beda umurnya sama saya, tapi... kamu bertemu saya?"

Dia memotong saat aku bicara dan hanya karena ingin dipanggil Kakak? dulu aku memanggilmu Derry, ternyata yang kau inginkan itu panggilan kakak

"Iya, kalau kakak ingat ingat, dua tahun lalu kakak sakit kan? Kakak jatuh dari kuda lalu pingsan dan dibawa kerumah sakit, lalu kakak koma selama 3 bulan dan saat kakak bangun kakak akan dijodohkan oleh kakak perempuan Ricky bernama Alexa"

"Saya tahu ada yang aneh dengan kamu, jadi kamu melihat hantu--"

"Ya! Hantu Derry Deryan, yang senang duduk di Cafe ini dan melihat keluar jendela"

Derry meminta aku menceritakan semuanya, lalu aku menceritakan semuanya dan diantarnya aku pulang, saat aku bercerita dia hanya diam dan mendengarkan, saat aku selesaipun dia diam dan akhirnya menawarkan tumpangan.

Setelah sampai di gerbang rumahku, aku keluar dari mobil, begitu juga Kak Derry.

"Boleh minta sesuatu?"

Dia haus?

"Iya?"

"Jabat tangan saya, sekali saja, saat saya berjabat tangan denganmu di kantor saya merasa sangat nyaman dan tidak ingin melepaskannya, boleh saya mencobanya sekali lagi untuk meyakinkan diri saya?"

Apa maksudnya? Meyakinkan diri? Aku juga merasa hal yang sama saat berjabat tangannya dan itu membuatku semakin sulit melupakannya, dia mau aku tersiksa?

"Yakinin apa? Udah kakak mending pulang udah malem, besok saya ga mau ketemu kakak lagi, jangan cari saya"

Aku berbalik dan membuka gerbang pintu, tetapi saat Kak derry tiba tiba berbicara aku berhenti membuka kunci yang berdenyit itu.

"Umur saya sudah 27 tahun sekarang, ibu saya bilang saya harus cepat menikah, tetapi saya benar benar tidak suka dijodohkan, untungnya Alex tidak suka dengan saya dan dia pergi ke Amerika untuk membawa pacarnya dari sana, dan saat saya melihat Sandara yang seorang desainer di BlueMoon hati saya mengatakan dia jodohmu, saya mau kamu menikah dengan saya, saya ga pernah peduli kamu siapa, kita baru kenal satu hari dan sebagainya, mulut ibuku ituloh, benar benar menyebalkan, jadi sebaiknya kamu terima lamaranku ini"

Kau hanya mempermainkanku Kak, memangnya kau kira aku semudah itu? Aku tidak ingin seperti ini, kau tidak tahu aku, aku tidak ingin menatapnya akupun berhasil membuka kunci gerbang ini.

"Pergi dan jangan temui aku"

Aku masuk ke dalam rumah dengan perasaan yang aneh.

*****

"Hai tante!"

Masih jam 7 pagi dan dia disini? Aku keluar dari rumah bersama Bunda jadi pastinya bukan aku yang dipanggil tante olehnya.

"Itu temanmu Dara?"

Setelah bunda tersenyum pada lelaki itu dia bertanya padaku.

"Ya..... kayanya sih begitu, bunda aku berangkat dulu ya"

Aku pergi ke gerbang dan sekarang aku ada di depan Derry, aku sangat tidak mengerti kenapa dia begitu egois, aku memang masih menyukainya, bukan! tetapi sangat menyukainya. Tapi jika kalian pikirkan, bukankah ini aneh?

"Ayo saya antar kamu hari ini"

Nah! Kalian pikirkan sekarang, betapa kesalnya saat aku sudah sulit melupakannya lalu dia meminta aku kembali padanya dengan mudah, dia pikir aku apa? Aku tahu bagi dia kita baru saja bertemu tapi bagiku? Dia itu hanya masa lalu.

"Tidak usah, saya naik taksi aja"

"Kamu menghindar karena kamu udah punya pacar? Kamu bilang dulu saya suka kamu, dan kamu suka saya, lalu sekarang? Perasaanmu sudah berubah?"

"Belum dan belum, oke kita ulang dari awal, anggap ini pertemuan pertama"

Aku tahu ini yang kamu mau Derry, aku akan ikut dalam permainanmu, jika kau bisa membuktikan kau tidak akan menyakitiku lagi, aku akan menikah denganmu.

"Jadi kamu bakal naik mobil saya dan jadi teman saya?"

"Menurut kakak?"

Aku langsung membuka pintu mobil dan naik kedalamnya.

AmnesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang