Bagian 8

43K 2.8K 226
                                    

Sudah up bagian 8

jangan lupa voted dan komment. tolong ya! jangan buat author lempar mandau ketempat kalian, yang baca 1k masa yang vote cuma 400 atau 300 sisanya kemana coba? apalagi kommen paling banyak 50. heddeh.

awas ya nakal!

Balikpapan, 26 April 2020

Senin, 02:18 Wita

***

Untuk pertama kalinya Safira menginjakan kaki di sebuah gedung berlantai tinggi dan memiliki puluhan karyawan. Safira memasuki area lobi dengan perasaan was- was. Dengan pelan ia mendekati resepsionis dan memberikan banner lecek yang ia pegang.

''Apa benar ada lowongan disini?'' tanya Safira Ragu. Ia melihat di sekelilingnya rasanya malu dengan pakaiannya.

''Oh benar, silahkan ke bagian HRD langsung ya.'' Kata resepsionis sambil keluar dari tempatnya dan mempersilahkan Safir mengikutinya. Safira memegang dadanya yang deg- degkan mereka memasuki lift yang akan membawanya ke lantai atas.

''Semua kulakukan demi si kembar.'' Gumam Safir pelan.

Ting

Pintu lift terbuka dan mereka keluar saat melangkahkan kaki Safir bertemu dengan Mariana yang nampak tersenyum dan seperti menunggu kehadirannya.

''Safira.'' Panggil Mariana penuh semangat. Safir mengangguk seraya tersenyum tak enak.

''Ibu, ini karyawan yang Pak Khiel katakan.'' Kata resepsionis itu. Safir mengerutkan keningnya begitupun dengan Mariana. Mariana tertawa pelan dan mengangguk ia mengambil alih Safira yang sudah memegang tangannya.

''Katakan padanya dia bersamaku, oke.'' Mariana membawa Safir ke ruangannya sementara Safir masih terdiam setelah mendengar nama Khiel.

''Safira, aku senang kamu akhirnya bekerja disini. Detik ini juga kamu akan bekerja.'' Kata Mariana sambil menelfon kepala OB untuk membawakan Safira seragam. Mereka baru saja sampai di dalam ruangan Mariana, di meja sana terdapat plakat ber tuliskan nama Mariana sebagai CEO.

''I- iya kak, saya terpaksa.'' Ujar Safira sambil menundukan pandangannya.

''Kenapa Safir?'' Mariana mendekati Safir dan melihat mata anak itu.

''Anakku jatuh dan butuh biaya banyak hiks.'' Tangis Safir pecah ia langsung tertunduk dan menangis tersedu- sedu. ''Anak tetangga menjatuhkan mereka ketika aku membersihi rumah. Hiks, Aku- Aku harus mencari kekurangan biayanya.'' Cerita Safir.

Anaknya berarti anaknya Arthur dan keponakannya sendiri.

''Sialan!'' umpat Mariana tak terima.

''Berdiri sayang, tenang saja.'' Mariana memeluk Safir dan membantu wanita lugu itu berdiri.

''Berapa biayanya? Dan mereka siapa yang jaga?'' tanya Mariana sambil mengelap air mata Safir.

''55 juta, itu belum yang lainnya. Suster yang jagain selama saya disini kak. Aku gak butuh uang tanpa hasil kerja. Uangku hanya kurang 15 juta.'' Jawab Safir sambil tersengguk- sengguk.

''Sekarang mereka dirumah sakit mana? Kapan mereka masuk ke rumah sakit?'' tanya Mariana khawatir.

Safira mulai menceritakannya dari awal lalu sampai ia bertekat masuk kerja disini. Bayangin Safira ke perusahaan Mariana hanya mengenakan celana pendek selutut bewarna cokelat muda dan kaos hijau lumut yang lusuh.

Safira the great young mommy (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang