Sandi&Anggi Wedding

206 11 2
                                    

Sandara pov

Aku sudah siap dengan gaun putih sedengkul sebelum para tamu datang, jantungku serasa ingin copot padahal ini bukan pernikahanku.

Ternyata Kak Derry juga datang sebelum yang lain, tubuhnya yang tinggi dan gagah itu dibalut dengan kemeja putih, jas hitam dan celana panjang hitam, terlihat mirip seperti Nichkhun dari 2pm, mungkin karena alisnya yang tebal dan senyumnya yang lucu pagi ini.

"Dara! Kamu lagi apa? Wow! Gimana kamu bisa secantik ini?, oh ya, Kak Sandi mana?"

Kurasa dia kaget melihatku yang sedang memutari gedung pernikahan yang kosong ini, tapi apa yang dia lakukan disini? Pernikahankan dimulai jam 9 pagi itu berarti 30 menit lagi.

"Dia masih ada di ruang make up, kamu datang pagi kak? Kenapa?"

Dia menggaruk tengkuk lehernya, mukanya berubah menjadi merah muda, sebenarnya ada apa?

"Mm... anu, sebenarnya undangan pernikahan itu hilang, jadi aku langsung aja datang ke sini"

Aku tertawa sedikit, apa yang terjadi sehingga undangan itu bisa hilang, tapi untungnya dia tahu tempatnya.

"Jangan ketawa dong"

"Abis kamu lucu, iya iya aku ga ketawa"

Aku berusaha membalikan ekspresiku ke semula.

******

Saat semua acara inti sudah dilakukan aku dan Kak Derry mengambil minum dan mengobrol, dari kejauhan ini aku dan Kak Derry memperhatikan Kak Sandi yang terlihat paling tampan diantara para tamu yang datang dan Kak Anggi yang pastinya cantik sekali memakai baju yang sewarna dengan Kak Sandi, mereka berdua terlihat sangat cocok.

Tiba tiba sepasang tamu yang kurasa aku mengenalnya naik ke atas altar dan memberi selamat kepada Kak Sandi dan Kak Anggi, ada apa dengan mereka berdua? Aku pun mulai curiga.

Langsung saja setelah mereka turun dan mengambil minum aku memanggilnya karena sekarang mereka berdua tidak jauh jaraknya dariku dan Kak Derry.

"Ricky! Vira! Lo dateng berdua? Lo harus jelasin ke gue"

Mereka berdua memasang tampang kaget dan berjalan kearah kami.

"Sorry Ra, sebenernya dua minggu yang lalu abis jenguk lo kita berdua jadian"

Vira menjelaskan, dan sekarang aku tahu apa maksudnya Ricky sering mengantarkan kopi ke kantor.

"Ternyata setiap sore Ricky memberiku kopi bukan karena dia memang mau memberiku tapi ingin bertemu Vira di Cafe"

Ricky tertawa sedikit, tiba tiba seseorang memanggilku dari belakang

"Dara!!"

Ternyata itu Roy, dia bersama siapa? Hah? Alexa? Kenapa hari ini banyak sekali kejutan.

Mereka berjalan kearah kami

"Hai Roy, loh? Kak Alex?"

"Iya Dara, kamu kaget ya? Mmm kita baru ketemu dua minggu yang lalu kok"

Kak Alexa tersenyum kearahku,

Dan aku hanya berkata 'ooh'.

kenapa semua orang memanfaatkan ku? Kukira kak alexa benar benar ingin menjadi sahabatku, karena itu dia sering datang ke kantor dan mengobrol denganku.

Seseorang dengan PSPnya datang kearah kami, saat dia sudah ada di dekat kami dia mematikan PSPnya dan berkata.

"Kakak kakak sekalian, dan Dara, aku tahu kalian sudah berpasangan dan aku yang kesepian ini juga mau ikut obrolan kalian, kenapa aku single? Karena aku masih terlalu kecil buat pacaran jadi--"

Sebelum Gerry menyelesaikan omongannya aku berteriak menyapa sepupuku yang berumur 1 tahun lebih muda dariku itu.

"Lidera!!"

Dia menengok kearahku dan berjalan kearah kami, sebenarnya ini seperti bukan pernikahan Kak sandi melainkan perkenalan keluarga tetapi ya tidak apalah kan sekalian.

"Semua kenalin ini Lidera, sepupuku yang baru aja pindah ke Jakarta"

Lidera berjabat tangan teman temanku dan yang terakhir dia menjabat tangan Gerry, sedari tadi kuperhatikan, mata Gerry tidak pernah lepas dari Lidera.

"Lidera"

"Gerry"

Mereka menggenggam tangan satu sama lain lumayan lama sampai sampai Kak Derry meledek mereka.

"Ehem! Tadi siapa ya yang bilang kalo ga mau punya pacar...."

Kami tertawa, tetapi setelah itu Gerry langsung melepaskan jabatannya.

"Mmm... Lidera, kamu mau aku ambilin es krim? Tunggu disini ya"

Dengan semangat Gerry langsung pergi tanpa menunggu jawaban Lidera, dasar anak itu.

"Hei Gerry!"

Lidera mengejar Gerry dengan pelan karena gaun panjang berwarna peachnya, mungkin dia takut Gerry mengambil es krim vanila yang tidak dia sukai.

Kami hanya terdiam melihat kelakuan mereka berdua lalu setelah beberapa detik kami semua tertawa malu

Betapa bahagianya aku hari ini.

******

Setelah pesta selesai, aku duduk di bangku tamu yang belum dibereskan, lalu Kak Derry datang dan duduk berhadapan denganku 

"Ada apa kak?"

Dia merogoh sesuatu dari kantongnya.

"Sebenarnya tadi pagi itu... aku ingin bilang ini tapi aku masih sangat gugup jadi aku akan melakukannya sekarang"

Aku memasang tampang bingung, kak derry mendorong bangkunya kebelakang hingga ia berlutut di lantai didepanku.

Semua orang yang sedang berberes melihat kearah kami, ada sedikit keluargaku yang masih mengobrol dengan kak sandi dan Kak Anggi mengerubuti aku dan Kak Derry.

"Sandara, apa kamu mau menikah denganku?"

Aku mengangguk pelan, Kak Derry berdiri dan memakaikan cincin itu padaku.

Semua orang bersorak sambil meneriaki kata selamat dan Kak Derry tiba tiba berbicara di tengah keramaian

"Maaf ya aku ga tau gimana lagi cara ngomongnya, aku orang yang benar benar pemalu dan ga tau harus ngapain lagi sekarang, gimana kalo aku antar pulang sekarang? Atau kamu mau makan malam dulu?"

Dia memang lucu, apalagi di saat dia gugup seperti ini.

Aku mencium pipinya, dia pun terdiam dan menghentikan bicaranya yang ngaur dan tidak jelas.

Aku memukul pelan dadanya dan dia pun tersadar dari lamunannya

"Ayo pulang, aku juga malu tau"

Setelah aku berkata seperti itu Kak Derry menggandeng tanganku.

"Kita jalan jalan sebentar ya tunangan"

Aku tersenyum memperlihatkan gigi putihku.

AmnesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang